Sejarah Eurotunnel : Perusahaan Pembangun Channel Tunnel, Terowongan yang Menghubungkan Inggris dan Perancis

Channel Tunnel yang menghubungkan Inggris dan Perancis dibuka pada 1994. Terowongan ini mengatasi ketidakpercayaan dan kebencian berabad-abad antara dua bangsa yang dipisahkan hanya oleh 22 mil lautan.

Ketika pada 1 Desember 1990, dua belahan dari terowongan bawah laut bertemu 130 kaki di bawah dasar laut English Channel  (la Manche ke Perancis), menjadi mungkin untuk berjalan di tanah kering dari Inggris ke benua Eropa untuk pertama kalinya sejak akhir zaman es yang berakhir 10.000 tahun silam.

Kisah tentang Channel Tunnel begitu panjang, sukar, dan disertai insiden—yang berlanjut hingga hari ini.

Tonggak Sejarah Eurotunnel (Channel Tunnel)

1802: Albert Mathieu-Favier mengusulkan terowongan di bawah English Channel.

1875: Peter William Barlow mengusulkan tabung baja yang mengapung.

1882: Pemerintah Inggris memveto proposal terowongan dengan alasan keamanan.

1922: Sebuah upaya untuk membangun terowongan ditinggalkan setelah 400 kaki.

1973: Pekerjaan untuk membuka terowongan lain dimulai, namun tahun berikutnya ditinggalkan.

1986: Pemerintah Inggris dan Perancis menandatangani perjanjian untuk membangun terowongan.

1990: Dua belahan service channel  bertemu.

1991: Dua rail tunnel diselesaikan.

1994: Channel Tunnel dibuka.

2007: Pembukaan Channel Tunnel Rail menyediakan akses kecepatan-tinggi bagi penumpang kereta di sisi Inggris.

Gagasan mengenai terowongan di bawah English Channel pertama kali diajukan pada 1802 oleh insinyur Perancis, Albert Mathieu-Favier. Para penumpang menempuh perjalanan dengan kereta berkuda sepanjang jalan dengan penerangan lampu minyak. Sebuah pulau di tengah saluran akan menyediakan udara segar, kuda-kuda pun dapat beristirahat.

Perkiraan biayanya £1 juta dalam mata uang saat itu. Dengan dimulainya lagi permusuhan antara Inggris dan Perancisnya napoleon pada tahun berikutnya, proposal Mathieu-Favier pun dengan cepat dilupakan.

Tangan-Tangan Melintasi la Manche

Sejak 1865 dan seterusnya, Inggris dan Perancis telah berdamai untuk masa 50 tahun yang belum ada presedennya. Ppemerintah Inggris berikutnya dalam korespondensi dengan Perancis mempertimbangkan,mendukung, lalu menolak gagasan terowongan dengan alasan-alasan teknis, komersial, maupun militer.

Pada 1875, ahli teknik jalan kereta bawah tanah, Peter William Barlow, menyarankan suatu tabung baja mengapung yang melintasi Channel. Gagasan ini ditolak.

Namun pemerintah Inggris dan Perancis meloloskan undang-undang yang memungkinkan konsesi untuk membangun terowongan. Aturan ini kadaluwarsa karena tak cukupnya dana yang terhimpun.

Uji-coba yang membosankan terus  dilakukan di kedua sisi. Perusahaan-perusahaan pesaing bermunculan, seperti South Eastern Railway dan Submarine Continental Railway Company.

Pada 1882, Channel Tunnel Company berusaha menghimpun dana secukupnya. Hal itu menyebabkan timbulnya kepanikan secara luas, yang diorkestrai oleh tokoh-tokoh seperti penyair Robert Browning dan Alfred Lord Tennyson.

British Board of Trade pun terdorong untuk memveto proyek itu dengan alasan bahwa penyerang akan terlampau mudah menyerang dari benua Eropa.

Perdana Menteri William Gladstone menolak proposal pada 1884. Pada 1888, ia berbalik haluan dan menyetujui usulan itu. Namun waktunya sudah terlambat.

Tak ada upaya lanjutan hingga 1922, ketika sebuah terowongan dibor 400 kaki keluar  dari karang kapur antara Folkestone dan Dover, sebelum keberatan politis terhadap proyek tersebut diambil.

Impian (Akhirnya) Terwujud

Perang Dunia Kedua, kebangkrutan Inggris pascaperang, dan Perang Dingin. Semua peristiwa ini berkonspirasi menentang proposal lanjutan terowongan. Namun pada 1955, dengan Marshall Plan yang merekonstruksi Eropa, Inggris meninggalkan oposisinya terhadap terowongan yang cukup lebar untuk mengakomodasi tank-tank Soviet.

Kelompok studi Tunnel sous la Manche (Terowongan di bawah Channel) melaporkan pada tahun 1960 dan merekomendasikan dua terowongan kereta utama dan terowongan servis yang lebih kecil.

Pekerjaan dimulai pada 1973, namun terowongan uji yang dibor dari sisi Inggris hanya menembus 820 kaki ketika kejutan minyak OPEC yang pertama pada tahun 1974 dan disusul resesi dunia menyebabkan proyek ini ditanggalkan dengan alasan biaya.

Pada 1984, pemerintah Inggris dan Perancis menyelenggarakan tender untuk membangun jalur yang melintasi Channel dengan dana swasta. Rencana tahun 1973 memunculkan kembali 4 pilihan yang disukai, yakni terowongan melingkar, jembatan, dan dua proposal yang berbeda untuk terowongan kereta.

