Percaya Mistis atau Fakta Sains? Simak Penjelasan Ilmiah Para Ilmuwan Tentang Tindihan

Tindihan, Siapa yang tidak pernah mengalaminya? Mungkin ada beberapa dari kita yang belum pernah mengalaminya, namun mayoritas dari kita pasti sudah pernah mengalaminya bukan?

Tindihan seringkali dipahami atau diartikan sebagai keadaan ketika kesulitan bergerak maupun berbicara untuk waktu sementara, waktunya ialah ketika setelah terbangun dari tidur.

Kecenderungan tentang hal  ini sering kali kerap dikaitkan dengan makhluk gaib, atau orang yang sering kali terkena tindihan mitosnya adalah kebanyakan dosa. Wah! 😀

Et bentar dulu, tenang..hal ini ternyata bisa ditinjau dari sisi ilmiahnya kok. Terlebih, jangan lupa berdoa sebelum tidur yah.

Faktor yang mempengaruhi terjadinya tindihan atau dalam bahasa ilmiah disebut dengan sleep paralysis ini adalah masa dimana tubuh kita memasuki fase perubahan. Bukan puber loh ya,  tapi rapid eye movement atau disingkat dengan REM.

Pada fase inilah umumnya mimpi-mimpi hadir, yaitu sekitar 70 sampai 90 menit setelah kita tertidur, kemudian berlangsung hampir sepanjang malam.

Disaat yang bersamaan, otak kita sedang dalam proses yang sangat aktif, sehingga biasanya dapat menghadirkan mimpi, menyebabkan orang bicara ketika tidur, atau bahkan sampai bisa berjalan dan berhubungan seks tanpa disadari.

Ketika itu, otak bekerja dan melumpuhkan otot-otot pada tubuh. Nah, pada fase Perubahan tersebut lah yang menyebabkan saraf-saraf yang berguna untuk menggerakkan tubuh lumpuh untuk sementara ataupun tidak bisa digerakkan.

Bersamaan dengan fase tersebut, ketika kamu terbangun maka kamu tengah mengalami sleep paralysis atau yang disebut dengan tindihan tersebut.

blog.happier.com
blog.happier.com

Senyawa yang terlibat dalam kelumpuhan saraf tersebut ada 2, yaitu glycine dan gamma-aminobutyric acid atau disebut dengan GABA.

Kedua senyawa tersebut bergantian menempati neurotransmitter dan menyebabkan komunikasi antar saraf terhenti, seperti disebutkan Livescience.

Mekanisme pada fase ini secara pasti memang belum diketahui. Namun yang pasti, keberadaan kedua senyawa ini sudah terbukti dan menyebabkan kelumpuhan ketika tiba-tiba terbangun di tengah malam.

Intinya, hal ini bukan disebabkan karena ditindihin sama hantu. Tetapi disebabkan kelumpuhan yang terjadi pada otak, bukannya pada alat gerak tubuh kita.

Ketika sleep paralysis terjadi, aktivitas pada otak selama fase REM sebenarnya tetap dalam ukuran yang tinggi.

Namun, otot-otot tubuh yang harus digerakkan secara sadar tidak dapat merespon perintah dari otak kita, karena jalur komunikasi melalui saraf-sarafnya dilumpuhkan sementara selama proses diduduki oleh senyawa-senyawa pemicu tindihan tadi.

Para ilmuwan berharap, hasil pemuan ini bisa membantu bagaimana cara mengatasi berbagai macam gangguan pada tidur yang terjadi selama fase REM atau disebut sebagai REM Behavior Disorder.

Gangguan ini biasanya mencakup seperti gangguan ngelindur, atau bicara dalam tidur, serta berjalan saat tidur.
Untuk Penjelasan lebih lengkapnya kamu bisa tonton video dari Sains berikut ini. So, jangan takut lagi ya, kalau tiba-tiba kamu terkena tindihan.