Sejarah Yves Saint Laurent: Brand Fashion Paling Berpengaruh Abad Ke-20

Yves Saint Laurent (YSL) adalah merek fesyen paling masyhur di dunia. Selama empat dekade pendirinya berkuasa sebagai perancang fesyen paling berpengaruh di dunia.

Kisah tentang Yves Saint Laurent adalah kisah tentnag orang-luar dengan bakat brilian. Pada usia 21 tahun, dia menyelamatkan keberuntungan rumah haute couture, Perancis yang terhebat, mendirikan labelnya sendiri, dna menjadi perancang pertama yang mendemotratisasi fesyen kelas atas dan membawa trennya kepada busana siap pakai (ready-to-wear, prét-à-porter).

Karena itu, ia mentransformasikan cara perempuan berpakaian. Dalam prosesnya, ia membangun kelompok barang mewah baru yang berskala global.

Tonggak Sejarah Yves Saint Laurent

1936: Kelahiran Yves Saint Laurent.

1955: Saint Laurent mulai bekerja untuk Christian Dior.

1960: Saint Laurent menderita gangguan mental.

1962: Memulai usahanya sendiri, YSL dengan kekasihnya Pierre Berge.

1966: Membuka butik Rive Gauche pertama di Paris.

1968: Rive Gauche buka di New York.

1969: Rive Gauche buka di London.

1983: Metropolitan Museum di New York menggelar pameran retrospeksi Yves Saint Laurent.

1989: YSL menjual sahamnya ke publik.

1993: Perusahaan dibeli oleh Sanofi.

1998: Saint Laurent pensiun.

1999: Gucci membeli merek YSL.

2002: Saint Laurent menutup rumah fesyennya, tapi merek YSL tetap berlanjut.

2008: Kematian Saint Laurent.

Yves Henri Donat Mathieu Saint Laurent lahir pada 1 Agustus 1936 di Oran, Aljazair. Orang tuanya adalah pieds noirs alias penghuni tetap Perancis. Warna-warna hitam dan arus-dalam yang gelap pada kebudayaan Arab membentuk pola latar belakangnya sebagai putra tunggal dari ibu yang posesif dan ayah yang jauh.

Yves muda dengan ragu-ragu memulai kehidupan “terlarang” sebagai anak kolonialis asing dan sebagai remaja artistik dan homoseksual yang diganggu di sekolah. Secara sembunyi-sembunyi, ia menyalurkan hasratnya akan pria Arab, yang tidak malu berhubungan seks dengan orang Barat selama pria Arab itu memainkan peran yang dominan. (Homoseksual bisa diatasi dengan terapi seperti yang ditunjukkan dalam artikel ini)

Realisasi Pekerjaan

Mula-mula Saint Laurent ingin menjadi perancang teater. Namun halaman-halaman fesyen majalah Vogue dan Paris Match milik ibunya segera menarik perhatiannya. Pada 1953, ia mengikuti kontes prestisius yang dikelola International Wool Secretariat di Paris. Di usianya yang belia, 17 tahun, ia memenangkan hadiah juara ketiga kontes tersebut dengan tiga sketsa mantel, rok, dan setelan hitam-putih.

Ditemani ibunya, ia melakukan kunjungan pertamanya ke ibukota Perancis. Di sana sang ibu mmeesan sebuah gaun baru dari rumah haute couture Jean Patou dan memastikanYves berkenalan dengan Michel de Brunhoff, pemimpin redaksi majalah Vogue.

De Brunhoff mendorong Yves untuk mengikuti kursus desain industri di Chambre Syndicale de la Couture. Di Paris, anak lelaki berkacamata dan pemalu ini merengkuh kehidupan metropolitan. Dalam kompetisi tahun berikutnya, dia merebut tiga dari tujuh hadiah. Dia pun mulai mengakui ambisinya untuk menjadi couturier yang masyhur.

Kesempatannya datang saat ia berusia 19 tahun pada 1955. Ia ditawari pekerjaan sebagai asisten junior pada desainer terbesar saat itu, Christian Dior.

Dior lebih dari sebagai desainer. Ia adalah penjaga kebanggaan nasional Perancis yang “New Look”-nya telah sendirian merestorasi femininitas kepada perempuan setelah mengalami ketegangan dan kekerasan Perang Dunia II.

Dior memberi lingkungan yang elegan dan memikat kepada Saint Laurent sehingga ia bisa memperlihatkan bakatnya. Pada 1957, tatkala Dior tiba-tiba meninggal dunia, Saint Laurent pada usia 21 tahun, ditunjuk sebagai dauphin alias ahli waris jelas dari rumah fesyen paling berpengaruh di dunia.

