Budidaya Belut

Sekarang ini budidaya belut bisa menjadi komoditi yang menjanjikan baik di dalam maupun luar negeri. Hewan yang sulit ditangkap karena kelicinannya ini menyimpan banyak kandungan nutrisi dalam tubuhnya. Selain dapat dimasak menjadi makanan, belut juga dipercaya bisa untuk obat beberapa jenis penyakit.

Panduan awal budidaya belut

Belut adalah hewan sejenis ikan yang mampu hidup dilumpur atau tanah lembab. Belut yang sering dijumpai adalah belut sawah (Monopterus albus) atau belut rawa (Synbranchus bengalensis). Bedanya ada di postur tubuhnya, belut sawah bentuknya pendek gemuk, sedangkan belut rawa bentuknya panjang ramping. Dalam budidaya belut secara garis besar bisa dibagi menjadi dua tahapan, yaitu tahap pembibitan dan pembesaran. Pembibitan adalah untuk menghasilkan anakan dan pembesaran diperuntukkan sebagai penghasil belut siap konsumsi.

Memilih bibit belut

Bibit belut yang akan dibudidaya bisa didapat dari tangkapan atau dari budidaya sebelumnya.
Bibit tangkapan mempunyai rasa yang lebih nikmat, sehingga hasil jualnya tinggi, tetapi besarnya tidak seragam. Sedangkan bibit budidaya dagingnya kurang nikmat tetapi besarnya seragam dan masa panennya serentak. Belut hasil budidaya berasal dari pemijahan jantan dan betina. Ukurannya yang seragam memudahkan pemeliharaan dan mencegah saling memangsa (kanibalisme). Sebelum di pijahkan pilih yang gerakannya aktif, tidak loyo, tidak cacat/luka fisik, dan bebas penyakit. Bibit yang baik mempunyai ukuran panjang 10-12 cm, dengan pemeliharaan sekitar 3-4 bulan, belut sudah siap konsumsi.

Menyiapkan kolam budidaya belut

Budidaya belut bisa menggunakan jenis kolam permanen atau semi permanen. Kolam permanen yang sering dipakai adalah kolam tanah, sawah, dan beton. Kolam semi permanen yang sering dipakai yaitu kolam terpal, drum, tong, dan jaring. Apabila berencana untuk budidaya jangka panjang, Anda dapt memilih kolam tembok karena lebih kuat dan bisa bertahan hingga 5 tahun.Kolam bisa dibuat dengan ketinggian 1-1,25 meter dengan diberi lubang kuras di bagian bawahnya. Usahakan sebelum dimasuki bibit, kolam sudah tidak berbau semen lagi.

Media tumbuh untuk budidaya belut

Media budidaya yang baik adalah lumpur. Lumpur bisa dibuat dari campuran lumpur sawah, kompos, humus, pupuk kandang, sekam padi, jerami padi, pelepah pisang, dedak, tanaman air, dan mikroba dekomposer atau bisa ditambahkan dengan lumut. Setelah semuanya terkumpul, bersihkan dan keringkan kolam kemudian taruh rajangan jerami padi di dasar kolam setebal 20 cm.
Kemudian baru rajangan pelepah pisang setebal 6 cm. Kemudian barulah pupuk kandang, kompos, tanah humus setebal 20-25 cm. Selanjutnya siram mikroba dekomposer seperti larutan EM4. Tutup dengan lumpur sawah setebal 10-15 cm diamkan selama 1-2 minggu. Alirkan air bersih selama 3-4 hari untuk menghilangkan racun. Terakhir genangi media dengan air bersihsampai mencapai kedalaman air 5 cm dari permukaandan taruh tanaman air di permukaannya seperti eceng gondok. Setelah siap maka bibit belut siap ditebar ke dalam media budidaya di dalam kolam.

Penebaran bibit dan pengaturan air

Penebaran bibit belut yang berukuran panjang 10-12 cm berkisar 50-100 ekor/meter persegi.
Penebaran dilakukan saat pagi atau sore hari untuk mencegah stres. Bibit tangkapan sebaiknya di karantina di air bersih yang mengalir sambil diberi makan kocokan telur dan baru dimasukkan setelah 1-2 hari. Usahakan air selalu mengalir dengan aliran yang tenang dan tidak terlalu dalam agar belut tidak banyak bergerak mencari oksigen sehingga belut bisa gemuk.

Pemberian pakan

Belut yang lapar sangat rawan terhadap kanibalisme terlebih saat pakan yang kita berikan telat. Karena sifat kerakusannya itu dalam sehari belut membutuhkan makanan 40-60% berat tubuhnya. Untuk setiap belut yang ditebar dengan total berat bibit belut 10 kg membutuhkan makanan:

Umur 0-1 bulan: 0,5 kg
Umur 1-2 bulan: 1 kg
Umur 2-3 bulan: 1,5 kg
Umur 3-4 bulan: 2 kg

Pakan belut kecil bisa berupa larva zooplankton, cacing, kutu air, kecebong, larva ikan, atau larva serangga. Belut yang telah dewasa sudah bisa diberi makanan ikan, katak, serangga, yuyu, bekicot, belatung, atau keong. Semua itu tergolong pakan hidup, diberikan tiap 3 hari sekali. Sedangkan untuk pakan mati bisa berupa bangkai ayam, cincangan bekicot, ikan rucah, cincangan yuyu, atau pelet yang sebelumnya sudah direbus terlebih dahulu dengan pemberian rutini 1-2 kali per hari.
Akan lebih efektif jika diberikan saat sore atau malam hari, sebab belut adalah hewan nokturnal.

Pemanenan

Paling cepat belut bisa dipanen setelah usia 3-4 bulan akan lebih baik jika bisa pada usia 3-6 bulan atau lebih mulai dari bibit ditebar.Panen bisa dilakukan total saat ukuran sudah seragam, apabila belum seragam maka bisa dilakukan panen sebagian yang sudah siap panen saja.