Menyapih Anak

Sebagian orang menganjurkan, olesi saja daerah areola Anda dengan buah mengkudu atau obat merah agar bayi tak ingin menyusu. Abaikan saran ini!

Menyapih anak dengan cara tersebut sama dengan melakukan kekerasan padanya. Anda mengambil paksa ‘kepemilikannya’, yang dapat menimbulkan luka batin. Kerelaan Anda dan si bayi untuk mengakhiri kegiatan menyusu adalah kunci utama dari menyapih. Lakukan sepenuh cinta dengan langkah-langkah di bawah ini untuk menyapih anak Anda.

1. Kurangi frekuensi menyusui secara bertahap.
Mulailah pada siang hari. Pada saat itu, perkenalkan si kecil pada sesuatu yang baru, seperti rasa, bentuk dan tekstur pada makanan pendamping ASI (MP-ASI). Tambah pemberian MP-ASI sebanyak 3-4 kali sehari untuk mengurangi pemberian ASI pada siang hari.

2. Tetapkan tempat menyusui hanya pada satu tempat.
Misalnya, di kamar. Hal ini agar si kecil tidak meminta susu di sembarang tempat sekaligus mengajaknya untuk belajar mengenal aturan. Tunjukkan perhatian dan kasih sayang selama proses menyapih, misalnya mendekap, mengusap atau mencium agar anak tahu bahwa Anda tetap menyayangi dia meski Anda sudah tidak menyusuinya lagi.

3. Bulatkan tekad.
Anda harus benar-benar siap untuk melepaskan aktivitas ini. Bila Anda ragu, keraguan Anda terbaca oleh anak. Alhasil, anak pun tidak rela disapih.

4. Sapih anak saat ia dalam keadaan sehat.
Apabila anak dalam keadaan sakit ia akan semakin butuh kelekatan dengan Anda. Libatkan suami sebagai orang yang mampu menghibur dan mengalihkan perhatian anak ketika rewel minta ASI.

5. Berikan penjelasan pada anak.
Katakanlah kepada si kecil bahwa ia sudah besar dan tidak perlu lagi menyusu ibu. Ajaklah makan kue atau minum susu di cangkir. Lakukan dengan sabar, lembut dan cinta Anda. Jangan pernah bosan untuk memberikan alasan padanya.

6. Ganti aktivitas menyusu dengan membaca buku atau mendongeng sebelum tidur.

Demikian beberapa cara yang dapat Anda terapkan ketika ingin menyapih si kecil. Semoga informasi ini bermanfaat.