3 Penyandang Difabel yang Mengharumkan Nama Indonesia dengan Prestasinya

Semua orang pasti ingin dilahirkan dengan normal, bertubuh sempurna seperti manusia pada umumnya. namun, Ketika Tuhan menakdirkan sebaliknya bukan berarti Tuhan tidak sayang, justru disitulah sisi lain dari kasihNya.

Ada kado spesial kepada makhluknya yang tabah menghadapi ujian, termasuk ketika kita dilahirkan dengan fisik yang tidak sempurna. Apalagi jika penyadang difabel tidak menyerah dengan hidup, dan terus berjuang untuk menjadi yang terbaik.

Ketiga orang yang akan kita bahas kali ini adalah bukti nyata, bahwa disabilitas bukanlah halangan untuk menjadi yang terbaik dan berprestasi. Asalkan mereka gigih dan tidak pasrah dengan kondisi fisik yang tidak sempurna.

Ratna Indraswari Ibrahim

bbc.com

Seorang sastrawan, penulis cerpen dan novel yang produktif walaupun tubuhnya nyaris tak berfungsi. Ini menunjukkan bahwa sastra bukan soal fisik, tapi yang terpenting adalah hati.

Ratna Indraswari Ibrahim menjadi penyandang difabel yang menginspirasi semua orang untuk berprestasi. Melahirkan 400-an karya sastra dengan tangan dan kaki yang tak sempurna, tentu saja Ratna dianggap sebagai wanita hebat.

Ia mendapat penghargaan Wanita Berprestasi dari pemerintah Indonesia pada tahun 1994 dan penghargaan Perempuan Kreatif She Can dari Trans7 pada 2009. Ratna jika sering diliput banyak media internasional yang kagum dengan dirinya.

Terakhir, diketahui bahwa Ratna sudah menandatangani kontrak dengan penerbit ternama di Jakarta untuk menerbitkan sebuah novel tentang romantika aktivis 1998.

Sayangnya sebelum Ratna rampung menyelesaikan novel tersebut, Tuhan berkehendak lain dan ia tutup usia pada 2011 silam.

Dian David Michael Jakobs

tempo.co

Seringkali penyandang disabilitas dianggap tak mampu melakukan kegiatan fisik seperti olahraga. Bahkan hampir mustahil untuk menjadi atlet profesional.

Inilah kuasa Tuhan, tidak ada yang mustahil dengan kasihNya. Dian David Michael Jacobs menjadi atlet profesional cabang tenis meja yang telah mengharumkan nama Indonesia.

Walaupun tangan kanannya tak berfugsi baik, tangan kiri Jacobs suda cukup untuk menyihir dunia dan menyabet beberapa gelar seperti  medali emas Singapore SEATTA 2001, medali emas PON 2004, medali perak SEA GAMES 2005, medali perunggu PON 2008, dan medali perunggu SEA GAMES 2009.

Jacobs adalah satu-satunya atlet tenis meja yang bermain dalam cabang tenis meja biasa, maupun cabang tenis meja khusus untuk difabel.

Ade Irawan

jadiberita.com

Berkat latihan keras dan usaha yang tak kenal lelah, Ade Irawan kini dikenal dunia sebagai pianis hebat. Terlahir sebagai penyandang tuna netra tak menciutkan nyalinya, Ade berlatih alat musik kesukaanya itu secara otodidak.

Ini menunjukkan bahwa musik itu bukan soal fisik, tapi soal olah rasa. Dan tangan pun tanpa melihat dapat bergerak dengan dipandu oleh rasa.

Kini Ade telah mencetak banyak prestasi yang mungkin tidak bisa dilakukan orang yang berfisik sempurna. Pada 2006-2007 silam, ia pernah bermain di panggung festival Chicago, seperti “Chicago Winter Jazz Festival” dan “Chicago Jazz Festival”.

Berkat kehebatannya dalam memainkan jari tangannya itu, Ade telah dipertemukan dengan banyak musisi jazz kondang, seperti Coco Elysses-Hevia, Robert Irving III, Peter Saxe, Ramsey Lewis, John Faddis, Dick Hyman, Ernie Adams, dan Ryan Cohen.