Alasan Kamu Harus Menghindari Sinetron Menye-Menye Tak Mendidik

Sinteron menye-menye saat ini sudah meresahkan masyarakat. Sedikit demi sedikit banyak orang tua yang sadar bahwa menonton sinetron ini sama sekali tak memberikan manfaat dan hanya mendapatkan mudharat.

Namun rating tinggi yang didapatkan sinetron-sinetron ini membuat kaum kapitalis tetap produktif membuatnya. Masyarakat yang belum teredukasi jauh lebih besar dibandingkan masyarakat yang sudah teredukasi dan memiliki kesadaran.

Beberapa alasan dibawah ini akan membuatmu berpikir ulang apakah harus melanjutkan kebiasaan menonton sinetron tak mendidik setiap hari.

Mengajarkan Cinta yang Berlebihan

www.i1os.com

Sebut saja sinetron Anak Jalanan. Sinetron ini sering menunjukan adegan pacaran yang berlebihan untuk ukuran anak SMA. Mencium pipi, boncengan motor dengan mesra, dan pengungkapan cinta yang tidak pada tempatnya adalah hal yang dipertontonkan.

Mungkin kamu sebagai orang tua sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak.

Bagaimana dengan anak-anakmu yang masih duduk di bangku SD? Mereka menganggap bahwa gaya berpacaran seperti ini merupakan hal wajar.

Beberapa waktu lalu netizen dunia maya sempat dikejutkan dengan pasangan anak SD yang mengupload fotonya dan memberikan caption bahwa mereka meniru gaya Reva dan Boy.

Tokoh Antagonis Menghalalkan Segala Cara

entertainment.merahputih.com

Dalam setiap sinetron pasti ada tokoh antagonis yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Meskipun merekayasa, membohongi, mengadu domba, dan sebagainya.

Bahkan sering kali rekayasa tersebut tidak masuk akal dan dipaksakan. Sesuatu yang mustahil dibuat sangat mungkin dalam sinetron.

Menyuguhkan Adegan Kekerasan

www.youtube.com

Perkelahian antara tokoh antagonis dan protagonis menyuguhkan adegan kekerasan. Hal ini tidak layak di tonton oleh anak-anak. Mereka akan terbentuk pola pemikiran bahwa kekerasan dapat menyelesaikan permasalahan dengan cepat.

Padahal tak semua masalah dapat diselesaikan dengan kekerasan. Kekerasan justru akan menimbulkan masalah baru seperti sikap dendam, berurusan dengan polisi, dikeluarkan dari sekolah, dan sebagainya.

Jalan Cerita yang Dipaksakan

www.youtube.com

Ironinya tak sedikit sinetron yang menggunakan alur cerita dipaksakan. Terlebih jika sinetron tersebut memiliki rating tinggi. Konflik yang aneh dimunculkan agar cerita semakin panjang dan episode yang dibuat semakin banyak.

Tokoh-tokoh baru dimunculkan dengan konflik yang baru. Cerita semakin jauh dari benang merah cerita awal.

Sebagai contoh sinetron Tukang Bubur Naik Haji. Tokoh Tukang Bubur yang diperankan oleh Mat Solar diceritakan sudah meninggal sekian lama. Namun sinetron ini masih terus berlanjut dengan konflik yang terkesan dipaksakan.

Kapan Anak Belajar?

blog.umy.ac.id

Orang tua harus konsisten dengan aturan yang dibuatnya. Jika mengharuskan anak belajar dari habis maghrib sampai jam 9 malam, sudah semsetinya orang tua mendampingi anak belajar.

Saat tidak bisa mendampingi anak belajar, setidaknya orang tua tidak menonton televisi yang suaranya dapat mengganggu konsentrasi belajar anak. Pilih kegiatan yang tidak membuat gaduh seperti membaca majalah, menulis rencana, dan sebagainya.

Sinetron biasanya ditayangkan pada jam-jam anak belajar. Kalau anak dan orang tua sibuk menonton televisi, lalu kapan anak belajar? Matikan televisimu dan gantikan dengan kesibukan belajar.

Banyak kalangan yang berpendapat bahwa televisi banyak memberikan dampak buruk. Mungkin kamu setuju dengan pendapat ini dan memboikot televisi dari keluargamu.

Jika kamu kurang setuju dengan pendapat ini, setidaknya kamu harus selektif memilih tontonan televisi. Pilihlah tontonan yang mendidik dan memberikan pengetahuan.

Televisi memang cenderung membuat kita pasif. Oleh karena itu jangan berlebihan dalam menonton televisi. Terlebih kecanduan menonton sinetron-sinetron menye-menye.