Sejarah Reuters: Perusahaan Agen Berita yang Memengaruhi Dunia dan Menggerakkan Pasar

Reuters adalah layanan berita global yang pemasukannya terutama berasal dari pasokan informasi ke surat kabar dan ke pasar keuangan dunia. Selama bertahun-tahun, Reuters menjadi sinonim dengan berita terbaru mengenai peristiwa-peristiwa yang mengubah dunia.

Reuters hari ini merupakan konglomerat senilai ‎£8,7 milyar yang merger dengan Thomson Financial of Canada. Semua ini berawal dengan seekor merpati di Aachen, Jerman, 158 tahun yang lampau.

Julius de Reuter  lahir sebagia Israel Beer Josaphat di Cassel, Jerman, pada 1816. Putra seorang rabbi, ayahnya meninggal dunia ketika ia berusia 13 tahun. Josaphat muda dikirim untuk bergabung dengan bank Paman Benfy di Göttingen.

Josaphat kemudian menggeluti berbagai jenis pekerjaan di berbagai kota di Jerman. Ia juga sempat menghabiskan waktu di London.

Walaupun ia memelihara pertalian sepanjang hidup dengan keyakinan Yahudi, seperti banyak orang di Jerman, ia mendapati keyahudiannya menjadi hambatan untuk maju. Pada 1845 ia menikahi Ida, putri seorang birokrat Prusia (Prusia adalah kerajaan yang wilayahnya meliputi Jerman dan Polandia). Ia pun beralih menjadi penganut Kristen. Ia juga mengubah namanya menjadi Paul Julius Reuter. Reuter menjadi nama keluarga Jerman yang lazim.

Tonggak Sejarah Reuters

1816: Israel Beer Josaphat lahir, kemudian menjadi Baron Julius de Reuter.

1845: Josaphat memeluk Kristen dan mengganti nama keluarganya menjadi Reuter.

1847: Memulai bisnis penerbitan di Berlin.

1849: Mendirikan agen pemberitaan di Paris.

1857: Reuter dinaturalisasi sebagai warga negara Inggris.

1879: Putra Reuter, Herbert, mengambil alih perusahaan.

1899: Julius de Reuter meninggal dunia.

1915: Herbert de Reuter bunuh diri.

1916: Roderick Jones merestrukturisasi perusahaan.

1984: Reuters menjual sahamnya di New York dan London.

2007: Reuters merger dengan Thomson Financial.

Berlin, Paris, Aachen

Pada tahun 1847, Reuter turut berkongsi dalam sebuah toko buku di Berlin. Toko buku ini berkembang menjadi penerbitan di bawah nama Ruter & Stargardt. Nada publikasi perusahaan yang radikal itu berlawanan dengan otoritas Prusia. Mungkin karena alasan inilah Reuter meninggalkan Berlin menuju Paris.

Di Paris pada tahun 1849, mereka mendirikan sebuah agen kecil yang memasok artikel-artikel berita dan informasi mengenai harga-harga di Bursa Paris. Informasi ini diterjemahkan dari bahasa Perancis oleh Ida, dicetak oleh Julius, dan dikirim melalui kereta surat ke surat kabar-surat kabar di provinsi-provinsi Jerman.

Setelah berjalan 8 bulan, perusahaan ini gagal dikarenakan pendapatan dari para pelanggan yang tidak mencukupi. Setidaknya bukan karena otoritas Prusia tidak menyukai informasi yang tidak terkontrol mengenai negara lain.

Tanpa rasa gentar, keluarga Reuters kembali ke Jerman. Julius membuka kantor di Aachen, di perbatasan Jerman, Belgia, dan Belanda. Kota ini berada di ujung jalur telegraf negara Prusia.

Reuter memasok harga pasar dan bursa saham kepada para bankir dan pedagang serta menerima informasi melalui surat dari Perancis dan pusat-pusat lain. Jalur telegraf antara Paris dan Brussels belum lagi selesai, dan Reuter menyoroti kesenjangan di pasar. Ia mampu mengalahkan perjalanan kereta surat 76 mil selama 7 jam antara Aachen dan Brussels jika ia menggunakan merpati.

Selama 7 bulan, merpati-merpati Reuter dibawa setiap hari dengan kereta dari Aachen ke Brussels. Dair Brussels, merpati itu terbang kembali pada hari berikutnya dengan membawa pesan, mengalahkan kereta sebanyak 5 jam.

