Menelusuri Kembali Sejarah Mengerikan Tentang Pembantaian yang Dilakukan Oleh Colombus

Christopher Columbus adalah seorang yang dikenal dalam sejarah dunia sebagai penemu dari benua Amerika, dan karena penemuan yang secara tidak sengaja ia telah merubah jalannya sejarah dunia.

Christopher Columbus lahir pada tanggal 30 Oktober 1451 sampai wafat pada tanggal 20 Mei 1506 Masehi.

Pada abad ke 14 sampai ke 15, orang Eropa banyak melakukan ekspedisi guna untuk mencari harta dan daerah baru yang belum pernah disentuh oleh manusia sebelumnya, eksplorasi ini didukung oleh para penguasa dari berbagai kerajaan dan negara, yang salah satu diantaranya adalah Christoper Colombus.

haikudeck.com
haikudeck.com

Ia adalah seorang penjelajah sekaligus pedagang yang mencoba menyeberangi Samudra Atlantik dan sampai ke benua Amerika pada tanggal 12 Oktober 1492.

Colombus dan beberapa orang lainnya dengan kapal ‘Enterprise Hindia’ pada tahun 1492 mulai berlayar ke laut lepas nan luas, beserta dengan dukungan keuangan dari Raja Ferdinand dan Ratu Isabella dari Spanyol yang ketika itu sedang berkuasa.

Hal ini dikarenakan kesulitannya untuk menempuh perjalanan darat, dan tidak memungkinkan dilakukannya ekspansi ke daerah baru. Selain bisa lebih dekat, juga dapat lebih menghemat waktu yang digunakan.

Namun, bukannya menemukan daerah perdagangan kaya di Timur, Christoper Columbus dan krunya malah menemukan daerah baru yaitu Amerika, dan segera mulai menundukkan dan membunuh penduduk setempat yang lebih dikenal sebagai Taino.

cliomusings.com
cliomusings.com

Para petinggi dari keluarga Spanyol membantai penduduk pribumi yang ada disana.

Terkadang ratusan orang dibunuh hanya sebagai bentuk olahraga, ataupun pemanasan ketika ingin berperang, seperti sejarah menyeramkan perang okinawa.

Misalnya sperti membuat taruhan diantara tentaranya, siapa yang bisa membelah seorang pria menjadi dua, ataupun memotong kepala hingga putus dalam sekali tebasan, kadang pula mereka memancung kaki para anak-anak kecil hingga putus, hanya untuk sekedar menguji ketajaman pedang mereka.

kaskus.co.id
kaskus.co.id

Orang-orang yang membela Columbus berpendapat bahwa sejumlah besar korban tewas tidak lain ialah kerena akibat penyakit, namun orang-orang tersebut tidak menyadari bahwa sebagian besar penyakit ini juga disebabkan karena kondisi hidup yang buruk pada masa kerja paksa Colombus tersebut.

Diantaranya adalah kehilangan ladang dan hasil jeripayah panen mereka, serta banyaknya korban yang jatuh akibat disentri dan tifus, beberapa dari mereka ada yang bekerja sampai mati atau bahkan dibiarkan sampai mati kelaparan.

Setelah kematiannya, “warisan mereka yang mengerikan setidaknya akan hidup” nyata mereka.

Pada awalnya hanya berkurang menjadi 100.ooo orang ketika tahun 1504, yang kemudian pada tahun 1514, sensus menunjukkan hanya sekita 22.000 suku Taino yang berhasil tetap hidup.

Kemudian pada tahun 1542, hanya ada 200 yang tersisa, dan setelah itu bagsa mereka telah dianggap punah, seperti yang terjadi pada banyak kasus yang hampir berada di seluruh cekungan Karibia.

Hanya dalam waktu sekitar lima puluh tahun, Colombus dan para pengikutnya telah mendapatkan segalanya. Namun, dengan cara yang tidak etis dan mengeliminasi populasi sekitar lima belas juta orang.

Proses ini hanya merupakan awal dari pembantaian massal yang berkisar 100 juta orang lebih yang dilakukan oleh bangsa Eropa.

Dan sejarah ini merupakan yang disebut sebagai ‘peradaban awal’ di Belahan Barat ketika menciptakan komunitas bangsa pada penemuan Dunia Baru yaitu benua Amerika, hal ini pula yang menjadi kasus genosida massal terburuk dalam sejarah manusia yang pernah ada.