5 Kebutuhan Emosional Wanita di Balik Perasaan Insecure Istri Anda

Ketika membahas kenyamanan, umumnya yang terlintas dalam benak pria adalah kenyamanan materi. Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jeff Feldhahn, justru financial security ini masuk prioritas terakhir. Ada 5 kebutuhan emosional yang lebih penting yang perlu seorang suami penuhi. Apa saja itu?

1

Istri merasa aman ketika dekat dengan suaminya

 

Bagi wanita, kedekatan dengan pasangan itu sama artinya dengan kenyamanan emosional.

Berbeda dengan kaum Adam. Sebagai pria, kita akan merasa nyaman kalau rekening di bank kita isinya cukup banyak. Namun bagi wanita, kedekatan dengan suaminya adalah ungkapan cinta terbesar.

Seorang istri butuh menjadi bukan hanya menjadi cintanya suami, ia juga butuh jadi sahabat terdekat suami. Istri butuh untuk merasa kalau “aku ini milikmu dan kamu ini milikku.”

Untuk bisa merasakan kedekatan semacam ini, tak cukup bagi suami untuk berada dekat bersama istrinya. Malah istri bisa jadi merasa kesepian kalau ternyata jiwa sang suami tidak sepenuhnya hadir saat menghabiskan waktu bersama.

Istri tidak butuh kejutan besar semacam makan malam yang romantis. seringkali yang istrinya butuhkan hanyalah genggaman tangan dari suami ketika berjalan bersama. atau merangkul bahu saat menonton di bioskop. Atau sekadar panggilan sayang seperti yang Rasulullah ucapkan pada Aisyah, “Khumaira” (artinya yang pipinya kemerahan).

2

Istri merasa suaminya memprioritaskan waktu bersama keluarga

 

Bagi seorang istri, menjadi prioritas itu artinya suaminya mau memberikan waktu dan perhatian untuknya dan untuk anak-anak di luar jam kerja (ya, jam kerja yang menguras lebih dari 50 jam per minggunya).

Bukan berarti juga kalau suami menghilangkan kehidupan sosialnya. Seperti kongkow dengan teman-teman. Namun suami perlu memberikan waktu terbaik untuk istrinya.

Berikut ini penuturan seorang wanita.

Saya bisa saja punya banyak uang dan merasa aman secara finansial. Namun kalau saya tidak merasa suami  memprioritaskan keluarga. Semua uang itu menjadi tidak ada artinya. Kalau saya merasa suami selalu ada untukku, saya akan sabar menghadapi kesulitan keuangan.

3

Istri merasa suaminya berkomitmen menjaga keutuhan pernikahan dan juga keluarga

 

“Aku perlu tahu kalau suamiku akan selalu berada di sampingku, apa pun yang terjadi. Sekarang hubungan kami sangat baik, tapi aku tetap harus tahu kalau dia tidak akan pergi meninggalkanku—baik secara fisik maupun emosional,” ungkap seorang wanita.

Komitmen ini menjadi semakin penting bagi istri saat terjadi pertengkaran. Saat suaminya marah, sering istri merasa takut: “Apakah pernikahan kita baik-baik saja? Akankah dia meninggalkanku?”

Rasa insecure ini membuat istri perlu diyakinkan kalau Anda tetap mencintai istri, semarah apa pun Anda. Seperti kata Elly Risman, “Saat istri marah, jangan diamkan. Beri dia pelukan.” Begitu pula saat Anda marah, peluklah dia.

4

Istri melihat suaminya aktif mendidik anak dan mengurus sebagian urusan rumah

 

Istri tentu menyukai suami yang bekerja keras di pekerjaannya. Namun semua ini akan sia-sia kalau suami tidak menyadari kalau anaknya membutuhkan kehadiran ayah, bukan hanya ibunya.

Banyak wanita yang frustrasi karena untuk mengurus anak pun suaminya harus disuruh-suruh. Seakan-akan anaknya ini bukan anak suaminya juga. Istri butuh suami yang sukarela meluangkan waktu untuk mendidik anak di rumah.

Ya, bekerja membuat suami lelah. Tapi istri kelelahan juga. Mengurus rumah dan mendidik anak itu pekerjaan yang merepotkan dan melelahkan. Usaha yang suami lakukan untuk bermain dengan anak-anak atau sekadar mencuci piring kotor sangat berharga bagi istri.

Bahkan dalam penelitiannya, Feldhahn menemukan banyak wanita yang merasa nyaman secara emosional ketika suami memuji usaha keras istri merawat rumah dan mendidik anak. Bukankah lelaki senang kalau dipuji atasan di kantor? Begitu pula istri senang dipuji suaminya.

5

Istri merasa suaminya mau berusaha mencari nafkah (selama hal ini tidak membuat suami mengabaikan poin 1-4)

framepool.com

Yang paling penting bagi seorang istri adalah suaminya mau bekerja keras mencari nafkah. Ya, bagi kita kaum Adam, yang sering kita nilai adalah hasil. Jumlah uang yang berhasil kita bawa ke rumah. Sementara wanita orientasinya ke proses, bukan hasil.

Wanita perlu melihat kalau lelakinya ini mau berusaha. Namun usaha ini jangan sampai membuat kebutuhan di poin 1-4 jadi terabaikan. Seperti kata seorang wanita, “Kesulitan finansial itu berat. Namun kalau saya harus memilih, saya lebih memilih sulit secara finansial daripada kehilangan suami saya (secara emosional).”

Tentu untuk memenuhi 5 kebutuhan ini, pria perlu menyeimbangkan hidupnya. Pria secara fitrah diciptakan untuk mencari nafkah. 5 jenis kebutuhan istri ini jangan sampai membuat kita berhenti bekerja.

Work-life balance. Itu yang istri butuhkan. Bukan hanya untuk membuatnya bahagia, wanita bukanlah manusia yang egois. Lebih utama lagi, istri ingin melihat suaminya bahagia.