Cegah Anakmu Agar Tidak Menjadi Pembangkang Sejak Dini

“Mengapa anakku suka melawan dan membangkang perkataan orang tua? Padahal aku sudah berusaha keras memenuhi kebutuhan mereka. Bekerja siang dan malam membanting tulang.”

Anak pembangkang menjadi sumber kesedihan orang tua. Ayah bunda bingung harus bersikap bagaimana. Semakin hari jurang pemisah antara ayah bunda dan anak semakin besar.

Beberapa kali mencoba untuk berkomunikasi dari hati ke hati dengan si anak. Namun selalu saja berakhir dengan pertengkaran.

Kamu pasangan yang baru saja menikah ataupun masih single pasti tidak menginginkan mimpi buruk seperti cerita di atas terjadi dalam kehidupanmu. Oleh karena itu kamu harus terus mencari ilmu parenting sebagai bekal mendidik anak di masa depan.

Berikut ini beberapa cara mencegah anak agar tidak menjadi pembangkang.

Jalin Kedekatatan Sejak Anak Lahir

www.intisari-online.com

Petualangan pertama si kecil agar terjalin kedekatan dengan bunda adalah inisiasi menyusui dini (IMD). Setelah bayi keluar dari jalan lahirnya, sebelum dibersihkan si kecil langsung diletakan di dada atau perut sang bunda.

Si kecil dengan sendirinya akan menemukan puting susu bunda untuk kemudian menyusu. Proses ini berlangsung selama 1 jam meskipun pada menit ke 30 bayi sudah menemukan puting susu bunda.

IMD akan mendekatkan bunda dengan si kecil. Pendekatan yang kedua saat pemberian ASI sampai usia 2 tahun. Kontak kulit dan kulit antara si kecil dengan bunda akan merekatkan hubungan anak dan si kecil di masa depan.

Meskipun bunda sibuk bekerja di luar rumah dan pemberian ASI menggunakan bantuan botol, bunda harus tetap menjaga kontak kulit dengan bayi. Misalkan menimang-nimang bali sebelum ia terlelap.

Adapun untuk ayah bisa dikatakan tidak memiliki momentum pendekatan sama sekali dengan anak. Oleh karena itu ayah harus menciptakan momentum bersama si kecil suatu waktu dimana hanya ada ayah dan si kecil. Makan di luar rumah hanya berdua misalnya.

Prioritaskan Waktu Komunikasi dengan Si Kecil Setiap Hari

www.melva-ellynz.blogspot.com

Ayah dan bunda memiliki kesibukan kerja yang tak pernah ada habisnya. Selesai menyelesaikan pekerjaan ini harus bersegera mengerjakan itu. Belum lagi dinas luar kota yang mengharuskan berjauhan dengan si kecil selama beberapa waktu.

Sampai di rumah rasa lelah sudah menumpuk. Alhasil ayah dan bunda tak memiliki waktu untuk berkomunikasi dengan tenang bersama anak-anak. Ayah bunda hanya menjawab iya dan tidak, tanpa ada tindak lanjut permintaan anak sebagai bentuk perhatian.

Kamu harus membuat kesepakatan bersama pasangan agar tetap bisa menjalin komunikasi efektif bersama anak-anak setiap harinya.

Kamu Adalah Orang Tua, Bukan Pelatih Bela Diri

blog.carijasa.co.id

Semua orang tua pasti menginginkan anaknya menuruti perkataannya. Namun bukan berarti cara membuat anak-anak menjadi penurut dengan bentakan dan hukuman seperti halnya pelatih bela diri.

Kamu adalah orang tua bukan pelatih bela diri. Didiklah anakmu dengan kelembutan dan kasih sayang. Jika anak melakukan kesalahan, berikan pengertian tanpa harus menyalahkan anak.

Jangan seperti pelatih bela diri yang memberikan hukuman pada setiap kesalahan yang dilakukan anak didiknya.

Ubah Gaya Bicara Sesuai Usia Anak

www.alifakids.com

Roda waktu bergulir dengan cepat. Sampai-sampai ayah bunda tidak menyadari bergulirnya waktu. Anakmu bukan lagi anak kecil yang mudah dialihkan perhatiannya dengan argumen kecil.

Anakmu telah tumbuh menjadi anak berusia 2,5 tahun sehingga antar sinaps otak sudah mulai bersambungan. Mereka mulai memiliki opini dan cara berpikir sendiri. Pada usia ini ajaklah anak berdiskusi untuk mengambil beberapa keputusan.

Namun saat anak berusia 7 – 14 tahun, bunda harus bersikap sedikit keras. Seperti menyuruhnya menjalankan sholat 5 waktu untuk membiasakannya.