Doa Setelah Sholat

Doa setelah sholat merupakan masalah ijtihadiyah, yang masih terdapat perselisihan ulama di dalamnya. Kerancuan terjadi mengenai perkara bacaan doa dan mengangkat tangan sesudah shalat. Sabda Nabi saw.

[arabtext]أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لاَ تَدَعَنَّ فِى دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ تَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ[/arabtext]

“Aku wasiatkan padamu wahai Mu’adz. Janganlah engkau tinggalkan untuk berdo’a setiap akhir shalat : Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik. [Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir pada-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu].” (HR. Abu Daud)

Untuk memahami arti dari ‘akhir shalat’, para ulama menjelaskan bahwa akhir shalat kadang bermakna sebelum salam dan kadang pula bermakna sesudah salam.

1. Setelah tasyahud, sebelum salam adalah letak kita dianjurkan untuk berdo’a.

Mayoritas hadits menunjukkan bahwa yang dimaksud akhir shalat yaitu akhir shalat sebelum salam jika hal ini berkaitan dengan do’a. Rasulullah saw. pernah mengajarkan tasyahud pada Ibnu Mas’ud, lalu beliau saw. bersabda,

[arabtext]ثُمَّ لِيَتَخَيَّرْ مِنْ الدُّعَاءِ بَعْدُ أَعْجَبَهُ إِلَيْهِ يَدْعُو بِهِ[/arabtext]

“Kemudian terserah dia memilih do’a yang dia sukai untuk berdo’a dengannya.” (HR. Abu Daud).
Dalam lafazh lain,

[arabtext]ثُمَّ لْيَتَخَيَّرْ بَعْدُ مِنَ الْمَسْأَلَةِ مَا شَاءَ[/arabtext]

“Kemudian terserah dia memilih setelah itu (setelah tasyahud) do’a yang dia kehendaki (dia sukai).” (HR. Muslim, An Nasa’i, Abu Daud, Ad Darimi)

Adapun doa yang dibaca sebelum salam adalah yang terdapat dalam hadits Mu’adz, bahwasanya Nabi saw. berwasiat padanya:

[arabtext]لاَ تَدَعَنَّ فِى دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ تَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ[/arabtext]

“Janganlah engkau tinggalkan untuk berdo’a setiap akhir shalat [1] : Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik. [Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir pada-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu].” (HR. An Nasa’i, Abu Daud)
Contoh lain diajarkan oleh Sa’ad bin Abi Waqosh ra.

[arabtext]اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الْقَبْرِ[/arabtext]

“Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari sifat kikir, aku berlindung pada-Mu dari hati yang lemah, aku berlindung dari dikembalikan ke umur yang jelek, aku berlindung kepada-Mu dari musibah dunia dan aku berlindung pada-Mu dari siksa kubur.”

2. Setelah shalat, sesudah salam adalah letak kita dianjurkan untuk berdzikir.

Adapun letak bacaan dzikir adalah setelah shalat, setelah salam. Urutannya adalah sebagai berikut

    1. Membaca dzikir yang setelah salam, dapat membaca dzikir berikut:
      Astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah. Allahumma antas salam wa minkas salam tabarokta yaa dzal jalali wal ikrom.
      Dzikir tersebut dibaca oleh imam, makmum maupun orang yang shalat sendirian (munfarid).
    2. Setelah itu imam berbalik ke arah makmum sambil menghadapkan wajahnya ke arah mereka.
    3. Kemudian imam, makmum, atau orang yang shalat sendirian membaca dzikir :
      Laa ilaha illalah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli sya’in qodir, laa hawla quwwata illa billah. Laa ilaha illallah wa laa na’budu illa iyyah, lahun ni’mah wa lahul fadhlu wa lahuts tsana’ul hasan. Laa ilaha illallah mukhlishina lahud din wa law karihal kaafirun. Allahumma laa mani’a lima a’thoita wa laa mu’thiya lima mana’ta, wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu.
    4. Selanjutnya, membaca tasbih (subhanallah), membaca tahmid (alhamdulillah), dan membaca takbir (Allahu Akbar).
    5. Kemudian menggenapkan bacaan dzikir tersebut menjadi seratus dengan membaca : Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa ‘ala kulli sya’in qodir.
    6. Dianjurkan setelah membaca dzikir-dzikir ini agar membaca ayat kursi satu kali secara lirih (sirr). Lalu setelah itu membaca qul huwallahu ahad (Al-Iklas) dan al maw’idzatain (Al Falaq dan An Naas) masing-masing satu kali setelah selesai shalat; kecuali untuk shalat maghrib dan shubuh, ketiga surat ini dibaca masing-masing sebanyak tiga kali.
    7. Dianjurkan pula bagi setiap muslim dan muslimah setelah selesai shalat maghrib dan shubuh untuk membaca dzikir:
      Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumit wa huwa ‘ala kulli sya’in qodir, dibaca sebanyak sepuluh kali sebagai tambahan dari bacaan-bacaan dzikir tadi, sebelum membaca ayat kursi, sebelum membaca tiga surat tadi.

Amalan seperti ini terdapat dalam hadits yang shohih.

Hukum Mengangkat Tangan untuk Berdo’a Sesudah Shalat Fardhu

Posisi mengangkat tangan ketika berdo’a merupakan salah satu sebab terkabulnya do’a. Namun, hal ini tidak berlaku pada setiap kondisi. Berikut adalah penjelasan Syaikh Ibnu Baz mengenai hukum mengangkat tangan ketika berdo’a sesudah shalat.
Beliau -rahimahullah- dalam Majmu’ Fatawanya mengatakan:
Tidak disyari’atkan untuk mengangkat kedua tangan (ketika berdo’a) pada kondisi yang kita tidak temukan di masa Nabi saw. mengangkat tangan pada saat itu. Contohnya adalah berdo’a ketika selesai shalat lima waktu, ketika duduk di antara dua sujud dan ketika berdo’a sebelum salam, juga ketika khutbah jum’at atau shalat ‘ied. Dalam kondisi seperti ini hendaknya kita tidak mengangkat tangan (ketika berdo’a) karena Nabi saw. tidak melakukan demikian. Akan tetapi, ketika meminta hujan pada saat khutbah jum’at atau khutbah ‘ied, maka disyariatkan untuk mengangkat tangan sebagaimana dilakukan oleh Nabi saw.

Adapun hadits yang masyhur (sudah tersohor di tengah-tengah umat) bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di dalam shalat, seharusnya engkau merendahkan diri dan khusyu’. Lalu hendaknya engkau mengangkat kedua tanganmu (sesudah shalat), lalu katakanlah : Wahai Rabbku! Wahai Rabbku!” Hadits ini adalah hadits yang dho’if (lemah), sebagaimana hal ini dijelaskan oleh Ibnu Rajab dan ulama lainnya.

 

Allah Maha Mengetahui Segala Sesuatu.

*disarikan dari beberapa sumber


Posted

in

by

Tags: