6 Mitos dan Fakta tentang Otak

Otak adalah ciptaan Tuhan yang sangat mengagumkan. Sampai saat ini, ilmu pengetahuan masih terus menggali lebih dalam tentang otak. Namun, ada banyak mitos tentang otak yang dipercaya banyak orang.

Kendra Cherry, psikolog sekaligus pengarang buku The Everything Psychology Book, mengungkap 6 salah paham tentang otak. Ia juga memaparkan fakta sebenarnya tentang organ ajaib di dalam tengkorak kita ini.

Baca juga: Semua yang Perlu Kamu Ketahui tentang Otak Manusia.

1

Mitos 1: Manusia hanya menggunakan 10% bagian otaknya

 

Mungkin kamu sudah mendengar hal ini berulang-ulang dikatakan oleh banyak orang, bahkan ditulis di banyak buku. Namun banyaknya orang yang mendukung satu pernyataan tidak berarti hal tersebut benar.

Orang-orang sering menggunakan pernyataan ini untuk menekankan bahwa pikiran manusia dapat melakukan hal-hal yang lebih hebat. Misalnya saja meningkatkan kecerdasan, kemampuan supranatural, sampai telekinesis.

Bagaimanapun juga, jika saat ini kita hanya menggunakan 10% dari otak kita, bayangkan apa yang bisa kita lakukan jika kita mampu menggunakan 90% sisanya?

Bagaimanakah fakta otak sebenarnya?

Penelitian menunjukkan bahwa setiap bagian dalam otak memiliki fungsi tertentu. Jika mitos 10% otak ini benar, kerusakan otak akan sangat jarang terjadi. Mengapa? Karena kita hanya perlu mengkhawatirkan apakah bagian 10% yang bekerja itu rusak atau tidak.

Faktanya, bahkan kerusakan pada bagian kecil di otak dapat menghasilkan akibat buruk pada kemampuan kita berpikir dan beraktivitas. Teknologi pencitraan otak telah menunjukkan bahwa semua bagian otak beraktivitas setiap saat. Bahkan saat kita tidur.

“Ternyata, kita menggunakan setiap bagian dalam otak, dan otak aktif hampir setiap saat. Otak hanya mewakili 3% dari berat tubuh kita namun menggunakan 20% energi yang kita butuhkan,” Barry Gordon, neurologis John Hopkins School of Medicine, Scientific American.

2

Mitos 2: Kerusakan otak itu permanen

medscape.com

Otak itu rapuh dan dapat rusak karena berbagai hal, misalnya benturan, stroke, atau penyakit. Kerusakan ini bisa menghasilkan berbagai akibat buruk, mulai dari gangguan kecil dalam kemampuan kognitif sampai tidak mampu beraktivitas.

Kerusakan otak memang dapat menghancurkan penderitanya, tapi apakah benar kalau kerusakan otak itu permanen?

Bagaimanakah fakta otak sebenarnya?

Kita sering berpikir kalau kerusakan otak itu permanen. Padahal kerusakan otak bisa disembuhkan. Kemampuan seseorang untuk sembuh dari kerusakan tergantung dari tingkat parahnya dan lokasi kerusakan tersebut.

Misalnya, hantaman keras di kepala saat bermain sepak bola bisa menyebabkan gegar otak. Ini bisa membuat akibat yang serius. Namun dalam sebagian besar kasus, penderitanya dapat sembuh setelah melewati waktu tertentu. Sementara itu stroke yang parah, dapat menghasilkan akibat buruk permanen pada otak.

Bagaimana pun juga, kita perlu ingat bahwa otak manusia memiliki plastisitas yang mengagumkan. Bahkan setelah ada gangguan otak yang serius, misalnya stroke, otak bisa menyembuhkan dirinya sendiri dan membentuk koneksi yang baru. Proses penyembuhan bisa dipercepat dengan proses terapi.

3

Mitos 3: Kita terbagi menjadi orang otak kanan dan orang otak kiri

 

Pernyataan orang otak kanan dan orang otak kiri sangat populer. Hal ini bermula dari pernyataan bahwa ada orang yang didominasi oleh otak bagian kanannya, ada pula orang yang didominasi oleh otak bagian kirinya.

Berdasarkan gagasan ini, orang-orang “otak kanan: cenderung lebih kreatif dan ekspresif. Sementara orang “berotak kiri” cenderung lebih logis dan analitis.

Bagaimanakah fakta otak sebenarnya?

Memang para pakar otak menyadari ada pembagian fungsi dalam otak, tidak ada orang yang sepenuhnya berotak kanan atau berotak kiri.

Faktanya, kita cenderung bekerja lebih baik saat seluruh otak digunakan. Bahkan untuk tugas-tugas yang biasanya dihubungkan dengan bagian tertentu dalam otak. Misalnya melukis atau berhitung.

Informasi lebih lanjut tentang mitos ini, baca Teori Dominan Otak Kanan dan Dominan Otak Kiri, Benarkah?

“Tak peduli betapa  terbaginya fungsi tiap bagian otak, kedua sisi otak tetap bekerja sama. Psikologi populer yang menekankan otak kiri dan otak kanan tidak memberi tahu betapa intimnya cara kerja kedua bagian otak ini.

“Misalnya saja otak bagian kiri berfungsi menangkap suara dari kata-kata dan mengartikan kalimat, namun otak kiri tidak memonopoli penafsiran bahasa. Otak bagian kanan lebih sensitif terhadap ungkapan emosional dari bahasa, yakni menangkap intonasi dan penekanan dari kalimat yang diucapkan.” Carl Zimmer,  Discover.

4

Mitos 4: Manusia memiliki otak terbesar

http://oddstuffmagazine.com/

Otak manusia punya proporsi yang cukup besar dibanding bagian tubuhnya. Banyak yang mengatakan bahwa manusia memiliki otka yang paling besar dibanding makhluk hidup lainnya.

Seberapa besarkah otak manusia? Bagaimana kalau dibandingkan dengan berbagai jenis hewan?

Bagaimanakah fakta otak sebenarnya?

Berat otak orang dewasa rata-rata adalah 1,5 kg. Panjangnya sekitar 15 cm.

Otak terbesar dimiliki oleh paus sperma, beratnya 9 kg. untuk binatang darat, otak terbesar dimiliki oleh gajah dengan rata-rata berat 5,5 kg.

Lalu bagaimana kalau dibandingkan dengan proporsi tubuh? Apakah manusia punya proporsi persentasi ukuran otak terbesar? Ternyata ini juga hanya mitos. Binatang yang memiliki perbandingan ukuran otak dan ukuran tubuh terbesar adalah tikus. Otaknya sebesar 10% berat tubuhnya.

5

Mitos 5: Kita terlahir dengan semua jumlah sel otak yang bisa kita miliki, begitu kita mati, semua sel ini akan hilang selamanya

http://realitysandwich.com/

 

Ada anggapan umum kalau jumlah sel otak orang dewasa tidak akan bertambah lagi. Jika sel tersebut mati, tidak aka nada sel baru lagi. Ini menjadi pembenaran kalau semakin tua, kita  akan semakin sulit belajar.

Bagaimanakah fakta otak sebenarnya?

Beberapa tahun belakangan ini,  para ahli telah menemukan bukti bahwa otak orang dewasa membentuk sel baru. Regenerasi sel otak ini bahkan terjadi saat seseorang sudah lansia.

Proses pembentukan sel otak yang baru ini disebut neurogenesis. Para peneliti telah menemukan bahwa neurogenesis terjadi setidaknya di bagian otak yang disebut hippocampus.

6

Mitos 6: Ada 100 milyar neuron di  dalam otak manusia

http://planetasustentavel.abril.com.br/

Jika kamu mencari di google tentang jumlah neuron (atau bahkan membacanya di textbook psikologi atau neuroscience), mungkin kamu membaca kalau otak manusia  memiliki sekitar 100 milyar neuron.

Seberapa akuratkah jumlah ini? Sebenarnya ada berapakah jumlah neuron dalam otak?

Bagaimanakah fakta otak sebenarnya?

Perkiraan 100 milyar neuron sudah begitu menyebar sangat sering dan sangat lama sampai-sampai tidak ada yang tahu pasti dari mana angka ini berasal.

Pada tahun 2009, seorang peneliti asal Brazil memutuskan untuk menghitung jumlah neuron dalam otak. Ia menemukan bahwa 100 milyar itu terlalu berlebihan. Berdasarkan penelitiannya, otak manusia memiliki sekitar 85 milyar neuron.

“Kamimenemukan bahwa secara rata-rata, otak manusia memiliki 86 milyar neuron. Tidak satu otak pun yang kami amati sejauh ini memiliki 100 milyar neuron.

“Walaupun tampaknya seperti perbedaan yang kecil, sebenarnya angka 14 milyar ini sangat signifikan. 14 milyar itu setara dengan jumlah neuron di otak babon atau hampir setengah jumlah neuron di otak gorilla. Jadi jumlah tersebut sebenarnya sangatlah besar.” Dr. Suzana  Herculano-Houzel.