gambar rukun iman

Penjelasan Rukun Iman, Perlu Diketahui Oleh Setiap Muslim

RUKUN IMAN – Segala sesuatu pasti mempunyai rukun yang mendasari hal itu. Begitu juga dengan keimanan, maka ia juga mempunyai pokok-pokok yang menjadi dasar atas bagian-bagiannya.

Sebagaimana sudah kamu ketahui, bahwa rukun iman itu ada enam, yakni: iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab-kitabNya, iman kepada para rasul, iman kepada hari akhir dan iman kepada takdir.

Iman menurut bahasa adalah percaya atau membenarkan, sedangkan menurut istilah syar’i yakni keyakinan dalam hati, perkataan yang di ucapkan dan mengamalkan dengan perbuatan, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan maksiat.

Jadi bisa disimpulkan, rukun iman berarti landasan atau dasar-dasar yang harus diyakini oleh setiap muslim, kemudian diucapkan dengan lisan dan dibuktikan dengan perbuatan.

Pada kesempatan ini kita akan membahas tentang rukun iman disertai dengan penjelasannya. Yuk, simak dengan seksama.

Rukun Iman Kepada Allah

Rukun Iman Kepada Allah
muslimahcorner.com

Iman secara bahasa memiliki makna yaitu percaya atau yakin. Sedangkan secara istilah iman memiliki makna membenarkan di dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan melakukan dengan amal perbuatan.

Berdasarkan pengertian tersebut, iman kepada Allah dapat diartikan dengan meyakini di dalam hati bahwa Allah itu ada (wujud) dengan segala- sifat-sifat-Nya, nama, keagungan, kekuasaan dan kesempurnaan-Nya.

Keyakinan ini  dibarengi dengan ucapan secara lisan dan dilakukan dengan amal perbuatan secara nyata. Orang-orang beriman tersebut disebut sebagai orang mukmin.

Iman kepada Allah adalah rukun iman yang berada pada urutan pertama. Oleh karena itu rukun ini sangat penting kedudukanya di dalam agama islam. Sehingga wajib bagi individual muslim untuk mengetahui lebih dalam dengan benar agar membuahkan aqidah yang benar.

Makna Iman Kepada Allah Ta’ala

Iman kepada Allah adalah dasar dan pokok dari keimanan, yaitu meyakini bahwa Allah adalah Rabb dan Pemilik segala sesuatu di seluruh alam ini, Dia-lah satu-satunya yang berhak untuk disembah, tiada sekutu bagi-Nya.

Semua sesembahan selain Allah adalah sesembahan yang bathil, dan menyembah kepada selain Allah adalah kebathilan. Allah berfirman di dalam surah Al Hajj ayat 62:

“(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

Dialah Allah yang disifati dengan sifat-sifat yang sempurna dan mulia, tersucikan dari segala kekurangan dan kecacatan.

Hal ini merupakan perwujudan rukun iman dari tauhid yang tiga, yaitu rububiyah, uluhiyah dan asma’ wa sifat. Beriman terhadap Allah harus mengandung tiga tauhid tersebut, karena keyakinan kepada Allah adalah tentang keEsaan Allah dalam rububiyah, uluhiyah dan seluruh nama dan sifat-sifat Allah yang mulia. (Al Irysaad ilaa shahiihil I’tiqaad, Syaikh Sholeh al Fauzan).

Tidak akan seseorang dikatakan beriman kepada Allah sampai dia mengimani 4 perkara:

  1. Mengimani adanya Allah SWT.
  2. Mengimani rububiah Allah, maksudnya tidak ada yang bisa mencipta, menguasai serta mengatur alam semesta kecuali hanya Allah.
  3. Mengimani uluhiah Allah, maksudnya tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan mengingkari segala sembahan kecuali Allah SWT.
  4. Mengimani semua nama dan sifat Allah yang sudah ditetapkan untuk diri-Nya dan mengimani para Nabi-Nya yang sudah Allah tetapkan, dan juga menjauhi ta’thil, tahrif, takyif, dan tamtsil.

Jika ada seorang yang hanya meyakini keberadaan Allah Ta’ala di dalam hati saja dan tidak membuktikan dengan amal perbuatan serta ikrar dengan lisanya, berarti keimanan yang ada di dalam hatinya belum sempurna dan belum memaknai rukun iman.

Oleh karena itu ketiga unsur penting tersebut tidak boleh dipisahkan dan harus selalu menyeluruh.

Rukun iman yang benar harus mengandung empat unsur di atas. Barang siapa yang tidak beriman kepada salah satu saja, maka ia bukanlah seorang mukmin. ( al ‘Aqidah al Washitiyah, Syaikh Muhammad)

Allah Ta’ala berfirman di dalam al Quran surat Al Ikhlas

“Katakanlah (Muhammad), ”Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” (Q.S. al-Ikhlas [112]: 1-4) .

Faedah Iman yang Benar

Iman kepada Allah Ta’ala dengan benar akan menghasilkan buah manis yang agung bagi orang-orang yang beriman, yaitu:

Terciptanya iman tauhid yang kuat kepada Allah Ta’ala, dimana tidak ada tempat satupun di dunia ini untuk bergantung selain kepada Allah dalam rasa harap[ dan takut, serta tidak ada ilah yang berhak untuk disembah melainkan Allah Ta’ala.

