Sulit Membuat Anak Mendengarkan Nasihat? Ini 4 Cara yang Bisa Anda Lakukan

Salah satu dilema mendidik anak adalah sulitnya membuat anak menuruti kata-kata kita. Apalagi saat anak sudah baligh, sulit rasanya membuatnya mau mendengarkan. Omongan serasa masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Bisa jadi penyebabnya adalah kita memberikan nasihat pada waktu yang tidak tepat.

Berikut ini ada 4 waktu yang mempermudah nasihat yang kita berikan sampai dan merasuk ke dalam hati anak.

#1 Saat berada dalam perjalanan

Ibnu Abbas bercerita kalau dia pernah berpergian bersama Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam.

Nabi Shallallahu ‘alayhi wa Sallam diberi hadiah seekor bighal(persilangan kuda dan keledai) oleh Kisra. Beliau menungganginya dengan tali kekang dari serabut dan memboncengkanku di belakangnya. Kemudian beliau berjalan.

Tidak berapa lama, beliau menoleh dan memanggil, “Hai anak kecil.” Aku jawab, “Labbaika, wahai Rasulullah.” Beliau berkata, “Jagalah agama Allah, niscaya Dia menjagamu (HR Hakim)

 

#2 Saat makan bersama

Umar bin Abi Salamah berkata.

Aku masih anak-anak ketika berada dalam pengawasan RasulullahShallallahu ‘alayhi wa Sallam. Tanganku bergerak ke sana ke mari di nampan makanan. Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam berkata,

“Hai anak kecil, ucapkanlah basmallah, makanlah dengan tangan kanan, dan makanlah apa yang ada di hadapanmu.”

Sejak itu, begitulah caraku makan. (HR Bukhari dan Muslim)

Saat makan, seseorang cenderung lebih membuka diri apa adanya. Saat kebutuhan perutnya sedang dipenuhi, hatinya akan lebih terbuka menerima nasihat.

Tidaklah berlebihan kiranya kalau perlu adanya  sesi makan bersama seperti yang dilakukan keluarga Dodik Mariyanto setiap sarapan. Setelah acara Fatherhood Forum V, keluarga Dodik Mariyanto makan malam bersama. Momen itu digunakan untuk saling mengevaluasi internal keluarga. Harry Santosa menerapkan juga dengan berkencan dengan anaknya yang usianya mulai menginjak belasan.

#3 Saat anak sedang sakit

Anas bercerita tentang kisah Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallammenjenguk orang sakit.

Seorang anak Yahudi yang menjadi pelayan Nabi Shallallahu ‘alayhi wa Sallam sakit. nabi Shallallahu ‘alayhi wa Sallam datang menjenguknya.

Beliau duduk di dekat kepalanya dan bersabda kepadanya,

“Masuk Islamlah engkau.”

Dia melihat ke arah bapaknya yang saat itu juga berada di sana. Bapaknya berkata,

“Turutilah Abul Qasim (nama panggilan Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam.”

Maka dia pun masuk Islam.  Nabi  Shallallahu ‘alayhi wa Sallam pergi sambil berdoa,

“Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari api neraka.”

Kondisi badan yang tidak sehat dapat melunakkan hati. Begitu pula anak-anak, ketika sakit dan orang tuanya merawatnya dengan penuh kasih sayang, ia akan lebih mudah menerima nasihat.

#4 Ketika Anak tidak Merasa Dinasihati

Nasihat terbaik adalah dengan menggunakan contoh. Untuk mengajarkan anak berkali-kali Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallamdengan mencontohkannya terlebih dahulu. Seperti saat mengajarkan shalat. Begitu pula para sahabat mengajarkan doa pada anaknya dengan contoh.

Abdullah bin Bakrah berkata.

Aku bertanya pada bapakku, “Wahai Bapakku,sesungguhnya aku selalu mendengarmu berdoa setiap hari, ‘Ya Allah, berilah kesehatan pada pendengaranku, ya Allah.berilah kesehatan pada penglihatanku.’ Engkau selalu mengulanginya sebanyak tiga kali setiap pagi dan tiga kali setiap sore.”

Dia menjawab, “Wahai Anakku, aku pernah mendengar RasulullahShallallahu ‘alayhi wa Sallam berdoa dengan doa itu, dan aku suka mengikuti sunnah beliau.”

Contoh itu adalah nasihat yang utama. Seseorang hanya akan mendengarkan orang yang memiliki imej yang baik di matanya. Anak selalu ingin meniru orang tuanya. Seperti kata Dodik Mariyanto, “Anak bisa jadi gagal memahami perkataan kita, tapi anak tidak pernah gagal meng-COPY.”

Setidaknya 4 waktu inilah yang bisa kita gunakan untuk menasihati anak-anak. Namun semaksimal-maksimalnya kita menasihati anak, Allah-lah yang melunakkan hati anak, dan juga hati kita, yang bisa jadi jauh lebih banyak kesalahannya daripada anak yang kita coba beri nasihat.