5 Kebaikan Kalau Kamu Memilih Belanja di Warung Kelontong Ketimbang Minimarket

Minimarket semakin bertambah di Indonesia, kalau mau didramatisir sebut saja tiap 50 meter ada 1 minimarket. Kamu mungkin tidak menyadarinya, namun harus diakui bahwa segmen pembeli warung atau toko kelontong semakin berkurang.

Apakah itu yang dinamakan sebagai kemajuan? Di Indonesia telah jelas bahwa berbagai kemajuan zaman berupa teknologi dan sistem selalu meminta ‘tumbal’ berupa rakyat kecil yang tidak dapat menjangkau kemajuan itu.

Dan warung kelontong adalah salah satu ‘korban’ dari kemajuan zaman. Pernahkah kamu berpikir untuk kembali bertegur sapa dengan pedagang kelontong dekat rumah hanya untuk sekedar membeli bolpoin atau pensil?

Sebagai generasi muda yang paham akan kemajuan zaman, harusnya kamu juga mengerti untuk dapat memilih. Mengapa membeli di warung kelontong? Barangkali beberapa alasan ini bisa membuat kamu yakin untuk tetap setia dengan warung kelontong.

Membeli yang Kamu Butuhkan

pixabay.com

Tidakkah kamu berpikir fungsi ruangan yang serba terang dan rak – rak produk yang dipamerkan di minimarket? Tentu saja fungsinya untuk menggoda kamu membeli apapun sebanyak – banyaknya, bahkan barang yang tidak kamu butuhkan.

Bandingkan dengan di warung kelontong yang cahayanya kadang remang dan pas – pasan. Display produknya saja terbatas, kamu harus menanyakan pada penjaga warung untuk mendapatkan apa yang kamu butuhkan.

Jadi, jelas sudah bukan mana yang lebih menguntungkan untuk kestabilan keuangan kamu?

 

Uang yang Sama, Dapat Lebih Banyak

en.wikipedia.org

Cobalah lakukan riset kecil kecilan kalau kamu tidak percaya bahwa dengan nilai uang yang sama kamu akan mendapatkan barang yang lebih banyak di warung kelontong. Tidak percaya? Kamu bisa membuktikannya sendiri.

Misalkan saja kamu membeli barang dengan uang lima puluh ribu rupiah. Bandingkan apa saja yang kamu dapatkan dengan uang lima puluh ribu di minimarket dengan uang lima puluh ribu di warung kelontong.

 

Menjadi Makhluk Sosial di Era Digital

publicdomainpictures.net

Saat semuanya menjadi serba digital, bertegur sama sesama tetangga semakin jarang bahkan langka. Kamu yakin akan selamanya hidup lewat dunia digital? Manusia sejatinya adalah makhluk sosial yang butuh interaksi sosial sungguhan.

Dengan belanja di warung kelontong, kamu akan melakukan interaksi sosial yang normal seperti basa – basi harga, saling bertanya kabar dan masih banyak lagi interaksi sosial nyata yang membuat kamu menjadi benar – benar manusia.

Dari interaksi sosial inilah kamu akan belajar bersimpati dan berempati. Tidak seperti transaksi di minimarket yang semuanya serba fix, orangnya tidak kamu kenal, tidak ada interaksi kecuali kepentingan ekonomi.

 

Kadang Murah, Kadang Gratis

en.wikipedia.org

Karena warung kelontong dekat rumah juga adalah tetangga, tentu bukan hanya sekali dua kali kamu mendapat harga murah bukan? Bahkan dalam beberapa kesempatan malahan kamu mendapatkan barang dengan gratis.

Di lain waktu, saat uang kamu kurang tentu saja kamu bisa ngutang sebentar untuk dibayarkan esok harinya. Malahan pada masa – masa lebaran para pelanggan seperti kamu biasanya mendapatkan barang sebagai tunjangan hari raya.

Bukankah semua kebaikan dan persaudaraan itu hanya bisa kamu dapatkan dari warung kelontong?

 

Kontribusi Ekonomi Mikro

flickr.com

Uang yang kamu belikan di warung kelontong dekat rumah selalu menjadi bagian dari kesejahteraan ekonomi pedagang kelontong tersebut. Bisa saja uang hasil dagangannya digunakan untuk berobat, bisa juga dijadikan biaya pendidikan.

Bukankah itu kebahagiaan tersendiri mengetahui bahwa uang yang kamu belanjakan jelas kemanfaatannya? Jadi kenapa kamu masih berpikir untuk belanja di minimarket kalau belanja di warung kelontong jelas lebih banyak kebaikannya?