Beternak Kelinci

Kelinci adalah hewan mamalia yang mudah beranak. Beberapa orang beternak kelinci karena ingin diambil dagingnya untuk dijual, tetapi sebagian orang juga memelihara kelinci hanya sebagai hewan peliharaan saja. Karena pada dasarnya kelinci adalah hewan ternak yang mudah dan menjanjikan bila di jual, maka prospek dalam beternak kelinci sangat menjanjikan.

Panduan dasar ternak kelinci

Secara umum jenis kelinci ada dua, yakni kelinci potong/pedaging dan kelinci hias. Kelinci pedaging diternakkan untuk dikonsumsi dagingnya. Sedangkan kelinci hias sebatas untuk dipelihara. Berikut ini beberapa jenis kelinci unggulyang berjenis pedaging:

1. Flemish Giant, adalah kelinci dapat mencapai bobot 5-10 kg. Di Indonesia sendiri jenis ini masih sedikit dan sulit mendapatkannya. Biasanya ras ini hanya dipergunakan untuk persilangan saja sehingga dihasilkan kelinci turunan yang tidak sebesar ras aslinya.
2. New Zealand white, adalah jenis kelinci yang berasal dari Amerika meskipun namanya New Zealand. Kelinci jenis ini adalah hasil persilangan flemish giant dengan bobot mencapai 5,5 kg berusia sampai 10 tahun. Jumlah anakan sekali lahir bisa mencapai 10-12 ekor sehingga cocok dipelihara sebagai indukan.
3. Satin, adalah jenis kelinci yang berasal dari Amerika. Bobotnya bisa mencapai 3-5 kg dengan jumlah anak per kelahiran mencapai 7-10 ekor.
4. Rex, jenis kelinci yang masuk kategori kelinci hias. Tapi karena daging yang dihasilkan juga cukup banyak maka jenis ini bisa dijadikan kelinci pedaging. Kelinci rex menyukai daerah berhawa sejuk antar 5-15 derajat celcius. Sedangkan bobotnya bisa mencapai 5 kg.
5. Kelinci lokal/kelinci Jawa, adalah jenis kelinci ras kecil dan pertumbuhannya lambat. Kelinci ini adalah tinggalan masa kolonial Belanda selepas menjajah Indonesia. Jenis ini sebenarnya kurang cocok diternakkan secara komersil, tapi justru jenis inilah yang tersebar banyak di Indonesia.

Menyiapkan kandang kelinci

Pertama-tama yang harus dipersiapkan adalah kandang untuk ternak kelinci. Jenis kandang dapat dibuat dan disesuaikan fungsinya. Biasanya dibagi menjadi kandang pembiakan dan kandang pemeliharaan. Selain itu dapat juga dibedakan berdasarkan tipenya.

a. Kandang terbuka

Kandang terbuka/tipe ranch dibuat dengan menaruh pagar di hamparan lahan luas. Kelinci dibiarkan bebas berkeliaran dengan beberapa rumah kelinci buatan untuk berteduh. Kandang inidapat disebut sebagai kandang tradisional. Keuntungan dari sistem ini adalah pemeliharaan yang relatif lebih mudah, apalagi jika hamparannya luas maka kelinci bisa dibiarkan mencari makan sendiri dengan bebas. Kelemahan kandang ini adalah penggunaan lahan yang luas sehingga sangat sulit dilakukan di kawasan perkotaan yang padat penduduk.

b. Kandang tertutup

Kandang tertutup adalah tipe kandang yang berlantai, berdinding, juga beratap. Bila menggunakan tipe ini, kandang yang diperlukan terdiri dari dua tipe kandang, yaitu tipe postal dan tipe baterai. Tipe postal untuk menempatkan berfungsi sebagai kandang perkembangbiakkan. Sedangkan tipe baterai dirancang dengan ukuran 60x40x40 cm untuk satu ekor kelinci per kandang, bisa digunakan untuk pembesaran ternak. Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah kandang harus tersinari matahari pagi dan berventilasi cukup agar kelinci tidak kepanasan atau kedinginan. Dinding dan lantai kandang bisa dibuat dari kisi-kisi bambu, kayu, atau kawat.

Memilih bibit indukan kelinci

Indukan kelinci yang baik dapat menghasilkan produktivitas dan kualitas anakan kelinci yang terjamin. Pilih kelinci yang sehat dan ambil indukan dari keturunan kelinci yang menghasilkan banyak anak per kelahiran. Bobot minimal 4-5 kg untuk betina dan jantan 3-5 kg. Pinggul bulat penuh dengan punggung tidak cekung, mata cerah, tidak lesu dan ngantuk. Bulunya bersih (terutama sekitar kelamin).

Pakan ternak kelinci

Kelinci adalah hewan yang tergolong omnivora, tetapi lebih banyak makan hijau-hijauan. Namun sebaiknya untuk ternak kelinci diberikan hijau-hijauan, konsentrat, dan juga vitamin. Pakan hijau-hijauan dapat diperoleh dari limbah sayur atau dedaunan seperti sawi, wortel, daun singkong, pepaya, daun jagung, daun kacang tanah, dll. Sedangkan konsentrat bisa berupa pelet yang sudah mengandung nutrisi dan untuk mencarinya juga cukup mudah ditemukan di toko-toko hewan atau pasar burung. Pakan hiijau diberikan sejak umur 2 minggu, harapannya ketika masa sapih terjadi saat umur 8 minggu kelinci sudah bisa makan sendiri. Kelinci muda < 4-4 bulan membutuhkan pakan hijau-hijauan 20% sedangkan kelinci > 4 bulan membutuhkan 60% pakan hijau-hijauan. Pemberian pakan konsentrat diberikan pada pagi hari jam 10.00 dan hijau-hijauan bisa diberikan pada jam 13.00-18.00.

Mengawinkan kelinci

Kelinci yang sudah berumur 6-12 bulan termasuk kelinci yang siap kawin. Ciri-cirinya adalah terlihat gelisah dan mencari-cari pejantan. Suka gosokkan dagu. Vulva (organ reproduksi) berwarna kemerahan dan basah. Apabila sudah seperti itu, kelinci bisa dikawinkan dengan dua cara, yaitu berkelompok atau berpasangan. Berkelompok dilakukan dengan satu pejantan dengan 5-10 betina dijadikan satu tempat. Sedangkan untuk yang berpasangan adalah dengan satu betina dan satu jantan berada dalam satu kandang. Ganti pejantan dengan yang lain bila tidak terjadi perkawinan. Sedikit catatan, bahwa masa berahi kelinci berlangsung antara 11-15 hari berulang selama 2 minggu. Sedangkan masa kehamilan terjadi selama 28-35 hari. Masa menyusui kelinci berlangsung selama 8 minggu. Kelinci betina masuk mas subur kembali setelah 2 minggu setelah melahirkan, dalam setahun bisa sampai 5 kali kehamilan dengan jumlah anak 4-12 ekor. Usia produktif kelinci bisa sampai 1-3 tahun.

Usia panen

Kelinci bisa dijual anakannya sebagai peliharaan ketika berusia > 2 bulan setelah disapih. Bila ingin dijual untuk pedaging, panen dapat dilakukan saat berusia 3,5 bulan atau bobotnya sudah 2-3 kg. Apabila menjual bibit atau calon indukan usahakan agar kelinci minimal berusia 10-12 bulan. Bibit dijual berdasarkan tingkat kesehatan dan kualitas indukan atau bibit.