Sejarah Psikologi di Dunia Barat dari Era Plato Sampai Abad XXI

Dalam buku Introduction to Psychology, Prof. Charles Stangor, profesor psikologi dari University of Maryland mendeskripsikan sejarah psikologi. (Baca juga: Pengertian psikologi sebagai ilmu sains)

1

Tabel Sejarah Singkat Psikologi Barat

Tahun Psikolog Deskripsi
428-347 SM Plato Filsuf Yunani yang mengusung peran fitrah dalam psikologi perkembangan manusia
384-322 SM Aristoteles Filsuf Yunani  yang mengusung peran asuhan dalam psikologi perkembangan manusia
1588-1679 Thomas Hobbes Filsuf asal Inggris
1596-1650 René Descartes Filsuf asal Perancis
1632-1704 John Locke Filsuf asal Inggris
1712-1778 Jean-Jacques Rousseau Filsuf asal Perancis
1801-1887 Gustav Fechner Psikolog eksperimental asal Jerman yang mengembangkan gagasan perbedaan yang sedikit terlihat. Gagasan ini kini dianggap sebagai metode pengukuran psikologi  empiris yang pertama
1809-1882 Charles Darwin Naturalis asal Inggris yang mengembangkan teori seleksi alam. Teori ini memengaruhi bidang fungsionalis dan menjadi satu bidang yakni psikologi evolusi
1832-1920 Wilhelm Wundt Psikolog asal Jerman yang membuka salah satu laboratorium psikologi pertama di Barat. Ia juga mengembangkan psikologi bidang strukturalisme
1842-1910 William James Psikolog asal Amerika yang membuka salah satu laboratorium psikologi pertama di Barat. Ia juga mengembangkan psikologi bidang fungsionalisme
1849-1936 Ivan Pavlov Psikolog asal Rusia yang menguji coba cara belajar. Karyanya ini digunakan sebagai prinsip dasar pengondisian belajar di kelas (klasikal)
1850-1909 Herman Ebbinghaus Psikolog asal Jerman yang meenliti kemampuan manusia untuk mengingat daftar suku kata tanpa makna dalam berbagai kondisi yang berbeda
1856-1939 Sigmund Freud Psikolog asal Austria yang memelopori bidang psikologi psikodinamika
1867-1927 Edward Bradford Titchener Psikolog asal Amerika yang berkontribusi dalam bidang strukturalisme
1878-1958 John B. Watson Psikolog asal Amerika yang berkontribusi dalam bidang perilaku manusia
1886-1969 Sir Frederic Bartlett Psikolog asal Inggris yang mempelajari proses mengingat kognitif dan sosial
1896-1980 Jean Piaget Psikolog asal Swis yang mengembangkan teori penting dalam perkembangan kognitif pada anak-anak
1904-1990 B.F. Skinner Psikolog asal Amerika yang berkontribusi dalam psikologi perilaku
1926-1993 Donald Broadbent Psikolog kognitif dari Inggris yang memelopori penelitian tentang atensi
Abad XX dan XXI Linda Bartoshuk, Daniel Kahneman, Elizabeth Loftus, George Miller Psikolog Amerika yang berkontribusi dalam psikologi kognitif. Mereka mendalami cara manusia belajar, mengingat, dan menilai. Kontribusi penting mereka terutama dalam kemajuan neuroscience. Daniel Kahneman memenangkan hadiah Nobel dalam bidang ekonomi atas karyanya dalam psikologi pembuatan keputusan
Abad XX dan XXI Mahrazin Banaji, Marilynn Brewer, Susan Fiske, Fritz Heider, Kurt Lewin, Stanley Schachter, Claude Steele, harry Triandis Psikolog Amerika yang berkontribusi pada  psikologi sosial budaya. Kontribusi mereka  terutama dalam pemahaman tentang bagaimana manusia membentuk dan dipengaruhi oleh norma-norma sosial

2

Perkembangan ilmu psikologi berdasarkan sejarah

Psikolog-psikolog awal yang dunia ilmuwan Barat kenal adalah filsuf Yunani, Plato dan Aristoteles. Filsuf-filsuf ini mempertanyakan banyak pertanyaan yang sama dengan psikolog masa kini cari tahu. Misalnya pertanyaan tentang perbedaan antara fitrah dan asuhan serta adanya kemauan bebas.

Plato percaya akan fitrah, meyakini bahwa pengetahuan itu bawaan lahir. sementara Aristoteles meyakini asuhan, percaya bahwa setiap anak terlahir sebagai kertas kosong  (tabula rasa dalam bahasa Latin) dan pengetahuan itu didapat melalui pembelajaran dan pengalaman.

