10 Cara Menulis yang Membuat Hasil Tulisanmu Jauh Lebih Baik dari Biasanya

Colin Nissa, penulis di perusahaan penerbitan McSweeney, menunjukkan 10 cara untuk meningkatkan kemampuan menulis. Berikut ini 11 cara meningkatkan kemampuan menulis yang ia tuliskan di blog McSweeney.

  1. Menulislah setiap hari

Menulis itu seperti otot. Menulis itu lebih kecil dari urat dan sedikit lebih besar dari bisep. Menulis perlu dilatih agar jadi lebih kuat. Bayangkan kata-katamu sebagai rep, paragrafmu sebagai set, halamanmu sebagai porsi latihan harian.

Bayangkan laptopmu sebagai alat fitness yang membuatmu membuka dan menutup pahamu di depan banyak orang, mengekspos kerapuhan dirimu dan juga genitalmu. Karena itulah esensi dari menulis.

  1. Jangan menunda-nunda

Prokrastinasi alias menunda-nunda itu adalah sirene yang menggodamu untuk meng-google gosip terbaru; untuk membuka notifikasi whatsapp, facebook, instagram, atau media sosial lainnya. Prokrastinasi inilah yang membuatmu ingin tidur dulu, atau mungkin nongkrong dengan teman.

Sudah saatnya kamu menatap prokrastinasi tepat di matanya dan berkata padanya, “Maaf tidak hari ini, hari ini aku menulis.”

  1. Lawan writer block

Mencari-cari inspirasi namun tidak ketemu-ketemu juga bisa terasa mengerikan. Duduk tenang mencoba menulis namun terkena writer’s block bisa jadi cukup mengintimidasi dan membuat nyalimu ciut.

Namun tanyakan pertanyaan ini pada dirimu sendiri: apakah Picasso dulu terintimidasi oleh kanvas kosong? Apakah Mozart terintimidasi oleh partitur yang masih kosong? Apakah Edison terintimidasi oleh bola lampu yang gagal?

Jika otakmu masih blank, ajukan pertanyaan seperti, “Mengapa aku mengorbankan waktuku untuk menulis?”

  1. Belajar dari para suhu

Mark Twain pernah berkata, “Show, don’t tell.” Tunjukkan, jangan katakan. Inilah pelajaran penting yang harus diingat oleh setiap penulis.: jangan biarkan si sombong di dalam kepalamu yang membuatmu merasa berhak menuliskan frase kabur seperti, “Show, don’t tell.”

  1. Temukan muse-mu

Muse adalah semacam hal unik yang bisa memberimu inspirasi. Menemukan muse yang benar-benar baik itu bisa jadi sangat sulit. Oleh karena itu, tentukan beberapa muse sebelum menentukan muse yang tepat untukmu.

hati-hatilah pada muse yang menjanjikan timeline yang tidak realistis untuk tulisanmu atau muse yang mengenakan pakaian penyihir.

Saat mengasah muse baru yang menjanjikan, waspadai penulis-penulis lain yang akan memberi saran yang bisa jadi membuatmu kehilangan muse-mu. Bersabarlah dalam mencari muse, karena hubungan muse/manusia yang tepat bisa bertahan seumur hidup.

  1. Asah keterampilanmu

Ada 2 hal  yang lebih sulit dari menulis. Yang pertama  adalah mengedit, yang kedua itu Sudoku level expert di mana ada 2 kotak yang terisi. Mengedit itu proses yang melelahkan. Namun jika kamu benar-benar mengerjakannya, kamu akan menghasilkan tulisan dengan lebih sedikit kata. Tulisan dengan lebih sedikit kata itu bagus.

George Bernard Shaw menuliskanna dengan sangat baik saat mengirim surat ke temannya, “Maaf surat ini sangat panjang. Saya tidak sempat membuatnya lebih pendek.” Tidak ada kutipan yang lebih menggambarkan bahwa penulis itu sangat sibuk.

  1. Mintalah masukan

Mudah sekali kalau kamu hanya bersembunyi di balik meja  kerjamu. Hanya menulis dengan jemarimu di depan laptopmu, duduk di kursi kecilmu, di ruangan kecilmu. Ilustrasi ini menggambarkan pentingnya berkulit tebal. Ingatlah, satu-satunya kritik yang tidak menjadikanmu penulis yang lebih baik adalah kritik yang tidak jujur.

  1. Baca, baca, baca

Bukan rahasia lagi kalau  penulis yang hebat itu pasti pembaca yang hebat. Kalau kamu tidak bisa membaca, tulisanmu akan jadi sengsara. Begitu pula, jika kamu bisa membaca namun harus menggerakkan bibir untuk menuliskan kata yang panjang, kamu akan tetap jadi penulis yang buruk. Begitu pula jika kamu mengeja “espresso” dengan ucapan “ekspresso.”

  1. Pelajarilah aturan menulis, lalu langgar aturan tersebut

Salah satu bagian dari menemukan “suara”-mu yang otentik sebagai  penulis adalah dengan menemukan pilihan katamu sendiri. Jangan habiskan waktumu meniru orang lain jika kamu bisa membuat aturanmu sendiri.

Jika semua orang menaruh titik di akhir kalimatnya, kamu boleh menggunakannya di tengah-tengah. Apakah itu akan jadi sulit dibaca? Ya, pasti. Apakah itu akan membuatmu berada di jalan yang tepat untuk menjadi pelopor dalam kepenulisan? Sulit untuk menjawabnya, namun jika kamu hanya melakukan ini, kamu sedang kehabisan pilihan.

  1. Pertahankan semuanya

Otak penulis itu penuh anugerah-anugerah kecil, layaknya dekorasi di pesta ulang tahun. Namun otaknya juga penuh “iblis,” layaknya dekorasi pesta ulang tahun di rumah sakit  jiwa.

Kenyataannya, “iblis”-lah yang membuat jiwa seorang penulis tetap hidup, bukan kue yang manis. Tentu kue bisa memberimu energi, namun itu tidak akan meningkatkan kemampuan menulismu. Jadi perlakukan “iblis”-mu sendiri dengan rasa hormat yang layak mereka dapatkan. Dan tentu dengan resep yang cukup agar kamu tetap memakai celana setiap saat.