Timbulnya rasa kecintaan kepada Allah ta’ala dengan sempurna dan pengagungan terhadap-Nya sesuai dengan nama-nama-Nya yang indah serta sifat-sifat-Nya yang sangat mulia.

Terwujudnya dengan melaksanakan segala yang diperintahkan dan menjauhi apapun yang dilarang-Nya. (Ushuulil Iman)

Semoga Allah senantiasa membimbing kita selalu dalam jalan yang benar dan jalan yang selalu diridhoi-Nya. Semoga Allah senantiasa menguatkan dan memperkokoh keimanan kita terhadap-Nya dan memberikan kita istiqomah di atas iman yang benar sesuai syariat islam.

Iman Kepada Para Malaikat Allah

Rukun Iman - Iman Kepada Para Malaikat Allah
blogging.co.id

Maksudnya kita semua wajib mempercayai dan membenarkan bahwa para malaikat itu ada yang sudah Allah ciptakan dari cahaya. Malaikat merupakan makhluk Allah yang selalu patuh dan beribadah kepada-Nya.

Allah SWT berfirman: “Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (QS. Al-Anbiya`: 19-20)

Ada banyak sekali malaikat yang Allah ciptakan. Namun sebagai seorang muslim, setidaknya ada 10 malaikat yang harus kamu ketahui, antara lain sebagai berikut: Jibril, Mikail, Israfil, Izrail, Munkar, Nakir, Rakib, Atid, Malik dan Ridwan.

Kata malaikat merupakan jamak dari kata “malakun” yang memiliki arti utusan. Malaikat berdasarkan terminology adalah makhluk yang bersifat ghaib. Mereka diciptakan dari cahaya atau dalam bahasa arab disebut nur.

Malaikat juga merupakan makhluk ghaib yang sangat taat terhadap perintah Allah SWT. Dan mereka juga tidak pernah sama sekali ingkar kepadaNya. Mereka tidak tidur, tidak membutuhkan makan dan minum.

Secara fisik malaikat tidak memiliki keinginan apapun. Dan selama hidupnya mereka hanya menghabiskan waktunya untuk beribadah dan mengabdi kepada Allah SWT.

Percaya dengan sepenuh hati bahwa Allah menciptakan makhluk yang bernama malaikat merupakan salah satu beriman kepada malaikat Allah. Karena mengimani keberadaan malaikat itu sangat penting.

Kepercayaan tersebut bisa memurnikan amalan umat manusiadari segala bentuk kesyirikan. Telah diterangkan dalam QS Al-Baqarah ayat 2-3 menjelaskan bahwa beriman kepada malaikat merupakanpangkal keimanan kepada wahyu yang diturunkan Allah kepada para Rasul-Nya.

Allah SWT menurunkan wahyu-Nya kepada para rasulnya melalui malaikat jibril. Jika terdapat seseorang yang mendustakan keberadaan para malaikat berarti dia juga telah mendustakan wahyu dan kitab-kitab Allah SWT serta mendustakan para rasul-Nya.

Adapun Hikmah yang Bisa Kita Ambil Dalam Beriman Kepada Malaikat:

  1. Memperkuat keimanan kita kepada Allah, sebab malaikat senantiasa selalu bertasbih kepada-Nya
  2. Mengingat akan adanyabalasan Allah pada saat malaikat mencabut nyawa
  3. Tidak sombong, karena malaikat tidak memiliki sifat yang sombong
  4. Suka mendoákan kebaikan dan ampunan untuk orang lain, sesuai dengan sifat malaikat
  5. Menghindari keinginan untuk melakukan sesuatu atau perbuatan yang berdosa, karena malaikat akan selalu berada disisi kita dan mencatat setiap amal baik dan buruk yang kita lakukan selama hidup di dunia

Perbedaan Malaikat dan Manusia

Malaikat

  • Diciptakan terlebih dahulu daripada manusia
  • Diciptakan dari cahaya dan tidak mempunyai jenis kelamin
  • Diciptakan tidak berpasangan
  • Tidak memiliki nafsu
  • Mereka semua selalu taat kepada Allah
  • Malaikat juga termasuk makhluk ghoib

Manusia

  • Diciptakan paling akhir daripada malaikat
  • Diciptakan dari tanah dan memiliki jenis kelamin seperti kelamin laki-laki dan kelamin perempuan
  • Diciptakan mempunyai pasangan
  • Memiliki nafsu
  • Tidak termasuk makhluk ghaib
  • Memproduksi keturunan

Rukun Iman – Tugas Para Malaikat

  1. Perantara untuk menguatkan hati orang yang beriman
  2. Perantara untuk melaksanakan hukum Allah
  3. Perantara untuk menyampaikan wahyu yang Allah berikan kepada para nabi dan rasul
  4. Penolong dan mendoákan manusia
  5. Memberikan ilhamkepada hati manusia untuk berperilaku baik
  6. Memberikan pertolongan kepada manusia dalam hal kerohanian
  7. Mencatat segala hal perbuatan manusia
  8. Mencabut nyawa para manusia

Jumlah malaikat sendiri sebenarnya tidak terhitung banyaknya. Namun bagi umat islam hanya diwajibkan untuk mengetahui sepuluh malaikat yang utama. Dan dari sepuluh malaikat utama ini memiliki tugasnya masing-masing. Seperti yang dibawah ini.

