Menanam Dan Budidaya Mentimun

Mentimun merupakan salah satu sayuran yang kaya akan vitamin dan mineral yang sangat baik untuk tubuh dan kulit. Banyak olahan makanan yang bisa dibuat dari bahan mentimun segar, tetapi biasanya banyak digunakan sebagai lalapan, acar, urap, rujak, atau garnish. Timun sebenarnya masih masuk dalam kerabat tanaman menjalar seperti gambas, labu siam, pare, dll. Namun untuk timun sendiri mempunyai karakteristik yang membedakannya dengan yang lain. Salah satunya adalah rasanya yang segar dan mengandung banyak air. Tanaman ini dapat tumbuh baik di dataran tinggi maupun dataran rendah, dengan penanganan yang tepat dan prawatan yang maksimal maka timun akan menghasilkan panen yang optimal. Jika Anda tertarik menanam dan membudidayakan timun, berikut adalah panduannya:

Pembenihan

Seperti kebanyakan tanaman menjalar, timun juga diperbanyak melalui biji dalam buahnya. Pertama-tama lakukan penyeleksian mentimun yang akan dijadikan bibit. Bibit yang baik adalah yang memiliki pangkalnya kecil, buahnya panjang, dan ukurannya besar. Biarkan buah mentimun yang dijadikan bibit masak sendiri dipohon. Petik saat setelah terlihat akan membusuk. Diamkan selama semalam, kemudian keesokan harinya buah dibelah dan diambil bijinya. Letakkan dalam wadah yang bersih dan diamkan selama satu malam. Ayak biji mentimun pada air mengalir dan campur abu halus agar selaput selubungnya hilang. Lakukan penyortiran biji, ambil biji yang tenggelam dan buang yang mengapung. Angkat dan jemur benih selama 2 hari, setelah kering masukkan ke wadah kedap udara dan simpan ditempat kering selama 1-2 bulan. Sebelum ditanam rendam benih dalam air hangat (50 derajat celcius) selama 3-5 jam, kemudian letakkan pada kain basah/lembab. Tunas akan tumbuh setelah 15-24 jam, selanjutnya benih siap untuk ditanam.

Pengolahan Lahan

Pertama-tama bajak/cangkul lahan yang akan ditanami sedalam 20-30 cm. Apabila tanah mempunyai pH < 6, maka berikan kapur pertanian/dolomit sebanyak 1-2 ton/hektar. Campurkan kompos/pupuk kandang dengan tanah dan diamkan selama 1-2 minggu sebelum tanam. Selanjutnya buatlah bedengan dengan lebar 1 meter dan tinggi 20-30 cm dengan panjang bisa disesuaikan dengan luas lahan tanam. Atur jarak antar bedengan sekitar 30 cm lalu tutup bedengan dengan mulsa plastik untuk mempertahankan kadar kelembaban tanah. Penanaman bisa optimal jika ditanam di musim kemarau dengan penyinaran matahari yang penuh. Buat lubang tanam dengan diameter 10 cm dan jarak antar lubang dalam satu baris 40 cm dan jarak antar baris 50-60 cm (satu bedengan dibuat dua baris lubang tanam). Taburkan pupuk kandang dari kotoran ayam dan kotoran kambing/sapi dengan perbandingan 1:1. Aduk sampai rata kemudian letakan pupuk sebanyak 0,5-1 kg/lubang tanam atau 20-30 ton/hektar. Setelah lahan selesai digarap lalu diamkan selama 1-2 minggu.

Penanaman

Penanamannnya cukup sederhana, masukkan 1 bibit/lubang tanam kemudian tutup dengan tanah tipis-tipis. Lakukan penyiraman secara rutin setiap pagi dan sore hari. Bibit akan tumbuh dan bertunas lebih tinggi setelah 2 hari masa tanam.

Perawatan

Setelah masuk umur 3-4 hari setelah tanam segera lakukan penyulam tanaman yang mati atau gagal tumbuh dengan benih baru yang berumur sama. Lakukan penyiangan setelah tanaman berumur 2 minggu saat sudah mulai muncul banyak daun. Berikan POC dari kotoran kambing 1kg yang diencerkan dengan air sebanyak 1 liter, kemudian diamkan selama 1 minggu. Siramkan dalam lubang tanam sebanyak 1 liter/meter persegi. Setelah tanaman mulai merambat maka pasang ajir/turus yang terbuat dari kayu atau bambu sebagai media perambatan dan bantu tanaman untuk melilit pada ajir.

Pemanenan

Setelah 20 hari masa tanam mentimun akan mulai berbunga dan berbuah setelah 40 hari masa tanam. Panen baru bisa dilakukan setelah masuk umur 75 hari, selanjutnya tanaman bisa dipanen setiap hari. Panen dilakukan secara bertahap selama 1-1,5 bulan dengan rata-rata bisa dipanen 1-2 buah per tanaman. Bila hasilnya maksimal bisa mencapai 30 ton/hektar.


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *