Sejarah Kota Karawang Sejak Jaman Kerajaan

Sejarah Karawang – Karawang merupakan salah satu kabupaten di wilayah Jawa Barat yang di sebelah baratnya berbatasan dengan kabupaten Bogor dan kabupaten Bekasi. sebelah utara dengan laut jawa, sebelah timur dengan kabupaten Subang dan sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Purwakarta.

Karawang mempunyai luas wilayah 1.737,53 kilometer persegi dengan jumlah penduduk 2.125.234 jiwa berdasarkan sensus 2010. Karawang merupakan salah satu kota industri di Indonesia dengan berbagai pabrik atau perusahaan lokal maupun asing berdiri di kota tersebut.

Kota ini juga menyimpan catatan sejarah, terutama ketika peristiwa disembunyikannya Soekarno di daerah Rengasdengklok oleh pemuda Indonesia. Selain itu Karawang juga dikengang dalam salah satu puisi karya Chairil Anwar berjudul ..Karawang-Bekasi yang sangat fenomenal.

Sejarah Karawang

sejarah karawang
jabarpublisher.com

Menurut beberapa pendapat. Karawang berasal dari kata karawaan yang berarti bahwa daerah ini memiliki banyak rawa, hal ini dibuktikan dengan banyaknya daerah di Karawang yang menggunakan nama rawa, seperti Rawa monyet, rawa merta, rawa gabus dll.

Pendapat lain mengatakan Karawang berasal dari kata kera dan uang yang mempunyai arti juga bahwa daerah ini dulunya merupakan habitat asli binatang-binatang tersebut yang kemudian berubah jadi kota yang menghasilkan uang. sedangkan ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa Karawang berasal dari kata serapan bahasa Belanda.

Daerah Karawang telah ada sejak jaman kerajaan Pajajaran yang memiliki pusat pemerintahan di Bogor, pada saat itu Karawang merupakan jalur lalu lintas penting yang menghubungkan kerajaan pakuan pajajaran dan galuh pakuan yang memiliki pusat di Ciamis. Luas Karawang ketika itu berbeda dengan saat ini. Di masa itu Karawang meliputi Bekasi, Purwakarta, Subang dan Karawang sendiri.

Selepas Pajajaran runtuh di tahun 1579 Masehi, pada tahun 1580 berdirilah kerajaan Sumedanglarang sebagai penerus Pajajaran dengan rajanya Prabu Geusan Ulun dengan pusat pemerintahan di Dayeuh luhur dan meliputi wilayah Galuh, Sumedang, Limbangan, Sukakerta dan Karawang.

Di tahun 1608 M, Prabu Geusan Ulum wafat kemudian digantikan puteranya Ranggagempol Kusumahdinata yang memiliki hubungan keluarga juga dengan Sultan Agung, Raja Mataram di Jawa Tengah.

Ranggagempolpun mengajui sumedang larang dan menyerahkannya di bawah naungan kerajaan Mataram, kemudian sumedanglarang pun dikenal dengan nama “PRAYANGAN”, sehingga otomatis Karawang pun berada di bawah kekuasaan Mataram

Di tahun 1624 Ranggagempol kusumahdinata wafat dan Sultan Agung mengangkat Ranggagede yang merupakan anak dari geusan ulun dari nyimas Gedeng waru sebagai penggantinya. hal ini kemudian membuat Ranggagempol II (putra Ranggagempol Kusumahdinata) yang mestinya menerima tahta kerajaan merasa sakit hati dan disisihkan.

Sehingga ia kemudian berangkat ke Banten dan meminta bantuan Sultan banten agar dapat menaklukan kerajaan Sumedanglarang.

Setelah itu banyak tentara Banten yang dikirim ke Karawang, utamanya di sepanjang sungai Citarum dibawah pimpinan Pangeran Pager Agung. mendengar hal tersebut Sultan Agung pun mengutus Aria Wirasaba dengan 1000 prajuritnya ke Karawang untuk membebaskannya dari pengaruh Banten.

Namun ketika melanjutkan perjalanan ke Karawang ia hanya membawa sekitar 300 prajurit, setelah membentuk bermacam langkah untuk melakukan penyerangan. Rupanya Aria Wirasaba tidak sempat melaporkan tugas yang sedang dilaksanakan ke Sultan Agung di Mataram. Sehingga Sultan Agung menganggap bahwa tugas gagal dilaksanakan.