  1. Jibril

Malaikat Jibril memiliki nama lain berupa Ruhul Qudus dan Ruhul Amin. Tugas malaikat Jibril adalah menyampaikan wahyu kepada para rasul dan nabi.

  1. Mikail

Malaikat Mikail mempunyai tugas mengurusi kesejahteraan makhluk Allah. Contohnya menurunkan dan mengalirkan hujan ke wilayah-wilayah yang diperintahkan oleh Allah.

  1. Israfil

Tugas dari malaikat Israfil ialah meniup sangkakalayang menandakan kan terjadinya hari kiamat.

  1. Izrail

Tugas malaikat Izrail adalah mencabut nyawa manusia dan makhluk hidup lainnya.

  1. Munkar

Tugasnya menanyai manusia di alam kubur.

  1. Nakir

Tugasnya sama seperti malaikat Munkar yaitu menanyai dalam kubur.

  1. Rakib

Tugas malaikat Rakib adalah mencatat setiap amal yang dilakukan oleh manusia selama hidupnya.

  1. Atid

Tugas malaikat Atid sama seperti malaikat Rakib yaitu mencatat amal baik dan buruk manusia.

  1. Malik

Tugas malaikat Malik yaitu menjaga neraka dan menyiksa para penghuni neraka.

  1. Ridwan

Tugas malaikat Ridwan adalah menjaga syurganya Allah.

Iman Kepada Kitab-kitab Allah

Rukun Iman - Iman Kepada Kitab-kitab Allah
cintanasihat.wordpress.com

Rukun iman – Maksudnya kita semua wajib mengimani bahwa seluruh kitab Allah merupakan kalam-Nya, dan kalamullah bukanlah seorang makhluk karena kalam adalah sifat Allah. Setidaknya, ada 4 Kitab Allah yang wajib kamu ketahui sebagai seorang muslim, antara lain sebagai berikut:

 

1. Kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud AS.

Rukun Iman – Kitab Zabur merupakan kitab yang diberikan kepada Nabi Dawud ‘Alaihi Salam. Zabur berasal dari kata zabara – yazburu – zabran yang artinya menulis. Kitab Zabur menggunakan bahasa Qibti, sebagai mana yang dikutip oleh Ali As-Sabuni dalam kitab Safwah At-Tafsiri juz 1 halaman 330 bahwa di dalamnya ada 150 surat.

Di dalam bahasa Arab, Zabur juga disebut Mazmur atau jamaknya Mazamur, yang berisi 150 nyanyian yang disenandungkan oleh Nabi Dawud AS yang menceritakan tentang semua pengalaman pada masa hidupnya baik itu berupa dosa, pengampunan dosa, kejatuhan, dan suka cita atas kemenangan terhadap musuh allah serta kemuliaan Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman di dalam Al-Qur’an yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” (QS. Anisa 163)

Nabi Dawud juga pernah mengatakan bahwa inti dari Kitab Taurat yang berisikan tentang 10 perintah tetap menjadi pedoman hidupnya meskipun Allah Ta’ala menurunkan Kitab Zabur kepadanya. Oleh sebabitu di dalam kitab zabur tidak ada pembahasan tentang hukum karena masih mengikuti dan meneruskan syari’at pada Nabi Musa AS. isi kandungan Kitab Zabur adalah ajaran tauhid, kata-kata hikmah, dan nasihat kebaikan.

2. Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa AS.

Dalam Bahasa Ibrani kitab Taurat di sebut dengan Thora yang artinya kitab suci yang diturunkan oleh Allah Ta’ala kepada Nabi Musa ‘alaihi salam, untuk menuntun Bani Israil kepada agama Nabi Musa. Pada kitab Taurat ini menggunakan bahasa ibrani, Taurat merupakan salah satu dari tiga komponen yaitu Thora, Nabiin dan Khetubi’in. ketiga komponen ini terdapat pada kitab suci agama yahudi yang di sebut Bibila atau Al-Kitab, dan orang-orang krsten menyebutnya dengan “Old Testament” atu perjanjian lama.

Didalam Kitab Taurat ini menceritakan tentang kisah keluarnya Bani Israil dari penindasan Fir’aun di mesir dibawah kepeminpinan Nabi Musa Alaihi Salam. Dalam kitab Taurat juga menceritakan tentang keberadaan nabi Musa di padang Tiah atau juga disebut Semenanjung Sinai yang berdoa kepada Yahwe (Allah Ta’ala) selama 40 hari.
Didalam do’anya Allah Ta’ala memberi 10 perintah, perintah itu adalah:
1. Hormati dan cintai satu Allah,
2. Sebut nama Allah dengan hormat,
3. Kuduskanlah hari Tuhan, yaitu hari sabat(hari ketujuh setelah bekerja enam hari dalam seminggu),
4. hormati ibu dan bapakmu
5. jangan bercabul,
6. jangan membunun,
7. jangan berdusta,
8. jangan mencuri,
9. Jangan ingin Memiliki harta orang lain dengan cara yang tidak halal
10. jangan ingin berbuat cabul.