Filsuf Eropa terus mempertanyakan pertanyaan dasar ini selama masa Renaisans. Misalnya, filsuf Perancis, René Descartes mempertanyakan masalah kemauan bebas. Ia berpendapaat bahwa pikiran mengontrol tubuh melalui kelenjar pineal dalam otak. Gagasan ini masuk akal pada zamannya namun saat ini  terbukti salah.

Descartes juga mempercayai adalnya kemampuan alami bawaan. Selain sebagai filsuf, Descartes juga ilmuwan. Ia membedah binatang-binatang dan menjadi ilmuwan Barat pertama yang memahami bahwa syaraf mengontrol otot.

Descartes mempertanyaakn hubungan antara pikiran (aspek batin dari kehidupan) dan tubuh (aspek fisik dari kehidupan). Descartes mempercayai prinsip dualism, yakni pikiran itu secara fundamental berbeda dengan tubuh. Filsuf Eropa lainnya akni Hobbes, Locke, dan Rousseau juga berpendapat yang sama.

Para filsuf ini tidak melakukan penelitian untuk menjawab pertanyaan ini. Selain karena tidak tahu cara melakukannya,mereka juga tidak yakin kalau kita dapat meneliti pengalaman manusia secara objektif.

Perubahan besar terjadi pada abad 19 oleh 2 peneliti psikologi pertama. Wilhelm Wundt mengembangkan laboratorium psikologi di Leipzig Jerman. William James mendirikan laboratorium psikologi di Universitas Harvard.

Sebelum periode Wundt dan James, pertanyaan-pertanyaan tentang pikiran hanya dicari tahu oleh filsuf. Wundt dan James membantu membuat psikologi menjadi disiplin ilmiah.

Sebagai struktularis, Wundt  mencoba memahami pengalaman kognitif dengan cara membaginya menjadi komponen-komponen pengalaman. Ia mengusulkan cara terbaik memahami pengalaman kognitif adalah dengan introsepeksi.

William James adalah psikolog asal Amerika yang pertama. Ia adalah pendukung fungsionalisme, yakni berfokus pada aktivitas pikiran sebagai reaksi dari lingkungan di sekitarnya. Seperti Wundt, James juga bergantung pada instrospeksi. Pendekatan penelitiannya juga mengikutsertakan pengukuran yang objektif.

Sigmund Freud percaya bahwa pemahaman akan alam bahwa sadar sangat penting untuk memahami perilaku  alam sadar. Teori ini terutama berlaku pada orang-orang yang mengalami  histeria dan neurosis.

Freud bergantung pada analisis mimpi, salah ucap, dan asosiasi bebas sebagai alat-alat untuk mengakses alam bawah sadar. Teori psioanalisis yang ia susun menjadi kekuatan dominan dalam psikologi klinis untuk beberapa dekade.

Psikologi Gestalt sangat berpengaruh di Eropa. Psikologi Gestalt mengambil sudut pandang holistik dari seseorang dan juga pengalamannya. Saat Nazi berkuasa di Jerman, Wertheimer, Koffka, dan Kohler berimigrasi ke Amerika Serikat.

Walaupun 3 orang ini meninggalkan laboratorium dan penelitian mereka, mereka mengenalkan gagasan Gestalt ke Amerika. Beberapa prinsip psikologi Gestalt masih sangat berpengaruh dalam ilmu sensasi dan persepsi.

Salah satu bidang yang paling berpengaruh dalam sejarah psikologi adalah behaviorisme. Ilmu  ini berfokus membuat psikologi menjadi sains yang objektif dengan cara mempelajari perilaku. Behaviorisme menekankan pentingnya  proses pikiran yang tidak terobservasi.

John Watson sering dianggap sebagai Bapak Behaviorisme. Sementara itu, peran B.F. Skinner dalam pemahaman prinsip-prinsip pengondisian operan tidak bisa kita abaikan.

Karena teori behaviorisme dan psikoanalitik mengambil banyak aspek dalam psikologi, sebagian ilmuwan mulai tidak puas tentang gambaran psikologi akan sifat alami manusia. Oleh karena itu, pergerakan humanistis di dalam psikologi mulai mengambil peran.

Humanism berfokus pada potensi semua  orang untuk berbuat baik. Maslow dan Rogers sangat berpengaruh dalam membentuk psikologi humanistis.

