Sejarah Boeing

Boeing Company adalah eksportir terbesar di Amerika serikat sekaligus pembuat pesawat terbang dengan pendapatan terbesar di dunia. Perusahaan ini bermula pada tahun 1915, pendiri perusahaan ini membuat seaplane di sebuah rumah-kapal di Seattle. Dua tahun berlalu sampai akhirnya Boeing mendapatkan pesanan pertamanya.

Hari ini, perusahaan ini adalah kombinasi senilar $60 milyar yang mencakup korporasi-korporasi lambang dunia penerbangan Amerika: Boeing, Douglas Aircraft Company, McDonnell Aircraft Corporation, North American Aviation, dan Hughes Aircraft.

Tonggak Sejarah

1881: William E. Boeing lahir.

1916: Penerbangan perdana pesawat pertama Boeing.

1917: Terlibatnya Amerika dalam Perang Dunia Pertama mendatangkan pesanan 50 pesawat.

1927: Boeing memenangkan kontrak Kantor Pos AS untuk mengirim pos udara antara San Francisco dan Chicago dengna menggunakan pesawatnya sendiri, segera setelah itu mulai mengangkut penumpang.

1929: Boeing memperkenalkan pesawat pertama yang didedikasikan untuk penumpang, Model 80.

1934: Legislasi anti-trust melarang pabrik pembuat pesawat terbang dari memiliki maskapai pengangkut surat. William Boeing pensiun.

1938: Boeing memperkenalkan pressurized airliner pertama, 307 Stratoliner.

1939: Pesawat Boeing model 314 Clipper mewujudkan penerbangan transatlantik terjadwal pertama.

1945: Boeing B-29 Stratofortresses menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.

1956: William Boeing wafat.

1958: Pengantaran pertama jet airliner Boeing 707.

1969:  Penerbangan perdana Jumbo Jet Boeing 747.

2008: Boeing 787 Dreamliner dijadwalkan untuk mulai melayani penerbangan.

William E. Boeing dilahirkan dari ibu Amerika dan ayah insinyur pertambangan Jerman. Ayahnya juga seorang pengusaha furnitur.

Boeing muda sempat belajar ilmu teknik di Yale University sebelum menerjuni perdagangan karet di negara bagian Washington. Pengalaman berdagang karet ini memberinya pengetahuan tentang struktur kayu.

Pada 1910, penerbangan pionir Wright Bersaudara di Kitty Hawk pada 1903 masih teringat jelas oleh Boeing. Ia menghadiri pertemuan aeronautikal Amerika yang pertama di Los Angeles dan bertekad menerbangkan salah satu pesawat baru itu.

Tak seorang pun orang-orang penerbangan di sana membantunya. Kelak ada yang memberitahunya, “Kebanyakan orang datang kemari untuk melihat kita jatuh.

Pesawat Pertama Boeing

Saat pulang kembali ke Seattle, Boeing ditemani oleh George Conrad Westerveld, insinyur angkatan laut yang telah mempelajari aeronautika. Kedua orang itu terbang dengan pesawat Curtiss biplane awal yang mensyaratkan plot dan penumpangnya duduk di sayap.

“Saya tidak pernah mendapat jawaban yang pasti mengapa harus begitu,” tulis Westerveld. Boeing dan Westerveld yakin bisa membuat pesawat yang lebih baik.

Keduanya merancang dan membangun B&W twin-float seaplane di rumah mengapung milik Boeing d Lake Union. Saat Westerveld ditugaskan ke timur, Boeing menyelesaikan konstruksi 2 pesawat.

Pilot yang telah disewa Boeing tiba persis saat Boeing sendiri sedang mengendalikannya. Ia mengambil ancang-ancang dari ujung danau, berputar, dan terangkat hingga sejauh 400 meter.

Pada 15 Juli 1916, setelahl penerbangan perdana itu. Boeing mendirikan Pacific Aero Products Company. Setahun kemudian, ia mengubah namanya menjadi Boeing Airplane Company.

Karena tak ada penjualan sama sekali, Boeing secara pribadi menjamin pinjaman untuk menutupi gaji pegawai. Insinyur aeronautiknya yang pertama adalah Tsu Wong, seorang imigran Tiongko dan lulusan MIT.

Tsu adalah orang yang mendesain Boeing model C seaplane. Pesawat ini memenangkan pesanan pertama perusahaan. Angkatan Laut AS memesan 50 pesawat latih di masa perang. Jumlah pekerja pun naik dari 28 menjadi 337 orang.

Ada pola yang berulang lebih dari sekali dalam sejarah Boeing. Perang selalu mengembangkan perusahaan, sementara perdamaian justru hampir menghancurkannya.