Adapun isi yang terkandung dalam kitab Taurat merupakan ajaran untuk mengesakan Allah, nasehat-nasehat kebaikan, hukum-hukum syari’at, setra kisah dan sejarah nabi-nabi terdahulu.

3. Kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa AS.

Injil merupakan kitab Allah SWT yang diturunkan kepadaa Nabi Isa AS. Isi dari Kitab Injil ini adalah ajakan kepada umat Nabi Isa untuk hidup zuhud yaitu menjauhi kerusakan dan ketamakan terhadap duniawi dengan tujuan untuk meluruskan pandangan kaum yahudi yang bersifat materialistis.

Dia Isa berkata: “Sesungguhnya aku hamba Allah. Dia memberiku Kitab Injil dan Dia menjadikan aku seorang Nabi.” (QS. Maryam 30).

Bahasa yang digunakan dalam Kitab Injil adalah Bahasa Suryani. Dan Kitab Injil yang ada sekarang sudah berbeda dengan Kitab Injil yang dulu diturunkan kepada Nabi Isa, karena sudah banyak di rubah di tambah dan di kurangi isinya. Isi dari apa yang terkandung dalam Kitab Injil adalah ajaran untuk mentauhidkan Allah, hukum-huku syariat, nasihat kebaikan, serta sejarah nabi yang terdahulu.

4. Kitab Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Rukun Iaman – Al-Qur’an merupakan kitab suci umat islam yang diwahyukan keada Nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW beliau ini adalah nabi terakhir dan imam para Rosul. Di namakan sebagai Al-Qur’an karena selain kitab suci kitab ini juga diwajibkan untuk di baca dan dipelajari makna darinya. Al-Qur’an juga merupakan kitab yang diturunkan terakhir sekaligus penyempurna dan pembeda dari kitab-kitab sebelumnya.

Al-Qur’an diturunkan kepada Rasulullah SAW pada tanggal 17 Ramadhan yang bertepatan pada tanggal 6 agustus tahun 632 masehi. dan semenjak itu pula pada tanggal 17 Ramadhan diperingati sebagai NUzulul Qur’an oleh seluruh umat islam di dunia.

Al-Qur’an diturunkan selama 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari secara berangsuran. tujuannya kenapa diturunkan secara berangsur agar mudah untuk dimengerti dan dilaksanakan oleh umat islam, lebih mengesankan dan lebiih berpengaruh didalam hati, agar lebih mudah untuk dihafal, serta memberikan jawaban atas penolakan dan pertanyaan dari suatu pendapat dan perbuatan.

isi yang terkandung dalam Al-Qur’an yaitu tentang aqidah, syariat yang berkaitan dengan muamalah dan ibadah, akhlak, kisah umat terdahulu, berita tentang masa yang akan datang yaitu akhirat, serta perinsip dan dasar hukum yang beraku bagi seluruh semesta alam termasuk manusia.

Iman Kepada Para Nabi dan Rasul Allah

Rukun Iman - Iman Kepada Para Nabi dan Rasul Allah
nurulmusthofa.org

Rukun iman – Iman kepada para nabi dan rasul Allah maksudnya adalah mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah SWT sudah pilih sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Mereka semua merupakan manusia biasa dan tidak memiliki hak-hak sifat-sifat ketuhanan, sebab menyembah para nabi dan rasul merupakan sebuah kebatilan.

Allah SWT berfirman: “Dan sesungguhnya sudah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.” (QS. Ghafir: 78)

 

Perbedaan Antara Nabi dan Rasul

Rukun Iman – Para ulama memiliki berbagai pendapat yang berbeda dalam mendefinisikan perbedaan antara nabi dan rasul, diantaranya sebagai berikut:

  • Nabi adalah seorang pria merdeka yang diberikan wahyu oleh Allah subhanahu wa ta’ala namun tidak diberi perintah untuk menyampaikan pada orang lain. Rasul merupakan pria merdeka yang sama-sama diberikan wahyu dan diberi perintah untuk menyampaikan pada orang lain.
  • Nabi adalah orang yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala untuk berdakwah mengikuti syari’at/aturan dari rasul sebelumnya dan ia tidak menerima wahyu baru. Sedangkan rasul adalah seorang yang Allah perintahkan untuk berdakwah dan dia menerima wahyu baru sebagai penyempurna syari’at yang lama, contohnya adalah Al-Qur’an yang dibawa oleh Rasulullah SAW yang merupakan penyempurna kitab-kitab sebelumnya.
  • Nabi adalah seorang pria yang diberikan wahyu oleh Allah subhanahu wa ta’ala berupa syari’at dan bertugas untuk berdakwah/menyampaikannya kepada orang-orang beriman. Sementara rasul merupakan seorang pria yang sama-sama menerima wahyu dari Allah subhanahu wa ta’ala, bertugas menyampaikan syari’at kepada orang beriman dan diutus juga kepada orang-orang yang menentang firmal Allah.

