Perempuan yang Akan Kamu Nikahi Adalah Sebaik-Baik Istri, Sahabat, dan Kekasih

Perlu diingat jika sampai saat ini kamu belum menikah dengan pasanganmu, kamu masih memiliki waktu untuk menilainya secara benar. Tapi jika kamu sudah proses untuk menikah, mungkin saat ini kamu sedang berpikir bagaimana menampilkan air muka penuh cinta pada saat meminangnya atau mungkin kamu sedang bingung kata apa yang harus dikatakan kepadanya ketika bertemu. Saat-saat ini seharusnya kamu gunakan untuk memantapkan hati bahwa tidak ada lagi masalah yang mengganjal dihatimu, memantapkan hati bahwa perempuan yang akan kamu nikahi adalah sebaik-baik istri, sahabat, dan kekasih. Ia merupakan ibu terbaik untuk anak-anakmu dan teman setia dalam mengarungi kehidupan.

Khitbah adalah janji untuk menikah. Ia adalah janji yang berdiri di atas kebenaran, tanpa ada penipuan dalam membentuk pondasi pernikahan ini. Oleh karena itu mantapkanlah hatimu dengan melihat kebaikan pasanganmu, untuk itu lakukanlah beberapa hal berikut ini untuk melihat kebaikan pasanganmu:

1. Lihat bagaimana cara dia berbicara kepada kedua orang tuanya. Perhatikan juga bagaimana cara dia mengutarakan pendapat kepada orang tuanya.

2. Tanyakan kepadanya tentang keadaan rumah, apa yang terjadi ketika penghuninya sedang marah? Dan apa yang dilakukannya jika ayah atau ibunya marah kepadanya?

3. Perhatikan keadaan ibu dan ayahnya dan bagaimana agamanya. Mungkin kamu telah mengetahui ada beberapa perilaku yang masih kurang baik. ini tidak terlalu jadi masalah, selagi jarang terjadi dan bisa dimaklumi.

4. Lihat apa yang akan pasanganmu lakukan jika keponakannya masuk ke dalam ruangan sementara kamu berdua tengah bertemu. Apakah dia merasa malu lalu bangkit menghampirinya? Apakah ia akan langsung bertanya kepada keponakannya ini dengan marah? Apakah ia mencoba mendengarkan sebab keinginannya untuk masuk ke dalam ruangan dan menyelidiki apakah sudah meminta izin? Ataukah justru ia larut dalam obrolan, sendau gurau, dan saling tanya jawab atau bahkan bercanda dengan keponakannya?

5. Cari tahu seputar pengeluaran uangnya, dan usahakan juga dengan lembut untuk mengetahui bagaimana konsepnya dalam berinfak, dan apa yang menjadi prioritasnya dalam berinfak.

6. Kalau kamu masih memiliki tanggungan membiayai adik perempuan untuk menikah atau kebutuhannya yang lain, katakan dengan jujur. Perhatikan jawabannya, apakah ia menerima dengan negatif atau justru memberi kamu motivasi dan memuliakan sikapmu.

Lihat, perhatikan dan pelajari tentang psikologinya agar kamu mengetahui seberapa jauh kelenturan pribadinya, sejauh mana penerimaanya kepada orang lain dan sejauh mana ketertarikannya dengan berbagai masalah, dengan begitu kamu akan lebih mantap dan yakin bahwa “ya” dia akan jadi ibu dari anak-anakku.