Dalam koleksi pertamnya, ia bertekad untuk menciptakan perpaduannya sendiri antara elegansi dan daya tahan pakai di dalam gaya dior yang klasik. Rok bergaris-“trapeze” menimbulkan sensasi. Pers Perancis memproklamasikan “Saint Laurent telah menyelamatkan Perancis.” New York Times menyatakan, “Koleksi hari ini telah melahirkan pahlawan Perancis dari pengganti Dior, Yves Saint Lautent.”

Ini juga menjadi awal dari pekerjaan membosankan yang dari sini ia diharapkan mengulangi keberhasilan ini setiap enam bulan di hadapan persaingan yang sengit.

Melanjutkan Sendirian

Koleksi Siant Laurent selanjutnya membuang keliman lebih dari dua inci, untuk setiap musim, dibanding yang konvensional, dan kemudian mengangkatnya hingga menyingkapkan lutut. Ini menyakitkan hati sebagian pihak di pers Inggris, namun memperluas daya tarik Dior dari klien berusia-menengah hingga perempuan yang lebih muda, yang tertarik pada film-film Amerika dan budaya jalanan kelompok “beatnik” dari Left Bank.

Meski pers dan pemilik perusahaannya mengungkapkan kesenangan dankekhawatiran, kehidupan Saint Laurent terjungkir ketika ia didaftar ikut wajib militer pada 1960 untuk bertempur di Aljazair. Setelah 20 hari mengikuti pelatihan di Perancis, ia menderita gangguan mental yang berat.

Setealh secara perlahan kondisinya pulih, ia mendapati pekerjaannya di Dior telah diambil alih oleh asistennya, Marc Bohan. Saint Laurent, didorong oleh kekasihnya Pierre Berge, mengajukan gugatan kecil. Hasil ganti rugi yang ia dapat dari gugatan itu ia gunakan untuk membiayai pembukaan rumah couture mereka yang berukuran kecil. Mereka bergabung denagan dua orang mantan sejawatnya di Dior.

Berge hampir putus asa mencari dana untuk meluncurkan bisnis mereka bertemu penyelamat yang rasanya tak dapat dipercaya. Dialah “Paman Amerika,” J. Mack Robinson, milyuner yang menghimpun kekayaannya sendiri dari perusahaannya yang menjual mobil bekas dan menyewakan mobil.

Dengan dukungan Robinson, mereka membuka rumah Saint Laurent—YSL—pada tahun 1962. Koleksi yang terdiri atas 104 pakaian menarik berbagai ulasan. Berge memanfaatkan kesempatan itu dengan ahli sekaligus merasa iri karena ingin menguasai karier Saint Laurent.

Koleksi kedua Saint Laurent memadukan kecanggihan yang memesona dan kecantikan jalanan. Koleksi ini memapankan dirinya sebagai sang couturier dari arus mode mutakhir tahun 1960-an.

Pada 1965, J. Mark Robinson secara damai menjual sahamnya di YSL kepada Richard Salomon, presiden perusahaan kosmetik Amerika, Charles of the Ritz. Dengan sisi bisnis perusahaan dikemudikan oleh Berge dan Salomon, Saint Laurent dapat berkonsentrasi bekerja menemukan identitas yang sepenuhnya independen.

Di sekelilingnya berkumpul teman-teman, coterie of “muses,”di antaranya Clara Saint, Betty Catroux, dan bintang film Catherine Deneuve, serta sahabat seperti Andy Warhol, yang menggabungkan citranya, dan citra artis lain seperti Mondrian, ke dalam desain-desainnya.

Saint Laurent membuka butiknya yang pertama, Rive Gauche untuk perempuan pada 1966 di Paris. Toko ini memperoleh pemasukan $24.000 pada hari pertama.

Pada tahun 1967 dan “Summer of Love,” Saint Laurent sudah menjadi hippie yang hidup mewah. Ia membeli rumah pertamanya dengan Berge di Marrakesh dan berteman dengna para Getty.

Saint Laurent mengingatnya bertahun-tahun kemudian. “Talitha dan Paul Getty berbaring di teras bermandi cahaya bintang di Marrakesh, indah dan terkutuk, dan keseluruhan generasi berkumpul seolah-olah untuk keabadian di mana tirai masa lampau tampak terangkat menjelang masa depan yang luar biasa.”

Merek Internasional

Pada 1968, Yves membuka sebuah toko Rive Gauche di Madison Avenue, New York City. Dia juga membuka butik serupa di London pada tahun berikutnya, tepat ketika pakaian untuk pria muncul pertama kalinya.

Begitu perusahaan tumbuh pada awal 1970-an, keberhasilan ini disertai oleh tindakan yang lebih provokatif sebagai bagian dari jenius kreatifnya.