Setiap rasul pastilah seorang nabi, namun seorang nabi belum tentu rasul. Nabi dan Rasul hanya berasal dari kalangan pria dan tidak ada satupun yang berasal dari kalangan wanita. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya di antara penduduk negeri.” (Yusuf: 109)

Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan bahwa, “Allah memberitakan bahwa Dia mengutus para rasul-Nya dari kalangan pria, tidak dari kalangan wanita. Ini adalah pendapat jumhur (mayoritas) ulama. … sebagian kalangan beranggapan bahwa Sarah (istri Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam), ibunda Nabi Musa, Maryam Ibunda Nabi ‘Isa adalah para nabi dari kalangan wanita, dengan dalil bahwa malaikat memberikan berita gembira kepada Sarah dengan kelahiran Ishaq, dan malaikat datang kepada Maryam memberikan berita gembira dengan kelahiran ‘Isa. Memang hal itu terjadi pada mereka, namun hal itu tidak berarti mereka menjadi nabi dengan itu. … maka pendapat yang diyakini oleh para imam dari kalangan Ahlus Sunnah wal Jama’ah, dan itu pendapat yang dinukil oleh al-Imam Abul Hasan al-Asy’ari rahimahullah dari para imam tersebut, bahwa tidak ada nabi dari kalangan wanita. Yang ada dari kaum wanita hanyalah shiddiqah…” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir surah Yusuf ayat 109).
Gelar nabi dan rasul merupakan karunia Allah subhanahu wa ta’ala yang dikaruniakan kepada orang-orang terpilih, ini sesuai dengan firmal Allah subhanahu wa ta’ala:

“Allah memilih rasul-rasul-(Nya) dari malaikat dan dari manusia; sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Al-Hajj: 75)

Kenabian ataupun kerasulan bukanlah gelar yang bisa didapat dengan ibadah, usaha, berdoa, amal dan lain sebagainya seperti yang diyakini beberapa orang. Menurut mereka, seseorang bisa menjadi nabi dan rasul jika berusaha sungguh-sungguh. Maka jangan heran jika sekarang ini banyak ditemukan orang-orang yang mengakui diri mereka sendiri sebagai nabi atau bahkan rasul. Tentu saja anggapan itu merupakan penyesatan aqidah yang batil, ini semua telah Allah subhanahu wa ta’ala bantah dalam firmannya:

“Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan.” (Al-An’am: 124)
Sebagai umat muslim yang berpegang teguh pada Al-Qur’an, kita wajib beriman bahwa nabi terakhir adalah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai nabi akhir zaman.

Iman Kepada Hari Akhir

Rukun Iman - Iman Kepada Hari Akhir
erikosaparingga18.blogspot.com

Iman kepada hari akhir adalah membenarkan dan mempercayai adanya hari akhir. Maksudnya, kelak ada hari terakhir di dunia ini, tidak ada lagi hari keesokan harinya. Hari akhir merupakan hari dimana Allah SWT mewafatkan seluruh makhluk yang masih hidup saat itu, kemudian mereka semua dibangkitkan kembali untuk mempertanggung jawabkan amalan mereka.

Allah SWT berfirman: “Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya, janji dari Kami, sesungguhnya Kami pasti akan melakukannya.” (QS. Al-Anbiya`: 104)

Para ulama telah membagi kiamat menjadi dua macam, yakni kiamat sugra dan kiamat kubra. Kiamat Sugra atau biasa disebut kiamat kecil, yakni rusaknya sebagian makhluk, contohnya seperti terjadinya kematian dan bencana alam. Sedangkan kiamat Kubra atau biasa disebut kiamat besar, yaitu hancurnya alam semesta beserta seluruh isinya sekaligus, atau berakhirnya segala kehidupan makhluk di alam ini secara sekaligus.

Diriwayatkan dari Huzaifah bin Usaid al-Ghifari ra. berkata: Nabi Muhammad saw, pernah menghampiri kami, sedangkan kami sedang membicarakan masalah tanda-tanda hari kiamat. lalu Rasulullah bertanya: “Apa yang kalian sedang bicarakan?” para sahabat menjawab : ”Kami sedang memikirkan masalah hari kiamat.” Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya hari kiamat itu tidak akan terjadi hingga kalian mendapatkan 10 tanda-tandanya.”

Kemudian Rasulullah menyebutkan tanda-tanda hari kiamat satu per satu: “Datangnya asap, Dajjal, Binatang binatang melata, terbitnya matahari dari barat, turunnya Nabi Isa As bin Maryam, munculnya yakjuj dan makjuj, terjadinya 3 kali gerhana, gerhana di timur, gerhana di barat, dan gerhana di dataran jazirah Arab, dan yang terakhir adalah munculnya api dari Yaman yang menggiring manusia.”

Iman pada hari Akhir beserta tanda-tandanya adalah salah satu keimanan terhadap perkara ghaib yang tidak bisa dijangkau oleh akal dan pikiran manusia, serta tidak ada jalan untuk dapat mengetahuinya kecuali dengan nash melalui wahyu.