Pada 12 Februari 1986, kedua pemerintah menandatangani Franco-Britain Channel Fixed Link Treaty di Canterbury, Kent. Sembilan puluh depalan tahun sesudah pidato Gladstone di parlemen, impian akan Channel Tunnel akhirnya terwujud.

Berakhirnya Keterpencilan

Bagi Inggris khususnya, ini menandai awal dari berakhirnya isolasi dari “benua,” yang hanya dapat dicapai dengan perjalanan udara yang memakan waktu dan biaya atau dengan feri lintas-Channel  yang (kemudian) monopolistis dan tidak sehat.

Strata kosmopolitan dalam masyarakat Inggris mulai memasak dan menyantap hidangan Perancis, mengirim anak-anak mereka ke Perancis untuk pertukaran atau sebagai au pairs, mengendarai mobil Perancis, dan dalam sejulah kasus mendidik anak-anak mereka di French Lycée di London.

Penyerahan raksasa Tunnel Boriing Machines (TBM’s) yang eprtama di Sangatte dekat Calais dan Shakespeare  Cliff dekat Folkestone menyarakan lonceng kematian bagi Anglophobia dan Francophobia.

Selama 3 tahun berikutnya, 13.000 pekerja membuat terowongan secara serentak dari kedua sisi Channel, menembus dinding kapur yang terletak di bawah dasar laut.

Proyek ini dikerjakan di bawah manajemen Ango-French Trans-Manche Link, sebuah konsorsium yang melibatkan sepuluh perusahaan konstruksi dan lima bank dari kedua negara. Sebelas TBM digunakan untuk mengebor, menggali, menopang, dan memindahkan material dari tiga terowongan.

Pada 1 Desember 1990, dipandu oleh sinar laser, dua belahan terowongan itu bertemu. Penggali terowongan bernama Phillipe Cozette dan Graham Fagg memotong bagian pemisah yang masih tersisa di depan mata pers dunia. Si orang Perancis menuangkan sampanye dan si orang Inggris minum teh dan menyantap sandwich.

Perbedaan antara garis tengah di tempat dua belahan itu bertemu ketika diukur hanya 2,3 inchi ke atas dan 14,1 inchi ke samping. Kedua terowongan kereta utama masing-masing bertemu pada 22 Mei dan 28 Juni 1991.

Ketika masing-masing pasangan TBM bertemu, mesin milik Perancis dibongkar dan dikirim balik melalui terowongan. Sementara itu TBM milik Ingggris dimasukkan ke dalam batu dan disemen di tempat itu untuk selamanya.

Ratu Elizabeth dan Perdana Menteri Mitterand secara resmi membuka terowongan pada 6 Mei 1994 dalam suatu upacara yang diselenggarakan di Calais. Pada tanggal tersebut, proyek sudah terlambat 1 tahun dari yang dijadwalkan. Terowongan ini memakan biaya 80 persen lebih dari yang dianggarkan, dari biaya perkiraan £10 miyar.

Beban utang dan perkiraan yang melenceng mengenai volume penumpang dan lalu linta spengangkutan terus membayangi Eurotunnel plc di Inggris dan Eurotunnel SA di Perancis selama bertahun-tahun.

Pada 2007, setelah 4 tahun bertarung melawan kebangkrutan, Eurotunnel plc/SA direstrukturisasi dalam kesepakatan yang digerakkan oleh para pemegang saham Perancis. Kesepakatan yang diajukan menghapus utang lebih dari £2 milyar dan akhirnya mengalihkan 87 persen perusahaan kepada kreditornya.

“Chunnel” Beroperasi

Eurotunnel menawarkan 3 layanan utama: ulang-alik untuk kendaraan; jasa penumpang Eurostar yang menghubungkan London, Perancis, dan Brussels; serta kereta barang. Pada 2005, 8,2 juta penumpang per tahun menempuh perjalanan menggunakan kereta Eurostar. Pada tahun yang sama, kereta ulang-alik mengangkut lebih dari 2 juta mobil, 1,3 juta truk, dan lebih dari 77.000 gerbong.

Jumlah penumpang eurostar diduga naik secara substansial dengan dibukanya Channel Tunnel Rail Link berkecepatan tinggi antara titik msuk ke terowongan di Ashford di Kent dan St Pancras di London pada 2007.

Feri-feri Channel, yang pernah menjadi tiran bagi turis, dipaksa untuk semakin kompetitif dan meningkatkan kualitas layanannya bagi mereka yang lebih menyukai perjalanan melintasi laut selama 20 menit daripada berdiam di dalam mobil mereka di dalam kereta ulang-alik di bawah dasar laut pada kecepatan hingga 100 mil per jam.

Yang terpenting, terowongan itu melahirkan Euromindedness baru pada kedua sisi Channel. Perjalanan sehari untuk urusna bisnis dan berbelanja antara Paris, London, dan Brussel menjadi hal biasa.

Migrasi orang Perancis ke Inggris tenggara kian bertambah. Semakin banyak orang Inggris juga yang memiliki rumah di Perancis.

Channel Tunnel dapat diperbandingkan dengan jalan kereta api transkontinental pertama di Amerika Utara, Tapline di Arab Saudi, dan produksi minyak di Laut Utara. American Society of Civil Engineers menyatakan bahwa Channel Tunnel adalah salah satu dari Tujuh Keajaiban di Dunia Modern.