Meski Basa-Basi, Sepertinya Pertanyaan Ini Tak Perlu Diajukan untuk Mereka yang Baru Saja Menjadi Orangtua

Di saat kamu sedang hamil, pasti banyak orang yang tak sabar dan menantikan kelahiran buah hatimu. Sama halnya dengan dirimu dan suami. Kamu bahagia karena sebentar lagi akan menjadi orangtua baru dan bisa menimang buah cinta kalian.

Dan ketika si buah hati sudah terlahir, akan banyak  saudara dan teman-teman yang datang menjenguk pastinya. Mereka pun turut merasa senang hati melihat kamu sudah memiliki anak sekarang.

Tapi, tak jarang, beberapa orang yang datang untuk memberi ucapan selamat dan mendoakan kelahiran bayimu pun bertanya beberapa hal yang justru membuatmu tak nyaman. Kadang kamu merasa risih dan lebih sensitif setelah menerima pertanyaan mereka.

Jadi, bukannya kamu merasa diperhatikan, justru membuatmu merasa tak enak hati. Berikut ini nih, pertanyaan yang kerap diajukan kepada orangtua baru yang semsetinya dihindari.

“Apa Kamu Menyesal Setelah Melahirkan?”

www.ibujerapah.com

Sayangnya orangtua pada anak yang dilahirkan ke dunia ini sudah pasti melebihi apapun. Meski anaknya tidak sempurna secara fisik maupun psikis, kasih sayang tetap akan berlimpah. Walau begitu, tak jarang kamu sebagai orangtua mendapat pertanyaan yang sungguh menyakitkan hati.

Beberapa orang yang datang untuk menjengukmu dan si kecil pun dengan teganya bertanya, “Apa kamu menyesal telah melahirkannya ke dunia ini?”. Kamu sebagai ibu pun hanya bisa diam mendengar pertanyaan ini.

Batinmu hanya mengatakan, “Pertanyaan macam apa ini?”. Kamu sebagai orangtua pun hanya bisa menerima titipan Allah ini dengan baik dan membesarkan bayimu dengan tulus ikhlas hingga kelak ia tumbuh dewasa.

“Kapan Nih Mau Diet?”

fantastistaditya.wordpress.com

Bukannya memberi motivasi yang membangun dan saran untuk kesehatan si bayi beserta ibu, beberapa temanmu justru menanyakan kenaikan berat badanmu seusai melahirkan. Tak sedikit pula dari mereka yang menanyakan pada dirimu kapan akan mulai berdiet?

Walaupun kamu memang terlihat lebih gemuk setelah melahirkan, bukankah ini adalah nikmat? Maka, syukuri saja dulu, jika pun kamu mau berdiet, tunggulah sampai buah hatimu berhenti meminum ASI. Jadi, produksi ASI dari dirimu pun tak akan terganggu.

Jangan terlalu memikirkan omongan orang lain mengenai bentuk tubuhmu yang melebar itu. Suamimu saja lebih senang kamu dengan tubuh berisi seperti ini kok.

“Kenapa Dedek Bayinya Kurus?”

pedulimuslim.com

Tadi ibunya yang dibilang gendut, sekarang bayinya yang diomongin kurus. Pertanyaan seperti ini kesannya bikin sakit hati banget sih? Memangnya ibu mana yang mau melihatnya anak tumbuh dengan kekurangan berat badan?

Sebagai orangtua, segala upaya telah dilakukan agar gizi dan berat badan anak sesuai dengan usianya. Tapi, masih ada saja orang yang membuatmu justru merasa marah, sedih hingga kecewa dengan pertanyaannya yang mengatakan bahwa bayimu terlihat kurus.

Kamu pun pada akhirnya menjadi bingung dan merasa bukanlah orangtua yang baik karena telah membuat anakmu dinilai terlalu kurus oleh orang lain.

“Capek Tidak Mengurus Bayi?”

sumutpos.co

Meski kehadiran seorang bayi adalah sebuah anugrah, namun rasa lelah dalam mengurusnya pun tak bisa dipungkiri. Entah mengapa masih ada saja orang yang menanyakan apakah kamu ini merasa lelah atau tidak ketika mengurus si buah hati?

Barangkali dia belum mempunyai anak atau setelah melahirkan yang mengurus anaknya adalah babysitter, jadi rasa lelah pun sama sekali tak ia rasakan. Tetapi, walau kamu merasa lelah, rasa lain yang tak akan pernah tersembunyi adalah kebahagiaan.

Jadi, mau secapek apapun kamu, tak akan pernah kasih sayang dan perhatian itu berkurang dalam merawat buah hatimu.

“Kapan Punya Baby Lagi?”

novembersong.blogspot.com

Baru juga melahirkan sudah ditanya kapan punya bayi lagi? Dulu sebelum menikah, ditanya kapan nikah? Sesudah menikah ditanya kapan hamil? Pas udah melahirkan, ditanya kapan melahirkan lagi? Sepertinya pertanyaannya hanya berputar-putar disitu.

Kamu pun jadi merasa sensitif kalau mendengar ada orang menanyakan pertanyaan yang semacam itu. Tak jarang kamu hanya diam dan tersenyum menanggapi pertanyaan yang teman atau saudaramu ajukan.