Selama dekade 1950-an, landasan psikologi mulai berubah. Sains perilaku mulai kembali ke akarnya, yakni fokus pada proses pikiran.

Berkembangnya neuroscience dan computer science membantu transisi ini. Revolusi kognitif mulai muncul. Orang-orang mulai menyadari bahwa kognitif sangat penting untuk mengapresiasi dan memahami perilaku.

3

Perdebatan sepanjang sejarah psikologi

Ilmu psikologi terus berkembang seiring dengan perjalanan waktu. Walau begitu, perdebatan yang dibahas tetap berada pada 5 gagasan berikut ini.

1. Fitrah atau asuhan

Apakah genetik atau lingkungan yang paling memengaruhi perilaku manusia? Apakah genetik atau lingkungan yang paling menentukan perbedaan pada tiap orang?

Mayoritas ilmuwan saat ini sepakat bahwa keduanya memainkan peran penting dalam sebagian besar perilaku manusia. Walau begitu, ilmu pengetahuan saat ini masih perlu belajar banyak tentang bagaimana fitrah (bawaan biologis) dan asuhan (pengalaman yang kita alami sepanjang hidup kita) saling memengaruhi.

Proporsi dari perbedaan karakteristik manusia (misalnya tinggi badan, kecerdasan, atau optimism) yang tergantung genetika itu diketahui sebagai karakteristik turunan.

Dalam hal kecerdasan, faktor turunan sangat berperan (sekitar 85%). Dalam hal ekstrovert-introvert, faktor turunan berpengaruh 50%.

Namun fitrah dan asuhan berinteraksi cukup rumit, oleh karena itu pertanyaan “apakah tergantung fitrah? Atau asuhan?” menjadi sangat sulit untuk dijawab.

2. Kemauan bebas (free will) atau determinisme (ditentukan nasib)

Psikologi mempertanyakan sejauh mana manusia bisa mengontrol tindakannya. Apakah kita ini produk dari lingkungan kita dan dikendalikan oleh kekuatan di luar diri kita, ataukah kita dapat memilih perilaku kita?

Sebagian besar dari kita percaya keinginan bebas, bahwa manusia dapat bertindak sesuai kemauannya. Begitu  pula sistem hukum di berbagai negara disusun berdasarkan konsep kemauan bebas. Pelaku kriminal dihukum karena mereka dipercaya bebas memilih untuk melanggar hukum.

Namun berbagai penelitian mulai menunjukkan bahwa manusia memiliki  lebih sedikit kendali terhadap perilaku kita daripada yang kita pikirkan.

3. Akurasi atau inakurasi

Seberapa mampukah manusia dapat memproses informasi dengan baik? Walau tampaknya manusia bisa “cukup baik” memahami dunia di sekitarnya dan membuat keputusan yang tepat, ternyata hal ini jauh dari sempurna.

Penilaian manusia seringkali dipengaruhi oleh inakurasi gaya berpikir, motivasi, dan juga emosi. Misalnya, penilaian kita sering dipengaruhi oleh  hasrat untuk memiliki kekayaan, membuat kita dianggap baik, dan juga respon emosional terhadap kejadian di sekitar kita

4. Proses sadar atau tidak sadar

Seberapa besarkah kita bisa bertindak secara sadar?  Sebarapa besarkah perilaku kita dipengaruhi hal-hal yang tidak kita sadari?

Banyak teori utama psikologi, dari teori psikodinamika Freud hingga penelitian psikologi kognitif kontemporer, mengusulkan bahwa banyak perilaku kita ditentukan oleh hal-hal yang tidak kita sadari.

5. Perbedaan atau kesamaan

Sampai seberapa besarkah manusia memiliki kesamaan? Seberapa berbedakah antar sesama manusia?

Misalnya, apakah ada perbedaan dasar psikologis dan kepribadian antara pria dan wanita?  Ataukah pria dan wanita itu secara psikologis sama?

Bagaimana dengan orang-orang dari suku dan budaya yang berbeda? Apakah manusia di berbagai belahan dunia sama ataukah dipengaruhi oleh latar belakang dan lingkungannya?

Psikologi kepribadian, sosial, dan antarbudaya mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan klasik ini.

Dalam sejarah ini, ada rentang waktu yang hilang, yakni saat abad pertengahan. Pada masa tersebut, pusat ilmu pengetahuan berada di Timur Tengah. Jika ada yang memiliki literatur tentang perkembangan psikologi pada masa tersebut, hubungi kami di [email protected].