Sebab pentingnya hari yang besar ini, kita seringkali mendapati di dalam Al Qur’an, bahwa Allah SWT sering menghubungkan antara iman kepada-Nya dengan iman kepada hari Akhir, Hal ini sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi:

لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian….” [Al-Baqarah: 177]

Allah juga berfirman:

ذَٰلِكُمْ يُوعَظُ بِهِ مَن كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ

“… Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir….” [Ath-Thalaaq: 2]

Pembicaraan tentang hari Akhir di dalam Al Qur’an biasanya mengenai pahala dan siksa. Menurut pandangan islam, kehidupan bukan hanya sekedar di dunia saja dengan waktu yang pendek dan terbatas, apalagi sebatas usia manusia yang sangat pendek. Kehidupan menurut islam itu sangat panjang, berlanjut hingga tiada batasannya.

Selain kehidupan, tempatnya pun juga berlanjut menuju ke suatu tempat yang lain, yakni di dalam Surga yang luas atau di dalam Neraka yang lebih luas lagi.

Allah SWT berfirman:

سَابِقُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ

Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Rabb-mu dan Surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Rasul-Nya….” [Al-Hadiid: 21]

Dan Allah SWT berfirman:

يَوْمَ نَقُولُ لِجَهَنَّمَ هَلِ امْتَلَأْتِ وَتَقُولُ هَلْ مِن مَّزِيدٍ

(Dan ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) Kami bertanya kepada Jahannam, “Apakah kamu sudah penuh?” Dia menjawab, “Masih ada tambahan?” [Qaaf: 30]

Beriman pada Allah SWT dan hari Akhir merupakan sebuah perkara yang benar-benar bisa mengarahkan perilaku manusia kepada jalan yang benar dan lurus. Undang-undang yang dibuat oleh manusia tidak akan mampu membuat perilaku manusia menjadi lurus, benar dan istiqamah seperti yang sudah dihasilkan oleh iman kepada hari Akhir.

Maka dari itu, terdapat suatu perbedaan yang sangat terlihat antara perilaku orang yang beriman dengan yang tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir. Orang yang beriman tersebut mengetahui bahwa kehidupan di dunia adalah ladang untuk kehidupan akhirat. Mereka juga mengetahui bahwa semua amal yang dilakukan di dunia merupakan bekal hari Akhir. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT:

زَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ

“… Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa….” [Al-Baqarah: 197]

Beriman Kepada Takdir yang Baik dan yang Buruk

Rukun Iman - Beriman Kepada Takdir yang Baik dan yang Buruk
unimed.kammi.org

Rukun Iman – Maksudnya adalah kita semua wajib mengimani bahwa semua yang Allah takdirkan, apakah kejadian yang baik ataupun yang buruk, semua itu berasal dari Allah SWT.

Takdir dalam Islam sebenernya adalah Qadha dan Qadar. Terkadang kita memakai istilah qadha dan qadar dalam satu istilah, yaitu Qadar atau takdir. Jika ada orang terkena musibah, lalu orang tersebut mengatakan, ”sudah takdir”, maksudnya qadha dan qadar.

Qadha dan Qadar berhubungan erat satu sama lain. Qadha merupakan rencana, ketentuan, atau hukum Allah mulai dari zaman azali. Sedangkan Qadar merupakan eksistensi atau kenyataan dari hukum atau ketentuan Allah. Jadi hubungan antara qadha qadar ibarat rencana dan perbuatan.

Qadar Allah selalu sesuai dengan Qadha-Nya. Allah berfirman dalam Qur’an yang artinya adalah berikut ini:

” Dan tidak sesuatupun melainkan disisi kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.”[QS Al-Hijr ; 21]

Kewajiban Beriman Kepada Qadha dan Qadar

Sebagai orang mu’min, kita harus mau menerima semua ketentuan Allah kepada diri kita. Allah berfirman dalam sebuah hadits qudsi yang artinya:

” Siapa yang tak ridha dengan qadha-Ku dan qadar-Ku dan tak sabar atas bencana-Ku yang Aku ujikan atasnya, maka hendaklah mencari Tuhan selain Aku. (H.R.Tabrani)

Takdir Allah adalah iradah (kehendak) Allah. Oleh karena itu takdir tak selalu pas dengan kemauan kita. Kadang-kadang takdir atas diri kita pas dengan kemauan kita, maka bersyukurlah karena hal itu adalah nikmat yang Allah karuniakan kepada kita. Dan jika takdir yang kita alami kurang menyenangkan atau adalah musibah, maka hendaklah kita bersabar dan bersyukur. Kita harus meyakini, bahwasannya di balik setiap musibah itu pasti ada hikmah yang tak jarang kita belum mengetahuinya. Allah Maha Mengetahui atas segala yang diperbuat-Nya.

