Kepercayaan Masyarakat Jepang dan Golongan Darah

Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern, namun meskipun menyandang gelar  negara maju ternyata di Jepang memiliki kepercayaan unik, yaitu membaca karakter seseorang melalui golongan darah. Kepercayaan masyarakat Jepang terhadap golongan darah  merupakan sebuah tradisi atau kepercayaan yang dianut masyarakat Jepang sejak tahun 1970-an yang berawal dari tulisan-tulisan Masahiko Nomi. Sedangkan menurut para akademisi dan intelektual Jepang bahwa kepercayaan terhadap golongan darah sama halnya mempercayai ilmu semu atau takhayul karena kepercayaan itu tidak berdasarkan ilmu pengetahuan dan tidak ada dasar bukti yang kuat untuk dijadikan acuan.

50 tahun sebelum kepercayaan ini mencuat, yaitu tahun 1927 ternyata ada makalah yang berjudul “Penelitian Sifat Melalui Golongan Darah” serta telah diterbitkan di jurnal ilmiah Psychological Research. Penelitian ini ditulis oleh seorang dosen di sekolah guru perempuan Tokyo.yang bernama Takeji Furukawa.  Kepercayaan ini kemudian diadobsi oleh dan mulai di teliti oleh orang-orang Eropa, terutama Jerman di abad 20 untuk membuktikan ras dan etnis tertentu lebih unggul jika memiliki golongan darah, gen dan tubuh. Semua itu dilakukan untuk kepentingan politik Jerman dibawah kekuasaan Adolf Hitler.

hello-pet.com
hello-pet.com

Saat itu gagasannya begitu populer dan sangat dielu-elukan oleh masyarakat Jepang. Namun Fukurawa tidak memiliki bukti sedikitpun untuk membuktikan gagasannya. Sebenarnya pemerintah Jepang tertarik dengan karyanya namun penelitian yang dilakukan Fukurawa jauh dibawah standar yang dibutuhkan pemerintah Jepang, saat itu penelitian Fukuwara hanya melibatkan 10 -20 orang sehingga dianggap gagal dan tidak memenuhi batas statistik.

Demikianlah asal usul membaca karater/psikologis seseorang melalui golongan darah, untuk sementara belum ada bukti ilmiah yang berkaitan dengan golongan darah. Meskipun masih dianggap takhayul tapi masyarakat Jepang masih ada yang mempercayainya bahkan kepercayaan ini telah sampai ke Indonesia.