Dilema Suami: Mencari Uang vs Family Time

Mengungkapkan cinta dengan uang itu (tidak) cukup

“Tugas gue adalah memikirkan tentang nafkah agar istri gue ga perlu memikirkannya. Itulah cara gue menunjukkan kalau gue cinta dia,” ungkap seorang pria yang Feldhahn survei saat menulis For Women Only.

Bagi banyak pria, bekerja itu adalah cara romantis mengungkapkan cinta pada sang istri. Mengambil lembur agar lebih banyak penghasilan yang bisa ia berikan ke dompet istrinya. Apalagi kalau sang pria sering mendengar keluhan istrinya betapa harga kebutuhan pokok terus naik, betapa mahalnya uang sekolah anak saat ini.

Yang membuat pria merasa pusing dengan perilaku wanita adalah betapa kontradiktifnya perkataan wanita. Ia sering mengeluh soal kurangnya penghasilan, namun pada saat yang bersamaan ia menuntut suaminya untuk punya lebih banyak family time.

Bahkan ada yang mengeluh kalau suaminya tidak mencintainya lagi karena terlalu banyak bekerja. “Kamu lebih cinta pekerjaan kamu daripada aku dan anak-anak kita,” keluh sang istri. “Lho, kamu pikir selama ini aku bekerja keras untuk siapa?” itu yang jadi respons otomatis kita sebagai pria saat mendengar keluhan semacam ini.

Sumber masalahnya adalah: pria seringkali menyalahartikan keluhan wanita. Wanita memang sering mengeluh soal uang. Namun rule of thumb saat berinteraksi dengan wanita bukanlah mendengarkan perkataan yang ia ucapkan,  kuncinya adalah menggali perasaan di balik perkataannya.

1

Mengapa wanita mengeluh tentang uang?

youbeauty.com

Untuk lebih memahami argumen wanita yang memusingkan soal penghasilan vs family time ini,mari kita simak hasil survei yang dilakukan oleh Jeff Feldhahn.  Suami Shaunti ini melakukan survei terhadap ratusan istri dengan satu tujuan: memahami keinginan wanita yang sebenarnya.

Ternyata, pria sudah salah paham soal keluhan wanita tentang uang. Kebanyakan pria memahami kalau “wanita membutuhkan kenyamanan—dengan kata lain, keamanan finansial.” Padahal hasil riset Feldhahn menunjukkan kalau istri membutuhkan kenyamanan emosional dan keakraban dengan suaminya. Bahkan istri mau berkorban merasa insecure secara finansial untuk bisa lebih dekat dengan suaminya.

Perlu bukti soal pernyataan ini? Feldhahn bertanya ke ratusan wanita yang sudah menikah, “Jika kamu harus memilih di antara 2 keadaan buruk ini,  kamu lebih memilih yang mana? (pilih salah satu saja)

  1. Kekurangan dari segi finansial
  2. Merasa insecure karena tidak dekat dengan suami

Hasilnya, 7 dari  10 wanita memilih yang pertama.  Tidak mengapa uang yang diberikan ke istri berkurang, asalkan ada lebih banyak interaksi dengan istri dan anak-anak di rumah.

Hal ini sesuai juga dengan kewajiban seorang ayah. Selain mencari nafkah, ada 3 tugas lain yang harus ayah kerjakan. Bahkan  mencari nafkah itu sebenarnya masuk ke prioritas terakhir. Seperti kata Adriano Rusfi.

Tugas ayah nomor satu itu memang bukan mencari nafkah. Tugas seorang ayah sesuai urutannya adalah mendidik istri, mendidik anak, mengelola rumah tangga, baru yang terakhir mencari nafkah.