Inilah Tips Mendidik Anak Agar Memiliki Kecerdasan Emosi yang baik

Seringkali kita melihat orang dewasa memiliki sikap yang tidak menunjukkan kedewasaan dalam bertingkah laku. Selain kedewasaan dalam bersikap, kita pun sering menyaksikan sosok orang dewasa yang tidak percaya diri untuk mengemukakan pendapat, hal ini sering kita temui pada acara seminar.

Saat sesi diskusi lebih banyak orang yang memutuskan untuk diam ketimbang bertanya atau sekedar mengemukakan pendapat.

Kenapa banyak orang dewasa seperti ini? Wajar saja sih jika kita sering menyaksikan minimnya kecerdasan emosi pada orang dewasa di sekitar kita, khususnya di Indonesia. Kenapa begitu? Mungkin ini disebabkan pola pendidikan baik di tingkat Negara maupun di tingkat keluarga lebih mementingkan kecerdasan kognitif dibandingkan kecerdasan emosi.

Orang dewasa yang dulunya anak-anak jarang sekali dilatih untuk mengendalikan emosinya, sehingga ketika dewasa, mereka mengalami kesulitan untuk mengekspresikan emosinya dengan tepat.

Dengan melihat fenomena ini, sebaiknya kita sebagai orangtua tidak hanya mempelajari dan menerapkan tips mendidik anak di faktor kecerdasan saja, namun tips mendidik anak untuk kecerdasan emosi pun perlu ajarkan kepada anak

Lalu, pertanyaan besarnya adalah bagaimana cara melatihkan kecerdasan emosi kepada anak? Apa yang sebaiknya kita lakukan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut dan tanpa perlu berpanjang kata, yuk kita langsung bahas di sini.

Menyadari Emosi yang Hadir

id.up-wallpaper.com

Banyak orang tua seringkali terpancing emosi ketika mendapatkan anaknya sedang rewel, menangis ataupun menunjukkan reaksi negatif lainnya. Orang tua kadang lupa atau tidak memahami bahwa anak-anak juga punya alasan yang melandasi mereka menunjukkan ekspresi emosinya.

Lalu apa yang sebaiknya perlu kita lakukan? Kita hanya perlu diam sejenak, menenangkan diri, kemudian mencoba menyadari emosi apa yang muncul ketika anak bersikap seperti itu, setelah itu kita juga perlu mencoba menyadari emosi apa yang dirasakan oleh anak. Yup, untuk tahap pertama cukup ini saja yang perlu kita lakukan.

Menerima Emosi Anak

nisrina.co.id

Kalau boleh jujur, banyak orang tua atau kita sendiri lebih mengutamakan perasaan diri sendiri dibandingkan perasaan anak. Kita seringkali egois, dan lebih peduli dengan pikiran kita sendiri.

Jarang sekali orang tua yang mau mengakui kalau anaknya sedang marah, sedih atau kecewa akan sesuatu, contohnya saja ketika anak sedang menangis, orang tuanya akan bilang ke anaknya, “Sudah diam! begitu aja nangis”.

Padahal sebenarnya jika kita ingin melatih anak mengelola emosinya, hal kedua yang perlu kita lakukan adalah mengakui dan menerima emosi anak, serta menjadikan momentum ini sebagai ajang mendekatkan diri kita kepada anak.

Berempati Kepada Anak

abiummi.com

Setelah anak merasa emosinya diterima oleh kita, maka langkah berikutnya yang perlu kita lakukan hanyalah mendengarkan keluh kesahnya dengan tulus, mendengarkan alasan anak kenapa sedih, menangis, marah ataupun kecewa.

Dengan semakin sering kita berempati terhadap anak, maka secara otomatis kita telah mengajarkan bagaimana caranya bersikap empati terhadap orang lain. Selain itu, kita pun perlu meneguhkan perasaan anak, kita perlu bilang ke mereka, “wajar kok jika kamu merasakan hal itu”.

Memandu Anak Memberi Nama pada Emosinya

tasdiqulquran.or.id

Jika kita sudah mengetahui alasan yang melatarbelakangi sikap anak, maka setelah itu kita perlu membantu anak memberi nama emosinya. Menamai emosi perlu kita latihkan kepada anak, karena hal ini diperlukan anak kelak agar mampu mengekspresikan emosinya dengan tepat, dan pada tempat yang tepat pula

Membantu Anak Mencari Solusi

ayahbundaku.com

Nah, bagian terakhir yang tidak boleh kita lupakan juga, adalah membantu anak menemukan solusi untuk memecahkan masalahnya.

Tapi ingat, bukan kita yang menentukan anak harus memecahkan masalah dengan cara apa, tapi solusi itu harus keluar sendiri dari pemikiran anak kita. Kita sebagai orangtua hanya perlu memberi batas-batas dalam bentuk pilihan saja.