Pakaian adat pria Papua

Pakaian Adat Papua (Suku Asmat) Pria dan Wanita

PAKAIAN ADAT PAPUA – Suku Asmat Papua selain terkenal dengan seni ukurannya, ternyata juga mempunyai pakaian tradisional Papua asli, dimana semua bahan dalam pembuatan pakaian adat tersebut diambil dari alam. Tidaklah mengherankan jika orang-orang menganggap bahwa pakaian suku Asmat adalah gambaran dari kedekatan dengan alam.

Pakaian adat pria Papua secara umum tidaklah berbeda jauh dengan yang dikenakan oleh kaum perempuan mereka, perbedaannya hanya pada bagian bawahan yang mengenakan mirip androk yang dibuat dari daun sagu yang dirajut rapi seperti rok, dan hanya khusus dipakai di bagian bawahan.

Di bagian kepala pakaian adat Papua, mempunyai penutup yang dibuat dari daun sagu yang telah dirajut rapi dengan bagian sisi atasnya dihiasi bulu burung kasuari.

Pakaian adat Pria Papua (Suku Asmat)

Pakaian adat Pria Papua (Suku Asmat)
ripkalamkudus.wordpress.com

Suku-suku di Papua mengenakan pakaian adat Rumbai-rumbai yang terbuat dari daun sagu, dipakai hanya  untuk menutupi bagian-bagian tubuh tertentu.  Pada bagian kepala ada hiasan berbentuk mirip mahkota. Unsur yang dipakai masih sama, berupa rumbai-rumbai yang juga dibuat dari daun sagu.

Pada pakaian adat Papua juga ada hiasan pada bagian hidung yang terbuat dari batang pohon sagu atau dari taring babi. Ada dua fungsi kaum lelaki mengenakan hiasan hidung, yakni untuk menakut-nakuti musuh dan merupakan simbol kejantanan. Selain itu ada juga hiasan kalung dan gelang yang terbuat dari gigi anjing, bulu burung cenderawasih atau kulit kerang.

Pakaian Adat Papua untuk Wanita

Pakaian Adat Wanita Papua
ariellapapua.wordpress.com

Motif pakaian adat Papua yang dikenakan oleh kaum wanita dibuat lebih halus. Bentuknya juga hanya bulat-bulatan dengan ukuran kecil berwarna putih atau merah.

Warna putih merujuk pada warna tulang yang berarti kesucian, sedangkan warna merah merujuk pada warna darah yang dilambangkan dengan keberanian. Pada berbagai upacara adat, suku di Papua umumnya menghiasi penampilan mereka dengan gambar tertentu di tubuh.

Warna merah yang dipakai dihasilkan dari  tanah liat yang telah dicampur dengan air, sementara dalam menghasilkan warna merah didapatkan dengan cara menumbuk kerang.

Seiring dengan perkembangan dan pengaruh budaya luar, sebagian masyarakat suku Asmat (Suku di Papua) mulai menggunakan pakaian modern dan meninggalkan pakaian tradisionalnya. Namun di masyarakat Suku Asmat yang tinggal di pedalaman masih memegang teguh tradisi dan pakaian adat mereka.