Begitu Perang Dunia Pertama berakhir, pesanan dari militer pun berhenti. Boeing harus bersaing di pasar yang dibanjiri dengan pesawat terbang. Perusahaan hanya mampu bertahan hidup dengna membuat perahu, wadah gramofon, serta lemari rias, meja pajangan, dan perabot untuk toko konveksi dan perusahan korset.

Pos Udara dan Transportasi Penumpang

Di sepanjang paruh pertama 1920-an, Boeing memproduksi biplane untuk perusahaan pembuat pesawat lainnya. Ia jug amengirimkan surat pertama yang dirikim melalui udara (airmail) dan menjadi pilot pertama yang terbang di atas Mount Rainier.

Boeing mungkin telah membuat sejarah, namun ia gagal menghasilkan banyak keuntungan. Situasi ini mulai berubah dengan adanya pesawat tempur Model 15. Setelah itu pada 1927, pesawat pengangkut surat Model 40A memenangkan kontrak Kantor Pos AS untuk mengirim surat antara San Francisco dan Chicago.

Ipar laki-laki Boeing, Thorpe Hiscock, juga mengembangkan radio dua-arah eprtama untuk penggunaan pesawat pengangkut surat Boeing. Yang paling signifikan, Boeing Air Transport (BAT) didirikan untuk mengelola maskapai baru, menjadikan perusahaan ini pemasoknya sendiri.

Rute surat udara membuka kemungkinan penerbangan untuk mengangkut orang. BAT mengangkut hampir 2.000 penumpang pada tahun pertamanya. Pada 1929, Boeing memperkenalkan alat transportasi pertama yang didedikasikan khusus penumpang, biplane Model 80 dengan 12 kursi.

Tak lama sesudahnya Boeing berintegrasi dengan Pratt & Whitney, pembuat mesin yang menjadi pemasoknya,  untuk membentuk United Aircraft and Transport Corporation (UATAC). Perusahaan baru ini pun bisa dengan cepat mengakuisisi setengah lusin perusahaan manufaktur dan maskapai.

Usahanya ini dihentikan pada 1934 oleh legislasi anti-trust yang melawarng pembuat pesawat terbang memiliki maskapai pengangkut surat. UATC dipecah menjadi tiga entitas: United Airlines, United Aircraft, dan Boeng Airplane Company. William E. Boeing pensiun dan menjual sahamnya.

Claier Egtvedt, rekan sekaligus penggantinya, melihat masa depan ada di “Big Boeing” yang sedang dikembangkan. Ia memiliki visi bahwa pesawat terbang jenis ini akan mengangkut kemakmuran sekaligus kehancuran di seluruh dunia.

Pesawat terbang Model 314 Clipper dijadwalkan melakukan penerbangan transatlantik pertamanya pada 1939. Model 307, yang pertama kali terbang pada 1938, adlaah pressurized airliner pertma yang mampu menjelajah pada ketinggian 20.000 kaki. Dengan terbang pada ketinggian tersebut, pesawat ini bisa menghindari sebagian besar gangguan cuaca.

Big Bombers dan Jet Airlines

Boeing terkenal karena kontribusinya terhadap pihak sekutu dalam perang Dunia Kedua. B-17 Flying Fortress yang ikonik (dikenang dalam film sebagai Memphis Belle) terbang ribuan kali untuk berbaagai misi di atas Eropa yang dukuasai lawan. Sedangkan B-29 Superfortress menjadi esawat yang menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.

William E. Boeing sendiri menjadi penasihat perusahaan selama masa perang. Pabrik Boeing di Seattle dikamuflase agar terlihat dari udara sebagai gudang kain goni dan halaman rumputnya dipenuhi kawat kasa.

Di pabrik besar Seattle ini dan juga di pabrik lain di Kansas, ribuan pesawat pembom dirakit pekerja perempuan yang suaminya berada jauh di medan perang. Perempuan ini disimbolkan dengan gadis poster yang dikeluarkan pemerintah AS, Rosie the Riveter, yang disertai slogan “Kita bisa melakukannya.”

Begitu Perang Dunia Kedua berakhir dan datang era damai, 70.000 karyawan Boeing kehilangan pekerjaan mereka.

Data terowongan-angin ditemukan oleh para ilmuwan Sekutu di reruntuhan bangunan riset aeronautika rahasia di Jerman. Temuan ini menyingkap jyakutas aerodinamis yang superior dari sayap “menekuk-ke-belakang.”

Chief aerodynamicist Boeing, George Schairer, membuat sketas gambar dengan terburu-buru dan menuliskan formula matematika kuncinya dalam sebuah surat lalu memposkannya kembali dengan tanda “sensor” ke AS.

Tindakan Schairer ini menjadikan mesin jet menjadi feasible untuk penerbangan pesawat penumpang jarak jauh dan mendorong adanya program pengembangan pesawat jet skala-besar Dash-80.

