Peran Keluarga agar Generasi Muda Terhindar dari LGBT

Kelompok pejuang LGBT mulai berani unjuk gigi di Indonesia, setelah beberapa negara Eropa dan Amerika melegalkan pernikahan antar sejenis. Mereka ingin keberadaan mereka diakui di Indonesia. Bila para pendukung mereka sadar, LGBT (Lesbian Gay Bisexual Transgender) telah membuat sebuah negeri hancur.

Sejarah mencatat negeri Sodom dihancurkan karena orientasi seksual mereka yang menyimpang. Sejarah ini tercantum dalam tiga kitab suci agama sekarang, jadi bisa disimpulkan yang terjerumus dalam LGBT adalah orang yang jauh dari agama.

Kelompok ini akan menghancurkan sebuah negeri, angka kejahatan (termasuk kejahatan seksual) naik, dan habitat manusia terancam punah karena tidak ada pembuahan. Tunggu saja kehancuran negara-negara yang melegalkan pernikahan sesama jenis.

Orientasi seksual menyimpang adalah sebuah penyakit, dan bisa dideteksi sejak dini untuk pencegahan. Penyakit ini sulit disembuhkan, dan penderita punya tabiat menularkan pada orang lain. Indonesia tidak menerapkan hukuman pada pelaku ini, maka masyarakat tidak boleh main hakim sendiri, namun bukan berarti masyarakat boleh membiarkan prilaku ini merusak masa depan bangsa.

Menurut Republika, deteksi dini kelainan seksual baru bisa diketahui saat seseorang sudah memasuki masa puber (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/01/27/o1l4ro365-perilaku-homoseksual-tak-dapat-dilihat-dari-pilihan-bermain-saat-anakanak). Sebelum puber cukup sulit mendeteksi orientasi seksual, namun perilaku keseharian dapat mercerminkan orientasi seksual seseorang.

Keluarga menjadi ujung tombak pencegahan penyimpangan orientasi seksual. Dari sanalah asal mula seseorang, dan menjadi orang seperti yang diinginkan orang tua. Bentengi keluarga dengan pengetahuan agama dan jalani perintah dan laranganNya. LGBT merupakan dampak dari agama baru tanpa kitab suci; sekuler dan liberal.

Didiklah anak-anak sedari balita sesuai dengan jenis kelaminnya. Pakaian yang dikenakan sesuaikan dengan jenis kelamin, kenalkan permainan yang identik dengan laki-laki dan mana yang identik dengan perempuan. Sampai jenis sepeda juga harus dibedakan sepeda laki-laki dan sepeda perempuan. Lalu pisahkan tempat tidur anak-anak saat mereka sudah puber.

Berikanlah pemahaman kepada keluarga, terutama anak-anak supaya tidak menyerupai lawan jenisnya. Laki-laki tidak boleh bergaya menyerupai perempuan, demikian pula dengan perempuan tidak boleh bergaya seperti laki-laki. Katakanlah bahwa perbuatan tersebut menjijikkan dan mendatangkan dosa.

Nasehatilah keluarga agar jangan sekali-kali mendekat kepada LGBT. Jelaskan apa itu LGBT, bahaya dan masa depan pengidap penyakit ini. Perilaku ini sangat beresiko terkena virus HIV yang mematikan.

Anak dari single parent rentan dengan penyimpangan ini karena ada ketimpangan asuhan dalam keluarga. Keluarga ideal terdiri dari ayah, ibu, dan anak, dikhawatirkan anak yang tidak memiliki keluarga utuh akan membuat penilaian salah terhadap lawan jenis. Jangan biarkan anak berkembang tanpa bimbingan ayah dan ibu.

Kejahatan seksual sering dilakukan kelompok ini dengan target anak-anak. Mereka merusak tatanan kehidupan dan merusak masa depan anak. Ingat dengan kasus Ryan Jombang pembunuh berantai? Dia membunuh karena cemburu dengan pacar sesama jenis (http://news.detik.com/berita/2806514/ryan-jagal-jombang-pembunuh-berantai-11-orang-kapan-dieksekusi-mati). Semoga kita bisa menjaga keluarga kita dari penyakit dan musibah ini.