Dia menimbulkan kontroversi di sleuruh dunia yang membantu membangkitkan publisitas bebas untuk parfum YSL For Men yang pertama, dan dibakar lebih lanjut dengan mitos Saint Laurent. Meskipun kerajaan YSL terus tumbuh hingga melampaui couture, prêt-á-porter, sweater, dasi, linen, pakaian anak-anak, dan wewangian,namun Berger menjual hak lisensi atas produk-produk YSL. Berge dan Salomon mengorkestrasi pembelian-kembali (buy back) YSL dari pemilik baru Charles of the Ritz, Squibb.

Saint Laurent bermain sekeras ia bekerja. Ia mencampur minuman dan obat-obatan. Ini bukan sekadar gaya hidup, namun gangguan mental yang ia hadapi pada 1960 membuatnya tetap mengonsumsi campuran tersebut.

Pada 1976, ia dan Berge telah berpisah sebagia pasangan, namun kemitraan bisnis tetpa berlanjut. Saint Laurent memadukan desain untuk teater dengan gaya couture klasik yang ia perhalus di sepanjang sisa kariernya.

Koleksinya tahun 1976 diilhami oleh desain kostum Leon Bakst untuk Ballets Russes pada tahun-tahun awal abad ke-20. Koleksi yang ini mendorong New York Times untuk menulis di halaman pertamanya. “Yves Saint Laurent hari ini menyajikan koleksi couture musim gugur, yang akan mengubah perjalanan fesyen di seluruh dunia… dampaknya sama memesonanya dengna koleksi Christian Dior yang dipertujukkan pada 1947.”

Legenda Fesyen

Seringkali, di tubir keruntuhan dan bahkan subjek rumor kematiannya, aura kerapuhan mengelilingi Saint Laurent melalui peluncuran demi peluncuran. Pada 1983, ia menjadi perancang fesyen pertama yang masih hidup, yang menjadi subjek pameran di Metropolitan Museum, New York.

Retrospeksi YSL ditonton oleh 1 juta orang. Pameran dipindahkan ke Beijing dan Paris pada tahun berikutnya, diikuti kemudian di Sydney dan St Petersburg pada 1987.

Pada 1989, YSL menjual sahamnya ke publik pada nilai $500 juta. Kesepakatan ini berdampak pada Berge secara personal, saat ia dinyatakan bersalah pada tahun berikutnya karena melakukan insider trading.

Ini membuktikan perkembangan akhir Saint Laurent sebagia desainer. Pada ulang tahunnya yang ke-60, tahun 1996, ia memperkenalkan koleksi haute couture-nya di bulan Juli dan memperoleh sambutan hangat. Dua tahun kemudian ia pensiun.

Gucci kemudian membeli merk YSL. Sementara Tom Ford merancang koleksi siap-pakainya (ready-to-wear).

Saint Laurent menyepikan diri di rumahnya di Marrakesh dan sejak itu ia hampir selalu tinggal di sana. Seperti pahlawan Left Bank dalam film nouvelle vague, ia akhrinya selalu sendirian.

Pada tahun 2002, rumah haute couture Saint Laurent ditutup, tetapi Gucci terus menggunakan merek YSL untuk pakaian ready-to-wear-nya.

Dalam pensiunnya, Saint Laurent dan Berge membangun Museum Saint Laurent di Paris, yang menyimpan koleksi 15.00 objek dan 5.000 potong pakaian. Saint Laurent meninggal pada 1 Juni 2008 karena kanker otak.

Bakat besar Saint Laurent mencakup kemampuannya untuk beradaptasi dari sumber-sumber yang melintasi seni. Ia memfemininkan lemari pakaian laki-laki sambil mengadaptasikan banyak seluk-beluknya untuk perempuan. Ia terkenal menyediakan bagi wanita karier busana yang ekivalen dengan setelan bisnis pria, dalam bentuk setelan pantalon yang dijahit dengan garis-garis halus, atau jaket dengan double-breast warna gelap untuk dikenakan dengan kemeja yang sesuai.

Ada pula le smoking—jaket tuksedo hitam untuk dikenakan malam hari. Ia memadukan secara unik pemahaman mengenai tekstil cetak dan material mewah seperti sutera, satin, sutera halus, dan kain taf dengan komitmen kepada daya pakai yang praktis.

Warisannya adalah salah satu dari kepemimpinan yang tak tertandingi, kreativitas yang brilian, glamour, selebritis, inovasi komersial, dan kemakmuran. Yang terpenting, ia menciptakan gaya yang eksklusif namun terjangkau bagi mereka yang memilih untuk merengkuhnya. Seperti yang ia katakan, “Fesyen berlalu, namun gaya abadi—Fashion fades, style is eternal.