Pada 1955, pesawat baru itu dibuka dalam pameran dirgantara. Sementara pilot Tex Johnston berakrobat dengan pesawat itu di atas Danau Washington.

Setelah Dash-90, muncul Boeing 707, yang pengirimannya dimulai pada 1958. Boeing 707 merupakan pesawat dengan 4 mesin jet untuk 156 penumpang. Pesawat ini dibuat untuk menyaingi De Havilland Comet buatan Inggris, Sud Aviation Caravelle buatan Perancis, dan Tupolev Tu-104 buatan Rusia.

Pada 1959, American Airlines memperkenalkan penerbangan non-stop pantai-ke-pantai yang pertama dengan 707 melintasi Amerika. Penerbangan ini memangkas waktu penerbangan menjadi 5 jam. Untuk perbandingan, pesawat piston membutuhkan waktu 8 jam, sedangkan perjalanan dengan kereta api memakan waktu 4 hari.

Pesawat Boeing 707 yang seharga $5 milyar ini mampu mengangkut penumpang melintasi Atlantik dalam setahun sama banyaknya dengan jumlah penumpang kapal Queen Mary yang harganya $30 milyar. Ditambah lagi, pesawat ini menggunakan bahan bakar hanya sepersepuluh Queen Mary. Boeing 707 juga mengurangi waktu terbang dari New York ke London menjadi 6 jam dari semula 12 jam.

Varian selanjutnya di antaranya 720 dan 727:1300. Seri terakhir ini masih melayani penerbangan di seluruh dunia pada pergantian milenium.

Perang dan Damai

Boeing pertama kali diselamatkan oleh perang pada 1917. Sejak itu, konflik sangat memengaruhi pertumbuhan perusahaan ini. Perang Dunia Kedua, Perang Dingin, Perang Korea, Perang Vietnam, Perang Teluk, Perang Afghanistan, Perang Irak telah menimbulkan banyak permintaan pesawat terbang ke Boeing. Konflik-konflik telah berkali-kali memperkaya perusahaan, namun di kali lain mendestabilkannya.

Lomba persenjataan Amerika dengan Uni Soviet sempat beralih ke pacuan angkasa luar. Boeing mengerahkan teknologi nirpilotnya dalam program peluru kendali Minuteman, Saturn 5 Rocket Booster, satelit, dan pengorbit bulan untuk program Apollo.

Resesi dunia penerbangan pada awal 1970-an membuat perusahaan ini tidak mendapat pesanan selama 18 bulan. Efeknya tenaga kerja yang semula 80.000 dipangkas lebih dari separuhnya menjadi hanya 37.000.

Model-model 747 untuk penerbangan antarbenuda dan model pengembangannya menjadi saksi bagaimana Boeing melewati oil shocks dan resesi 70-an hingga memasuki booming tahun 1980-an.

Kompetisi makin meningkat dari Airbus Eropa pada 1990-an. Serangan teror 9/11 pada 2001 menyebabkan rontoknya pasar jet besar. Namun, Boeing melakukan penjualan signifikan untuk pembeli Airbus jangka panjang seperti Air India dan Air Canada.

Perusahaan dibangkitkan kembali dengan beberapa inisiatif, seperti fokus pada pelanggan, pengakuan akan kompetisi, dan penggunaan teknik perakitan lean production yang dirintis oleh pembuat mobil Toyota 50 tahun sebelumnya.

Kontribusi lain terhadap kebangkitan ini adalah 787 Dreamliner baru yang super-efisien. Pesawat angkut untuk jarak terjauh di dunia dan berbadan lebar ini meraih penjualan tercepat dalam sejarah.

Pada 2006, pemerintah menjatuhkan denda sebesar $615 juta pada Boeing karena skandal pembelian. Walau begitu, Boeing meraup 55% pesanan pesawat komersial global untuk pertama kalinya sejak 2000.

Daftar pelanggannya adalah Garuda Indonesia, Lion Air, British Airways, Virgin, Air India, Air Canada, Air France, Lufthansa, Japan Airlines, Qantas, Gulf Air, Malaysian Airlines, dan Ariana (Afganistan), serta ratusan pelanggan perusahaan dan individu swasta.

Aerospace adalah industri dengan investasi tinggi dan marjin rendah. Boeing mungkin merupakan satu-satunya perusahaan yang mampu mengoperasikan pesawat ulang-alik NASA dan International Space Station.

Perusahaan penghasil polusi udara terbesar ke-13 di dunia ini sedang bekerja mengurangi konsumsi bahan bakar dan tingkat kebisingan yang menambah jejak karbon dalam jumlah besar.

Hari ini, perusahaan yang berkantor pusat di Chicago, Illinois ini mempekerjakan 150.000 orang di AS dan 70 negara lainnya. Saat ini hampir 12.000 pesawat jet komersial buatan Boeing melayani berbagai penerbangan. Hampir 75% armada di seluruh dunia.