Allah berfirman:

Artinya:” Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” [ QS Al-Hadid ayat 22 ]

Hubungan antara Qadha-qadar dan Ikhtiar

Rukun Iman – Beriman kepada takdir atau qadha dan qadar berarti yakin dan percaya sepenuh hati bahwasannya Allah SWT telah memberikan ketentuan atas semuanya bagi makhluknya. Berkenaan dengan qadha-qadar, Rasul telah bersabda yang artinya:

”Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari berbentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan menuliskan 4 ketentuan, yaitu tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan (jalan hidupnya) sengsara atau bahagia.” (HR.Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud).

Melihat hadits di atas bisa kita simpulkan bahwasannya nasib manusia sudah ditetapkan Allah sebelum ia dilahirkan. Meskipun semua manusia sudah ditetapkan nasibnya, bukan berarti bahwasannya manusia cuma hanya diam menunggu nasib datang tanpa ikhtiar dan berusaha.

Dan sekalipun janganlah meyalahkan takdir dalam kemalasan berusaha dan berbuat kejahatan. Segala keburukan adalah dari kita.

Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa meskipun Allah sudah menetapkan segala hal, tetapi kita sebagai manusia tetap harus berusaha. Kita tak bisa mengetahui apa yang akan terjadi pada diri kita esok hari, oleh karena itu kita harus berusaha. Bila ingin pintar, maka belajarlah dengan rajin. Bila mau kaya, maka bekerjalah dengan tekun dan berdo’a. Berdo’a berarti kita mengembalikan semua urusan kita kepada Allah SWT. Dengan begitu kita dapat menerima dengan ridha dan ikhlas apapun yang terjadi nantinya (via:moslemforall.com).

Demikian penjelasan mengenai rukun iman yang wajib diketahui oleh setiap muslim. Semoga kita semua istiqomah agar selalu bisa mengimaninya. Sekian dan terima kasih.

Iman adalah pembeda antara orang-orang islam, dan orang-orang non-islam. Iman adalah fondasi dasar dari keislam seorang muslim.

Dengan adanya iman, kehidupan kita akan menjadi lebih jelas dan terarah.
Kita akan tau di mana kita berada, dan ke mana arah tujuan kita.
Bahkan dengan iman, seseorang tidak akan merasa sendiri (lagi) dalam menjalani kehidupan ini.

Iman itu bukanlah sekedar rukun dalam islam, tapi pelengkap dalam diri seseorang agar tidak tersesat untuk “kembali pulang.”

Berikut adalah materi tentang apa itu iman? dan apa saja rukun-rukun dalam iman.

 

Pengertian Iman Secara Bahasa dan Istilah

Rukun Iman - Pengertian Iman Secara Bahasa dan Istilah
islaminreality.wordpress.com

Kata iman berasal dari bahasa Arab, dan mempunyai arti percaya.
Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin, iman secara bahasa berarti sikap tunduk dan menerima.
Beliau menambahkan, “kata ini lebih sesuai sebagai definisi iman secara bahasa, daripada hanya sekedar kata pengakuan (percaya) saja.” (Lihat. Syarh arba’in, hal. 34)

Sedangkan menurut istilah, para imam 4 madzhab memiliki definisi-definisi tersendiri tentang iman.
Namun, walaupun definisi mereka berbeda antara satu dengan lainnya, definisi-definisi tersebut tetaplah saling menguatkan.

Adapun menurut imam Syafi’i, iman adalah pembenaran dengan hati, pengakuan dengan lisan, dan amal dengan anggota badan.
Definisi di atas sependapat dengan segenap ulama-ulama ahlul hadist di Madinah, dan imam Malik.

Silahkan merujuk ke halaman berikut, untuk melihat secara detail definisi syariah tentang iman, menurut 4 madzhab.

Iman terdiri dari 6 rukun, dimana setiap rukun adalah bagian dari rukun lainnya. Artinya, kita tidak bisa hanya mempercayai salah satu rukun saja, kemudian mengabaikan rukun yang lainnya.

Misal, kita mempercayai adanya Allah SWT, namun kita meragukan tentang adanya hari kiamat. Jika seperti ini, maka iman kita belumlah dianggap sempurna.

Hal ini sesuai dengan perkataan Rasullah SAW ketika ditanya tentang iman, oleh Jibril AS:

Beliau (Rasullah) menjawab, “(iman adalah) Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kiamat, dan engkau beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk.” ( HR. Muslim)

Berikut adalah penjabaran tentang ke enam rukun tersebut:

Iman Kepada Allah SWT

Rukun Iman - Iman Kepada Allah SWT
play.google.com

Iman kepada Allah adalah percaya kepada Allah. Orang yang percaya atau beriman kepada Allah maka orang tersebut akan mendapatkan ketenangan jiwa. Adapun hal yang paling utama dalam beriman kepada Allah adalah menyakini bahwa  tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah.

Firman Allah SWT,

فَأَمَّا الَّذينَ ءامَنوا بِاللَّهِ وَاعتَصَموا بِهِ فَسَيُدخِلُهُم فى رَحمَةٍ مِنهُ وَفَضلٍ وَيَهديهِم إِلَيهِ صِرٰطًا مُستَقيمًا

“Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (agama)-Nya niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya”. (QS. An-Nisa:175).

