Keunikan Suku Cia-Cia

Suku Cia-cia- Indonesia memang negeri yang memiliki beragam suku dan budaya, termasuk bahasa daerahnya. Di Kepulauan Buton, Sulawesi Tenggara tepatnya di kota Bau-bau, terdapat sebuah suku, yakni Suku Cia Cia, yang menggunakan aksara Hangul yang merupakan huruf abjad yang digunakan di Korea Selatan untuk menuliskan bahasa daerahnya.

Suku Cia Cia merupakan suku minoritas dengan jumlah penduduk sekitar 80 ribu jiwa dan tinggal di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Mata pencaharian sebagian besar penduduknya adalah menanam jagung, padi dan singkong dan juga sebagian menangkap ikan dan membuat kapal. 95 persen penduduknya menganut agama Islam.

Sejak tahun 2008, aksara Korea bahkan diajarkan kepada anak-anak sekolah mulai dari tingkat SD hingga SMA. Awalnya, suku Cia Cia menggunakan aksara Hangul karena untuk melestarikan bahasa daerahnya. Bahasa Cia Cia jika ditulis dalam abjad Melayu banyak kata-kata yang tidak dapat ditulis dan jika ditulis dengan aksara Arab gundul akan berubah maknanya. Untuk mencegah punahnya bahasa lokal ini, maka huruf abjad Korea ini yang digunakan untuk menuliskannya.

 

id.wikipedia.org
id.wikipedia.org
Perkembangan aksara Korea di Suku Cia Cia bermula pada tahun 2008, saat seorang pemakalah asal Korea, Prof Chun Thay Hyun, datang ke Pulau Buton untuk melakukan penelitian tentang keragaman bahasa dan adat istiadat di wilayah bekas Kesultanan Buton ini. Dia memilih suku Cia-Cia dikarenakan wilayah ini belum memiliki alfabet sendiri, serta adanya kesamaan pelafalan dan struktur bahasa dengan Korea.

Pemkot Bau-Bau akhirnya bekerja sama dengan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) untuk menggelar Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara. Pemerintah Kota Bau-Bau bekerja sama dengan Hunminjeongeum Research Institute, lembaga riset bahasa Korea, untuk menyusun bahan ajar kurikulum muatan lokal mengenai bahasa Cia Cia dengan huruf Korea pada anak sekolah. Sejak saat itulah nama Cia Cia populer di Korea.

Saat ini, papan nama jalan di kota Bau-Bau juga banyak yang memakai abjad Hangul. Beberapa siswa, guru, masyarakat suku Cia Cia, serta pihak Pemkot Bau-Bau pernah diundang langsung ke Korea untuk mendemonstrasikan kemampuan menulis huruf Hangul untuk bahasa Cia-Cia. Bahkan, beberapa guru dari Korea didatangkan langsung ke Bau-Bau untuk mengajarkan huruf Hangul. Para guru ini menyempurnakan kurikulum serta menjadi pembuka jalan untuk dibangunnya Pusat Kebudayaan Korea.

Warga Cia Cia sendiri melihat hal tersebut dengan penuh kebanggaan. Hal ini juga dapat menjadi kebanggan bagi warga Indonesia karena salah satu bagian negeri ini dapat dikenal luas oleh masyarakat global. Namun demikian, hal ini juga dapat menjadi pukulan bagi Indonesia khususnya pemerintah yang mungkin kurang memiliki kepedulian bagi kebudayaannya sendiri