Pelanggan utama Reuter adalah Kölnische Zeitung dari Cologne, yang ia pasok dengan berita-berita dari Perancis dan Belgia, dan L’Independence Belge dari Brussels, yang menginginkan berita-berita dari Jerman dan Austria.

Ketika kesenjangan dalam telegraf diperpendek hingga 5 mil, Reuter menggunakan kuda. Saat kesenjangan itu tertutup dengan selesainya telegraf, begitu pula jendela peluangnya. Pada tahun 1851, dengan selesainya kabel bawah laut yang baru antara Calais dan Dover, keluarga Reuters sekali lagi pindah ke London.

Menetap di Inggris

Kali ini kegigihan Reuter memperoleh imbalan. London adalah pusat bagi perdagangan bebas dan rumah untuk komunitas bisnis Yahudi yang besar. Ia membuka kantor “Submarine Telegraph” dan menjalin kesepakatan kontrak dengan London Stock Exchange untuk menyediakan data harga-harga pembukaan dan penutup dari bursa-bursa di Daratan Eropa bagi para pialang sebagai imbalan untuk akses kepada harga-harga London, yang ia kirim melalui telegraf kepada para pialang di Paris.

Reuter juga mulai memasok para pedagang dengan informasi mengenai pasar dan prospek biji padi-padian di Rusia (pemasok utama di Inggris) dan lembah sungai Danube. Inilah teknologi yang digunakan sebagia switchboard atau clearing center. Biaya sebuah telegram sebanyak 60 kata ke Trieste dapat memakan biaya sampai £4,17s,6d pada tahun 1852. Biaya ini masih cukup sesuai untuk pedagang besar.

Telegraf membantu Reuter untuk menjual gagasan mengenai jasa berita-berita umum yang lebih cepat dan lebih akurat kepada The Times dan berbagai surat kabar Inggris lainnya. Syarat yang diberlakukan Reuter adalah 2s,6d untuk 20 kata jika namanya digunakan, 5s jika tidak.

Ia menawarkan layanan 24 jam, sering kali mendatangi kantornya  dengan menaiki hansom cab (alat angkut beroda dua yang ditarik seekor kuda dengan tempat duduk  pengemudi berada di belakang penumpang) di tengah malam mengenakan pakaian malamnya. Ia akan emmbawa slainan pesan dan mengirimnya berkeliling ke kantor-kantor surat kabar.

Ia membangun jaringan kontak yang tak tersaingi di lingkaran tertinggi perdagangan bahkan sampai istana. Pilihannya akan agen dan koresponden sama cerdsnya dengan penilaian komersialnya. Pada tahun 1857, Reuter dinaturalisasi menjadi warga negara Inggris.

Internet Zaman Victoria

News scoop besar pertama yang diperoleh Reuter datang pada 1865. Berita itu tentang pembunuhan Presiden Lincoln. Karena telegraf transatlantik tidak bekerja, koresponden Reuter di AS menyewa perahu tarik dan mengejar kapal pengangkut agar berita itu sampai ke London. Koresponden ini berangkat melintasi Pelabuhan New York sambil menulis laporannya.

Begitu ia berhasil mengejar kapal pengangkut surat, ia melemparkannya ke atas kapal dengan instruksi agar langsung diantar ke stasiun telegraf Reuter di Irlandia dan diteruskan dengan mengirim kawat ke London.

Selagi sisa laporan dari wartawan New York lainnya menunggu kapal pengangkut surat kabar berikutnya, Reuter di London telah menerima berita lebih dulu. Banyak orang mengira berita itu hanyalah berita bohong yang diembuskan oleh spekulator bursa saham. Saat berita itu terkonfirmasi benar, Telegram Company Limited Reuter menjadi pemimpin dalam breaking news.

Saat kematiannnya pada 1899, Julius de Reuter telah menginvestasikan kabel miliknya sendiri untuk menghubungkan Inggris dan Jerman. Ia juga ikut berinvestasi dalam kabel antara Perancis dan Amerika Utara. Lewat pencapaian Kerajaan Inggris, Reuters mempunyai agen-agen di Asia, Afrika, dan Australia.

Pada 1879, Reuter digantikan oleh putranya Herbert, yang menyaksikan perusahaan melewati hiruk-pikuk surat kabar Perang Boer di Afrika Selatan. Pada waktu itu, Rudyard Kipling, penulis The Jungle Book dan pemenang Hadiah Nobel untuk sastra, termasuk salah satu korespondennya.