Iman Kepada Para Malaikat

Rukun Iman - Iman Kepada Para Malaikat
blogging.co.id

Semua makhluk di di dunia ini merupakan ciptaan Allah SWT. Secara garis besar, makhluk yang diciptakan oleh Allah dibagi menjadi dua macam, yaitu makhluk nyata (as-syahadah) dan Makhluk ghaib  (al-ghaib). Makhluk nyata adalah makhluk yang bisa dilihat menggunakan pancaindera manusia.

Sedangkan makhluk ghaib adalah makhluk yang tidak bisa dilihat dengan pancaindera manusia. Salah satu makhluk ghaib yang harus diimani oleh setiap muslim adalah malaikat. Secara terminologis, malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya dengan wujud dan sifat-sifat tertentu.

Pertanyaannya adalah bagaimana bisa mengimani malaikat. Pertama, Rasulullah SAW memberikan kabar mengenai malaikat, baik berupa Al-Quran maupun hadits. Kedua, melalui bukti-bukti nyata yang ada dalam semesta.

 

 

Iman Kepada Kitab-kitab Allah

Rukun Iman - Iman Kepada Kitab-kitab Allah
greenhatworld.com

Secara etimologis, kata kitab merupakan bentuk mashdhar dari kata ka-ta-ba yang memiliki arti menulis. Setelah menjadi masdhar berarti tulisan. Sedangkan secara terminologis, kitab adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada para rasul-Nya.

Adapun kitab yang wajib diketahui adalah Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS, Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS, Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Dawud AS, dan Kitab Suci Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Iman Kepada Para Rasul

Rukun Iman - Iman Kepada Para Rasul
islam.ru

Secara etimologis Nabi berasal dari na-ba artinya ditinggikan, atau dari kata na-ba-a artinya berita. Dalam hal ini seorang Nabi adalah seseorang yang ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT. Dengan memberinya berita (wahyu). Sedangkan Rasul berasal dari kata ar-sa-la artinya mengutus.

Setelah dibentuk menjadi Rasul berarti yang diutus. Dalam hal ini seorang Rasul adalah seorang yang diutus oleh Allah SWT. untuk menyampaikan misi, pesan (ar-risalah). Secara terminologis Nabi dan Rasul adalah manusia biasa, laki-laki, yang dipilih oleh Allah SWT. untuk menerima wahyu.

Apabila tidak diiringi dengan kewajiban menyampaikan atau membawa satu misi tertentu, maka dia disebut Nabi saja. Namun bila diikuti dengan kewajiban menyampaikannya atau membawa satu misi tertentu maka dia disebut juga Rasul. Adapun jumlah Nabi dan sekaligus Rasul ada dua puluh lima orang.

Secara etimologis, kata nabi berasal dari na-ba yang artinya ditinggikan atau kata na-ba-a yang artinya berita. Jadi, nabi adalah seseorang yang ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT. Nabi ini tidak diwajibkan untuk menyampaikan pesan dari Allah SWT. Sedangkan rasul berasal dari kata ar-sa-la yang artinya mengutus.

Setelah dirangkai menjadi rasul memiliki arti diutus. Jadi, rasul adalah manusia yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan pesan dari Allah SWT. Sedangkan secara terminologis, nabi dan rasul adalah manusia biasa yang dipilih oleh Allah SWT untuk menerima wahyu. Adapun jumlah nabi dan rasul yang wajib diimani ada 25 nabi dan rasul.

Iman Kepada Hari Kiamat

Rukun Iman - Iman Kepada Hari Kiamat
tausyah.wordpress.com

Hari kiamat adalah hari di mana selurah alam semesta hancur dan berakhirnya kehidupan di dunia. hari kiamat juga termasuk kebangkitan manusia dari alam kubur, dikumpulkan di padang mahsyar, perhitungan amal perbuatan manusia,penimbangan amal manusia, hingga pembalasan di surga atau di neraka.

Firman Allah SWT,

يَسـَٔلونَكَ عَنِ السّاعَةِ أَيّانَ مُرسىٰها ۖ قُل إِنَّما عِلمُها عِندَ رَبّى ۖ لا يُجَلّيها لِوَقتِها إِلّا هُوَ ۚ ثَقُلَت فِى السَّمٰوٰتِ وَالأَرضِ ۚ لا تَأتيكُم إِلّا بَغتَةً ۗ يَسـَٔلونَكَ كَأَنَّكَ حَفِىٌّ عَنها ۖ قُل إِنَّما عِلمُها عِندَ اللَّهِ وَلٰكِنَّ أَكثَرَ النّاسِ لا يَعلَمونَ

“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. kiamat itu tidak akan datang kepada melainkan dengan tiba-tiba….”. (QS. Al-A’raf: 187)

Iman Kepada Qadha dan Qadar

Rukun Iman - Iman Kepada Qadha dan Qadar
funza-islam.blogspot.com

Secara etimologis, qadha adalah bentuk masdhar dari kata kerja qadha yang berarti ketetapan hukum. Jadi, qadha adalah ketetapan hukum ALlah SWT. Sedangkan qadhar adalah bentuk masdhar dari qadara yang artinya ukuran. Jadi, qadar adalah ukuran atau ketentuan Allah SWT.


Posted

in

by

Tags: