Mengenal Lebih Dekat Wayang Golek, Kesenian Asli Jawa Barat yang Begitu Mempesona

Siapa sih yang tidak kenal dengan yang namanya wayang golek? Kesenian yang berasal dari Jawa Barat ini merupakan suatu pertunjukan wayang yang menggunakan boneka kayu. Zaman dulu wayang golek sering digunakan sebagai media dakwah penyebaran agama Islam. Namun sekarang lebih dikenal sebagai suatu hiburan tradisional.

Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai wayang golek. Yuk, simak dengan seksama.

 

Pengertian Wayang Golek

gaia-tour.com

Wayang golek merupakan suatu pertunjukan kesenian wayang dimana tokoh pewayangan yang ada dalam suatu cerita menggunakan boneka yang terbuat dari kayu. Adapun pemainnya bernama Dalang. Wayang golek termasuk dalam salah satu dari jenis wayang sehingga mempunyai banyak kemiripan dengan wayang kulit tentang tokoh serta cerita tertentu.

Sejarah Wayang Golek

deviantart.net

Diperkirakan wayang golek pertama kali diperkenalkan pada abad ke 17. Adapun yang memperkenalkannya adalah Sunan Kudus. Pada saat itu wayang golek dijadikan sarana dakwah untuk menyebarkan agama Islam di masyarakat. Bahasa sunda adalah bahasa yang digunakan pada waktu itu.

Perlu kamu ketahui, cerita wayang golek sangat mirip dengan cerita wayang kulit yang terdapat di Jawa Tengah ataupun Jawa Timur. Beberapa cerita seperti mahabarata dan ramayana memiliki tokoh yang sama.

Pada zaman dahulu, sebenarnya wayang golek juga digunakan sebagai salah satu sarana hiburan untuk rakyat biasa. Pentas wayang golek ditampilan di kampung-kampung atau desa untuk menghibur rakyat. Selain itu, wayang golek juga sering ditemukan pada acara selamatan serta acara-acara lainnya.

Di zaman modern ini, wayang golek kelihatannya sudah mulai disisipi nilai modernisasi. Akan tetapi, wayang golek tetap menjadi bagian dari sejarah bangsa Indonesia. Untuk saat ini, wayang golek banyak dijadikan sebagai kenang-kenangan atau cinderamata para wisatawan.

Tokoh Wayang Golek

kotabogor.go.id

Perkembangan wayang golek dari abad 19 sampai abad ke 20 tidak terlepas dari para Dalang yang terus menerus mengembangkan kesenian yang satu ini. Salah satu Dalang yang cukup terkenal adalah Ki H. Asep Sunandar Sunarya yang sudah memberikan suatu inovasi terhadap wayang golek supaya mampu mengikuti perkembangan zaman.

Salah satu hasil dari kreativitas Ki H. Asep Sunandar Sunarya adalah ‘Si Cepot’. Tokoh ini begitu populer sampai sekarang. Lewat tangan dinginnya, sekarang wayang golek bukan hanya seni yang dikatakan kuno. Namun seni tradisional ini harus terus bisa berkembang di era modern saat ini.

Wayang Golek mepunyai sekitar 22 tokoh. Tokoh-tokoh tersebut antara lain adalah Arjuna, Anoman. Aswatama, Bambang Sumantri, Bambang Kaca, Batara Bayu, Batara Guru, Batara Kresna, Batara Rama, Bima, Cepot, Dawala, Denawa Acung, Denawa Cilangap Dan Denawa Huntu, Dewi Drupadi, Gatotkaca, Gareng, Nakula Sadewa, Semar Badranaya, dan Yudistira.

Pementasan Wayang Golek

deviantart.net

Dalam pementasan wayang golek harus mempunyai lakon serta alur cerita yang umumnya diambil dari cerita rakyat dan beberapa epik yang bersumber dari ramayana atau mahabarata. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Sunda yang diiringi oleh gamelan Sunda.

Biasanya pementasan ini dimanfaatkan sebagai sarana dakwah untuk mengajarkan agama Islam tentang akhlak, filsafat, hakikat serta beberapa propaganda dan pesan-pesan lainnya.

Beberapa Dalang wayang golek yang cukup terkenal pada zamannya adalah Abeng Sunarya, Asep Sunandar Sunarya, Cecep Supriyadi, Entah Tirayana, dan masih banyak yang lainnya.

Wayang Golek dalam Dunia Hiburan

pelajarspansabalam.blogspot.com

Dalam dunia hiburan, seringkali wayang golek muncul dalam berbagai acara televisi. Salah satunya dulu ada ‘Overa Van Java’ dan ‘Pas Mantab’. Pementasan wayang dalam acara ini seringkali membuat para penontonnya dibuat decak kagum oleh para pemainnya. Tentunya pementasan wayang dalam acara ini sudah dicampur dengan nilai-nilai modern agar tidak terkesan kuno.

Demikian penjelasan mengenai wayang golek. Semoga bermanfaat ya, sekian dan terima kasih.