Herbert de Reuter gagal mendiversifikasikan perusahaan ke sektor perbankan. Ia juga menjadi jauh dari putra tunggalnya Hubert, yang menolak bekerja di Reuters dan meninggal sebagai prajurit di Perang Dunia Pertama. Herbert sendiri bunuh diri setelah istrinya Edith meninggal dunia pada 1915.

Selama 1930-an, koresponden Reuters di Moskow adalah Ian Fleming. Fleming menjadi perwira senior di dinas intelijen angkatan laut selama Perang Dunia Kedua. Setelah itu ia terkenal sebagai pencipta tokoh James Bond.

Yang Pertama dan Terbaik untuk  Berita

Reuters berada di jurang kebangkrutan saat perusahaan direstrukturisasi pada tahun 1916 oleh Roderick Jones. Ia menjual bank yang didirikan oleh Herbert Reuter dan menjadi sangat kaya karenanya.

Tujuan Reuters yakni menjadi yang pertama dan terbaik dengan berita tetap tidak berubah sepanjang abad ke-20, walau selama Perang Dunia Kedua perusahaan ini menerima subsidi rahasia dari pemerintah Inggris dengan imbalan menyampaikan “kebenaran objektif.”

Selanjutnya, Reuters berinvestasi menciptakan banyak agen berita di seluruh dunia. Sebagian dari agen berita ini akhirnya dikembalikan ke kendali lokal, tidak lagi memakai merek Reuters, hasilnya menjadi kurang imparsial dalam melaporkan kebenaran.

Pada akhir 1960-an dan awal 1970-an, Reuters sendiri melaporkan kerugian. Penyebabnya adalah pelanggan yang turun dan kompetisi dari berita-berita televisi. Reuters masih bisa selamat lewat informasi finansial elektronik yang diperbarui secara konstan. Reuters berinvestasi dalam teknologi informasi yang baru dan meningkatkan operasinya di Amerika Serikat, khususnya di Washington, ibukota berita politik dunia Barat.

IPO, Menjual Saham ke Publik

Bisnis perusahaan sangat meningkat pada tahun 1980-an. Reuters mengoperasikan salah satu jaringan komunikasi swasta terbesar di dunia melalui pusat-pusat data komputer di London, Hongkong, New York,  Frankfurt, dan Jenewa. Ekspansi ini mengakibatkan biaya dan peluangnya meningkat, isu penjualan saham pun muncul.

Reuters memiliki “Saham Sang Pendiri” (Founders Share) yang melindungi integritas dari kepemilikan dan campur tangan editorial yang tak dikehendaki. Hal ini banyak dibicarakan dalam konteks kemungkinan menjual saham.

Go public tak terhindarkan pada tahun 1984. Isu saham mengalami undersubscribe di Nasdaq New York.  Namun terjadi oversubscribe 2,7 kali lipat di London. Valuasinya meningkat £53juta dari awalnya £770 juta. Para eksekutif seniornya menjadi jutawan karenanya.

Bull market pada tahun 90-an membuat saham Reuters terus menanjak sampai tahun 1997. Pada tahun itu muncul tekanan di Amerika Serikat dari Bloomberg, yang didirikan oleh mantan pedagang Solomon Brothers, Michael Bloomberg.

Bloomberg mencermati ceruk yang diabaikan Reuters, yakni pada pasar surat berharga dan derivatif. Menemukan produk “Pembunuh Bloomberg” menjadi obsesi tersendiri di internal Reuters. Namun pada saat yang bersamaan, manajemen Reuters mengabaikan isu yang fundamental yakni tentang kelebihan pekerja dan kehilangan daya kompetitifnya. Hal ini menyebabkan Sunday Times melepaskan langganannya.

Pada 2001, di ulang tahun Reuters ke-150, gelembung dotcom meleda. Pada 2002, Reuters menjadi perusahaan dengan kinerja terburuk pada FTSE 100. Ribuan pekerjaan dan ratusan produk lini dilepas.

Pada 2007, Reuters dan Thomson Financial yang berbasis di Kanada, bagian dri kelompok yang telah menjual Sunday Times dan The Times kepada Rupert Murdoch, mengumumkan merger senilai £8,7 milyar untuk menciptakan penyedia data keuangan terbesar di dunia.